Jakarta, Mata4.com – Di ranah media sosial, publik ramai memperbincangkan daftar 46 konglomerat yang disebut-sebut tertarik membeli surat utang atau Patriot Bonds milik Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Meski imbal hasil atau kupon obligasi ini hanya 2 persen, jauh di bawah Surat Utang Negara (SUN) yang menawarkan lebih dari 6 persen, para pengusaha besar dikabarkan tetap antusias.
Dikutip dari akun Instagram @profesor_saham, Selasa (30/9/2025), deretan nama-nama besar seperti Anthony Salim, Prajogo Pangestu, Sugianto Kusuma (Aguan), Franky Widjaja, Boy Thohir, James Riady, Tomy Winata, Dato Tahir, Budi Hartono, Hilmi Panigoro, Sukanto Tanoto, Sjamsul Nursalim, dan Arsjad Rasjid masuk dalam daftar tersebut. Total ada 46 pengusaha yang disebut berkomitmen terhadap instrumen ini.
Berdasarkan data per 19 September 2025, komitmen dari 46 pengusaha ini disebut mencapai Rp51,175 triliun, melampaui target awal yang dibidik BPI Danantara sebesar Rp50 triliun, atau oversubscribed.

Meski demikian, MD Global Relations and Governance Danantara Indonesia, Mohamad Al-Arief, menegaskan bahwa daftar 46 investor tersebut bukan informasi resmi dan hingga saat ini belum ada pengumuman resmi terkait Patriot Bonds. “Itu bukan informasi resmi, dan hingga saat ini tidak ada pengumuman yang dikeluarkan Danantara,” kata Al-Arief dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Al-Arief menjelaskan bahwa Patriot Bonds dipersiapkan melalui skema private placement, sehingga tidak ditawarkan kepada publik. Selain itu, partisipasi dalam instrumen ini bersifat sukarela. “Prinsip mendasar dari Patriot Bonds adalah partisipasi sukarela dan tanggung jawab bersama. Skema ini membuka kesempatan bagi kelompok usaha Indonesia untuk berkontribusi pada agenda pembangunan lintas generasi, sekaligus memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan jangka panjang masyarakat,” ujarnya.
Dia menambahkan, Danantara berkomitmen menjalankan mandat sebagai pengelola investasi negara dengan prinsip kehati-hatian, transparansi, dan tata kelola yang kuat. Inisiatif pembiayaan ini diarahkan untuk mendukung transformasi ekonomi jangka panjang, sekaligus memperkuat peran sektor swasta dalam pembangunan nasional.
Meskipun imbal hasil relatif rendah, Patriot Bonds dipandang sebagai instrumen strategis untuk melibatkan konglomerat Indonesia dalam agenda pembangunan berkelanjutan, menegaskan pentingnya peran swasta dalam menciptakan ekonomi nasional yang stabil dan berkelanjutan.
