Jakarta, Mata4.com — Menteri Agama (Menag) menegaskan bahwa puluhan pesantren di berbagai wilayah Indonesia berada dalam kondisi rawan dan membutuhkan rehabilitasi segera. Pernyataan tersebut disampaikan Menag dalam rapat koordinasi bersama jajaran Kementerian Agama dan pemangku kepentingan terkait pada Senin (25/11).
Menurut Menag, kondisi rawan yang ditemukan meliputi bangunan yang sudah tua, fasilitas yang tidak memadai, dan risiko keselamatan bagi para santri. “Kami telah melakukan pemetaan dan menemukan sejumlah pesantren membutuhkan perhatian khusus, baik dari sisi fisik maupun sarana-prasarana. Rehabilitasi harus segera dilakukan demi keselamatan santri dan kelancaran proses pendidikan,” ujarnya.
Prioritas Rehabilitasi dan Kerja Sama
Kementerian Agama menyatakan bahwa program rehabilitasi ini akan dilakukan secara bertahap dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga donor, serta pihak swasta yang peduli terhadap pendidikan pesantren. Menag menekankan pentingnya langkah cepat, terutama untuk pesantren yang berada di wilayah rawan bencana atau memiliki bangunan yang sudah tidak layak.
“Rehabilitasi bukan hanya soal memperbaiki bangunan, tetapi juga memastikan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan nyaman bagi seluruh santri,” tambah Menag. Program ini juga akan mencakup perbaikan ruang belajar, fasilitas sanitasi, listrik, dan sarana umum lainnya agar kualitas pendidikan di pesantren meningkat.
Kondisi Pesantren di Indonesia
Data Kementerian Agama menunjukkan bahwa terdapat ratusan pesantren di Indonesia yang sudah berusia puluhan tahun. Beberapa di antaranya memiliki bangunan yang rawan roboh atau fasilitas yang sudah tidak memenuhi standar keselamatan. Puluhan pesantren ini tersebar di berbagai provinsi, termasuk wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan, yang menjadi prioritas rehabilitasi.
Selain masalah fisik, beberapa pesantren juga menghadapi keterbatasan fasilitas pendukung pendidikan, seperti ruang kelas yang sempit, sarana ibadah yang kurang memadai, dan sanitasi yang terbatas. Kondisi ini menjadi perhatian serius Kementerian Agama karena berpotensi memengaruhi keselamatan dan kenyamanan para santri.
Dampak bagi Santri dan Masyarakat
Rehabilitasi pesantren diharapkan dapat meningkatkan keselamatan dan kenyamanan santri, sekaligus menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Dengan fasilitas yang memadai, santri dapat fokus pada pengembangan akademik dan spiritual.
Pengamat pendidikan menilai bahwa langkah pemerintah ini penting untuk menjaga kualitas pendidikan pesantren di Indonesia. “Pesantren merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Memperbaiki fasilitas akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman, sehat, dan produktif,” kata Dr. Rizky Hidayat, pengamat pendidikan dari Universitas Islam Negeri Jakarta.
Selain itu, masyarakat luas juga akan merasakan manfaatnya. Pesantren yang aman dan nyaman dapat mendukung keberlangsungan pendidikan agama, membentuk karakter santri, dan menumbuhkan generasi muda yang kompeten dan religius.
Strategi Jangka Panjang
Kementerian Agama menargetkan rehabilitasi dilakukan secara bertahap, dengan prioritas pada pesantren yang paling rawan. Program ini diharapkan tidak hanya memperbaiki fisik bangunan, tetapi juga meningkatkan kualitas pendidikan, sarana pendukung, dan keselamatan santri secara menyeluruh.
Menag juga menekankan perlunya pengawasan rutin dan pemeliharaan berkelanjutan, agar kondisi pesantren tetap terjaga dalam jangka panjang. Pemerintah berharap kerja sama dengan pemerintah daerah, pihak swasta, dan lembaga donor dapat mempercepat proses rehabilitasi dan menjangkau lebih banyak pesantren di seluruh Indonesia.
Dengan langkah-langkah ini, Kementerian Agama berharap pesantren-pesantren di Indonesia dapat beroperasi dengan aman dan optimal, mendukung pengembangan akademik dan spiritual santri, serta memperkuat kontribusi pendidikan keagamaan bagi masyarakat luas.

