Sleman, Yogyakarta – 19 Juli 2025 — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebut Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Kalurahan Sinduadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, DIY, sebagai salah satu model koperasi desa yang ideal dan terbaik di Indonesia. Hal ini disampaikannya saat meninjau langsung kesiapan KDMP Sinduadi menjelang peluncuran nasional oleh Presiden Joko Widodo.
KDMP Sinduadi menjadi salah satu dari tiga koperasi desa percontohan nasional yang akan diresmikan secara serentak, sebagai bagian dari program besar pemerintah dalam memperkuat kemandirian ekonomi desa, mewujudkan ketahanan pangan, dan melawan praktik perdagangan yang tidak adil.
Apa Itu KDMP?
Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) adalah program nasional berbasis komunitas yang didesain untuk:
- Memotong rantai distribusi pangan dari petani langsung ke konsumen.
- Menyediakan fasilitas cold storage, pusat logistik mikro, dan toko koperasi.
- Menjadi pusat ekonomi desa yang tangguh dan mandiri.
- Meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku UMKM melalui sistem koperasi berbasis teknologi.
Di Kalurahan Sinduadi, KDMP dibangun di atas lahan strategis dan dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan modern, area jual-beli langsung (toko koperasi), serta pusat pelatihan digitalisasi koperasi. Total investasi mencapai sekitar Rp700 juta, didukung oleh swadaya, pinjaman lunak, dan dana koperasi.
Pujian Menko Perekonomian: “Contoh Nyata Transformasi Ekonomi Desa”
Dalam sambutannya, Menko Airlangga menyampaikan bahwa KDMP Sinduadi merupakan representasi keberhasilan pendekatan kolaboratif antara pemerintah, pelaku koperasi, dan komunitas lokal.
“Koperasi ini bukan hanya menjual produk, tapi membangun sistem ekonomi baru di desa. KDMP Sinduadi adalah model ideal dan terbaik, karena berhasil memadukan pengelolaan koperasi modern, teknologi, dan pemberdayaan masyarakat,” ujarnya di hadapan pengurus dan warga.
Dukungan Pemerintah dan Arah Kebijakan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bekerja sama dengan Kemenkop UKM, Kemendes PDTT, dan Pemkab Sleman untuk menjadikan KDMP sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) bidang pemberdayaan desa. Pemerintah juga menargetkan 514 KDMP akan berdiri di seluruh Indonesia hingga akhir 2026.
KDMP Sinduadi juga menjadi pilot project dalam sistem:
- Digitalisasi koperasi dan transaksi
- Pencatatan stok dan logistik berbasis cloud
- Pelatihan pengelolaan koperasi secara profesional
- Akses pembiayaan inklusif melalui BUMDesa dan bank mitra
Dampak & Harapan
Dengan hadirnya KDMP, diharapkan:
- Harga hasil tani lebih stabil dan menguntungkan petani.
- Konsumen di desa mendapatkan akses bahan pangan murah dan sehat.
- Praktik tengkulak dan spekulasi harga bisa ditekan.
- Ekonomi desa tumbuh inklusif dan berkelanjutan.
Bupati Sleman, Harda Kiswaya, menambahkan bahwa KDMP Sinduadi akan menjadi simbol desa maju dan berdaulat secara ekonomi. “Kami ingin Sleman bukan hanya sebagai lumbung pertanian, tapi juga pusat koperasi modern,” ujarnya.
KDMP Sinduadi Sleman bukan sekadar koperasi, melainkan ikon baru ekonomi berbasis komunitas yang dikelola secara modern, profesional, dan berkelanjutan. Pujiannya sebagai model ideal dari Menko Perekonomian menunjukkan bahwa Indonesia kini serius membangun ekonomi desa dari bawah, bukan hanya dengan anggaran, tapi juga dengan sistem dan sinergi.
