Internasional – Kasus pasien koma yang berlangsung dalam jangka panjang selalu menyita perhatian publik dan komunitas medis global. Salah satu yang paling menyentuh adalah kisah Pangeran Alwaleed bin Khalid bin Talal Al Saud dari Arab Saudi, yang telah berada dalam kondisi koma selama lebih dari 20 tahun. Kisahnya menjadi simbol harapan dan keteguhan hati keluarga dalam menghadapi cobaan panjang.
Fenomena koma jangka panjang bukan hal yang umum dalam dunia medis, namun bukan pula sesuatu yang mustahil. Sejumlah pasien di berbagai belahan dunia tercatat mengalami koma hingga bertahun-tahun lamanya, dengan beberapa di antaranya menunjukkan tanda-tanda kesadaran setelah waktu yang begitu lama.
Kisah Pangeran Alwaleed bin Khalid: “Sleeping Prince” dari Arab Saudi
Pangeran Alwaleed bin Khalid mengalami kecelakaan mobil parah pada tahun 2005 saat masih remaja. Cedera otak traumatis yang dideritanya membuatnya jatuh koma sejak saat itu. Selama dua dekade, keluarga kerajaan Arab Saudi tetap merawatnya di rumah sakit dengan penuh perhatian, bahkan memanggilnya dengan panggilan haru: “The Sleeping Prince”.
Ibunda Pangeran, Putri Mona binti Mohammed, secara rutin membagikan kondisi anaknya melalui media sosial, memperlihatkan betapa sang pangeran masih mendapatkan perawatan intensif dan penuh kasih. Beberapa kali ia dikabarkan menunjukkan sedikit gerakan refleks, seperti menggerakkan jari saat mendengar suara atau menyentuh tangan anggota keluarga, meski belum menunjukkan kesadaran penuh.
“Kami percaya bahwa keajaiban bisa terjadi kapan saja. Doa dan harapan kami tak pernah surut,” tulis ibunda Alwaleed di akun X (Twitter)-nya.
Meski banyak ahli medis meragukan kemungkinan kesembuhan total dari koma selama ini, keluarga tetap teguh menjaga harapan.
Kasus Lain: Koma Puluhan Tahun yang Menginspirasi
Selain Alwaleed, berikut beberapa kasus serupa yang menunjukkan ketangguhan manusia dan keajaiban medis:
- Terry Wallis (Amerika Serikat)
Terry mengalami kecelakaan mobil pada 1984 dan berada dalam kondisi koma selama 19 tahun. Ia mengejutkan dunia medis ketika pada tahun 2003 tiba-tiba mulai berbicara, menyebut nama keluarga, dan mengenali orang di sekitarnya. Kasusnya menjadi subjek penelitian tentang neuroplastisitas otak. - Edwarda O’Bara (Amerika Serikat)
Edwarda jatuh koma sejak 1970 saat berusia 16 tahun karena komplikasi diabetes. Ia tetap dalam kondisi vegetatif selama 42 tahun hingga wafat pada 2012. Sang ibu, Kaye O’Bara, setia merawatnya tanpa menyerah selama lebih dari empat dekade. - Jean-Dominique Bauby (Prancis)
Editor majalah Elle ini tidak koma total, tetapi mengalami sindrom terkunci (locked-in syndrome) akibat stroke. Ia hanya bisa menggerakkan mata kirinya, namun berhasil menulis memoar “The Diving Bell and the Butterfly” dengan metode mengeja kata per huruf menggunakan kedipan. Kisahnya difilmkan dan menyentuh dunia.
Apa Itu Koma? Bagaimana Peluang Sembuhnya?
Koma adalah kondisi hilangnya kesadaran dalam waktu panjang akibat cedera otak, stroke, infeksi, atau gangguan metabolik. Pasien koma tidak dapat dibangunkan dan tidak merespons lingkungan dengan cara normal.
Dalam dunia medis, terdapat beberapa tahapan dari koma:
- Koma akut: berlangsung singkat (beberapa hari hingga minggu).
- Vegetative state: tidak sadar, tapi bisa membuka mata dan melakukan gerakan refleks.
- Minimally conscious state: ada tanda kesadaran terbatas.
- Locked-in syndrome: sadar penuh tapi tidak dapat bergerak atau berbicara.
Peluang sembuh bergantung pada penyebab, durasi koma, usia, dan kondisi neurologis pasien. Semakin lama koma berlangsung, biasanya semakin kecil peluang untuk pulih total. Namun, kasus-kasus seperti Terry Wallis dan Alwaleed menunjukkan bahwa harapan tetap ada.
Etika dan Tantangan Merawat Pasien Koma
Merawat pasien koma bertahun-tahun memerlukan sumber daya besar, ketahanan mental, dan keyakinan kuat dari keluarga. Di sejumlah negara, muncul perdebatan etika mengenai batas perawatan dan keputusan medis ketika peluang kesadaran sangat kecil.
Di sisi lain, beberapa keluarga tetap memilih untuk terus merawat dengan penuh cinta, seperti yang dilakukan oleh keluarga Pangeran Alwaleed.
“Kami tidak pernah berpikir untuk menyerah. Selama ia masih hidup, kami percaya ia masih bisa kembali,” ujar kerabat kerajaan seperti dilansir media Arab lokal.
Kisah pasien koma bertahun-tahun seperti yang dialami Pangeran Alwaleed menjadi refleksi dari kekuatan cinta, pengharapan, dan kemajuan dunia medis. Meski kemungkinan pemulihan total mungkin kecil, namun semangat keluarga dan kisah seperti ini selalu menjadi pengingat bahwa keajaiban bisa terjadi — bahkan setelah puluhan tahun dalam diam.
