Jakarta, Mata4.com — Sebanyak 50 negara dari berbagai kawasan dunia berkumpul di Jakarta untuk mengikuti pertemuan Friends of Creative Economy Meeting (FOCEM) 2025. Forum yang diinisiasi oleh Indonesia ini menjadi bagian dari upaya global untuk mendorong pengakuan, penguatan, dan pengembangan sektor ekonomi kreatif sebagai pilar pertumbuhan ekonomi masa depan yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis nilai budaya serta inovasi.
Pertemuan ini menjadi sangat strategis, mengingat saat ini banyak negara menghadapi tantangan ekonomi pascapandemi, transformasi digital yang cepat, serta tuntutan akan model ekonomi yang lebih ramah lingkungan dan berbasis kreativitas.
Indonesia Tegaskan Perlu Adanya Definisi Global Ekonomi Kreatif
Dalam pidato pembukaannya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia menekankan pentingnya membangun konsensus global terkait definisi ekonomi kreatif. Hal ini dianggap krusial untuk menciptakan pemahaman bersama lintas negara, sehingga kebijakan dan kerja sama dapat dirancang dengan dasar yang seragam.
“Ekonomi kreatif harus didefinisikan secara jelas agar negara-negara memiliki referensi yang sama dalam menyusun strategi pengembangan. Ini akan memudahkan harmonisasi kebijakan, pengukuran kontribusi, dan pemetaan peluang kerja sama,” ujar Menteri di hadapan para delegasi FOCEM di Jakarta Convention Center.
Definisi ini, menurutnya, harus mencakup lebih dari sekadar industri seni dan hiburan. Harus ada pengakuan terhadap kekuatan ide, kreativitas, teknologi, dan warisan budaya sebagai modal utama ekonomi masa depan.
Pembahasan Beragam Topik Penting: Dari HKI hingga Transformasi Digital
FOCEM 2025 membahas berbagai isu aktual dalam perkembangan ekonomi kreatif global. Beberapa topik yang menjadi fokus utama diskusi dan forum panel adalah:
- Penguatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sebagai pelindung utama ide kreatif dan inovasi
- Pembiayaan dan investasi untuk pelaku usaha kreatif, khususnya UMKM dan individu
- Pendidikan dan pengembangan talenta kreatif, termasuk kurikulum berbasis keterampilan digital dan desain
- Digitalisasi sektor kreatif, mulai dari platform distribusi digital hingga kecerdasan buatan (AI) dalam seni
- Pemberdayaan komunitas lokal, agar pelaku kreatif daerah mendapat akses pasar global
Diskusi melibatkan perwakilan pemerintah, akademisi, pelaku industri kreatif, serta organisasi internasional seperti UNCTAD, WIPO, dan UNESCO yang turut memberikan masukan berbasis riset dan kebijakan global.
Delegasi dan Negara Peserta
Sebanyak 50 negara dari berbagai benua mengirimkan perwakilan, baik dari kementerian ekonomi, budaya, industri kreatif, hingga perwakilan diplomatik. Di antara negara-negara yang hadir adalah:
- Inggris, Prancis, dan Jerman (Eropa)
- Korea Selatan dan Jepang (Asia Timur)
- Kenya, Nigeria, dan Afrika Selatan (Afrika)
- Brasil, Meksiko, dan Argentina (Amerika Latin)
- Australia dan Selandia Baru (Pasifik)
Negara-negara tersebut juga berbagi praktik baik mereka dalam membangun sektor ekonomi kreatif — mulai dari insentif pajak, pelatihan kreator muda, hingga kemitraan antara pemerintah dan swasta dalam pengembangan ekosistem kreatif.
Manfaat dan Posisi Indonesia
Sebagai inisiator FOCEM sejak 2018 dan tuan rumah tahun ini, Indonesia memanfaatkan momen ini untuk memperkuat perannya sebagai pemimpin kawasan dalam pengembangan ekonomi kreatif. Dalam berbagai sesi, Indonesia menampilkan potensi industri kreatif lokal, mulai dari fesyen etnik, seni pertunjukan, gim digital, hingga kuliner tradisional.
Data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan bahwa:
- Ekonomi kreatif menyumbang lebih dari Rp1.400 triliun ke PDB nasional
- Menyerap lebih dari 20 juta tenaga kerja di seluruh Indonesia
- Tiga subsektor utama: kuliner, fesyen, dan kriya
- Ekspor produk kreatif Indonesia terus meningkat, terutama ke pasar ASEAN dan Timur Tengah
Hasil yang Diharapkan: Jakarta Declaration
Pertemuan ini ditutup dengan rencana penyusunan Jakarta Declaration on Global Creative Economy, yakni dokumen deklaratif yang berisi:
- Kesepakatan definisi global ekonomi kreatif
- Prinsip kerja sama lintas negara dalam perlindungan dan pengembangan sektor kreatif
- Rekomendasi kebijakan untuk pemerintah, organisasi internasional, dan sektor swasta
- Komitmen untuk mendirikan Global Creative Economy Data Center, pusat data ekonomi kreatif lintas negara
Deklarasi ini ditargetkan untuk diadopsi pada sesi tingkat menteri dan dibawa ke forum multilateral seperti G20, ASEAN, dan PBB sebagai bentuk dukungan terhadap pengarusutamaan ekonomi kreatif secara global.
Kesimpulan
Dengan keterlibatan 50 negara dan fokus pada definisi serta kolaborasi strategis, Friends of Creative Economy Meeting (FOCEM) 2025 menandai komitmen bersama dalam menjadikan ekonomi kreatif sebagai penggerak ekonomi dunia yang inklusif dan berkelanjutan. Indonesia, sebagai tuan rumah dan pelopor, memainkan peran penting dalam membentuk masa depan industri kreatif global dan menegaskan bahwa kreativitas adalah aset ekonomi masa depan yang harus diakui dan didukung bersama.

