Magelang, 23 Juli 2025 – Dalam momen bersejarah dan penuh makna di kawasan Akademi Militer (Akmil) Magelang, Menteri Pertahanan RI sekaligus Presiden Terpilih 2024, Prabowo Subianto, menyampaikan pesan kuat dan menyentuh hati kepada sekitar 2.000 perwira muda lulusan TNI dan Polri. Dalam pidato kenegaraannya, Prabowo menekankan pentingnya pengabdian kepada rakyat, menjadikan rakyat sebagai poros utama dari segala tugas dan tanggung jawab prajurit.
“Jadilah tentara dan polisi rakyat. Rakyatlah yang harus kalian lindungi, kalian bela. Jangan pernah merasa lebih tinggi dari rakyat. Tanpa rakyat, kalian bukan siapa-siapa,” ujar Prabowo dengan nada tegas namun mengandung empati mendalam. Tepuk tangan bergema memenuhi lapangan upacara, disambut dengan sorot mata penuh semangat dari para perwira muda yang baru saja dilantik.
Upacara Gabungan: Simbol Persatuan TNI-Polri
Acara pelantikan yang mempertemukan lulusan Akmil, AAL, AAU, dan Akpol ini merupakan tradisi tahunan yang dirancang untuk memperkuat semangat sinergitas antara TNI dan Polri. Di bawah langit cerah Magelang, ribuan prajurit muda dari tiga matra TNI dan kepolisian berdiri tegap, bersatu dalam tekad mengabdi kepada ibu pertiwi.
Prabowo menyampaikan bahwa di era modern ini, tantangan bangsa semakin kompleks, mulai dari ancaman siber, perang asimetris, krisis energi, konflik teritorial, hingga disintegrasi sosial akibat informasi yang menyesatkan. Dalam konteks itu, aparat pertahanan dan keamanan tidak bisa bekerja sendiri-sendiri.
“Kalian satu tubuh, satu semangat, satu sumpah. Tidak ada lagi ‘kami’ dan ‘mereka’ antara TNI dan Polri. Yang ada adalah kita—anak-anak bangsa yang siap menjaga negeri ini, apapun risikonya,” kata Prabowo lantang.
Mengembalikan Roh Tentara Rakyat
Sebagai mantan Komandan Jenderal Kopassus dan tokoh militer senior, Prabowo menekankan bahwa prajurit dan aparat negara bukan hanya penegak perintah, tetapi juga pelayan dan pelindung rakyat. Ia mengingatkan bahwa kekuatan sejati bukan berasal dari pangkat atau seragam, tetapi dari kerendahan hati dan kesetiaan terhadap rakyat.
“Pangkat itu bukan kehormatan, itu adalah amanah. Dan amanah itu tidak datang dari atasan kalian, tapi dari rakyat. Dari petani yang memberi makan kalian, dari nelayan yang menyambut kalian di pelabuhan, dari guru yang mendidik kalian di desa-desa,” tuturnya dengan penuh rasa hormat.
Penghormatan untuk Orang Tua dan Pengorbanan Keluarga
Dalam satu segmen penuh haru, Prabowo meminta para perwira muda untuk menundukkan kepala dan mengenang jasa orang tua mereka. “Mereka yang mengantarkan kalian ke titik ini dengan air mata, dengan doa, dengan cucuran keringat. Jangan pernah lupakan itu,” ujarnya sambil terdiam sejenak, memberi ruang untuk keheningan yang menyentuh seluruh hadirin.
Ribuan pasang mata para orang tua yang hadir di tribun tamu tak kuasa menahan air mata, melihat anak-anak mereka kini resmi menjadi perwira negara.
Mendorong Profesionalisme dan Etika Moral
Dalam pidatonya yang berdurasi hampir 40 menit, Prabowo juga menekankan pentingnya profesionalisme dalam bertugas. “Ilmu kalian akan diuji. Moral kalian akan diuji. Godaan akan datang dari segala arah. Tapi ingat, kehormatan seorang perwira bukan hanya di medan perang, tetapi saat ia bisa menolak hal-hal yang mengkhianati sumpah jabatannya.”
Prabowo juga mengajak para perwira muda untuk terus belajar, terbuka terhadap inovasi teknologi, serta tidak terpaku pada dogma lama. Ia menyebutkan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan zaman agar TNI dan Polri tidak tertinggal dalam menjaga kedaulatan nasional.
Komitmen Reformasi Pertahanan
Sebagai Menteri Pertahanan sekaligus pemimpin masa depan bangsa, Prabowo menegaskan kembali komitmennya terhadap modernisasi militer Indonesia. Ia menyebut rencana jangka panjang untuk memperkuat alutsista, meningkatkan kesejahteraan prajurit, memperbaiki sistem pelatihan, dan memperluas kerja sama pertahanan global dengan tetap menjaga prinsip kedaulatan.
“Negara ini terlalu besar untuk dijaga dengan semangat kecil. Kita butuh prajurit besar, dengan jiwa besar, dengan keberanian, dan cinta tanah air yang tak bisa dibeli,” ujarnya dengan penuh semangat.
Respon Para Perwira Muda dan Publik
Salah satu lulusan terbaik dari Akademi Angkatan Laut, Letda (P) Raisa Amanda, menyebut pidato Prabowo sebagai motivasi yang membekas. “Bapak Prabowo tidak hanya memberi arahan militer, tetapi juga nasihat kehidupan. Kami merasa siap bukan hanya menjadi prajurit, tetapi menjadi pelindung rakyat yang sejati,” ujarnya.
Media sosial pun ramai membicarakan pidato tersebut. Banyak warganet menyoroti sisi emosional, nasionalisme, dan pendekatan humanis yang ditonjolkan oleh Prabowo. Beberapa menyebutnya sebagai “pidato pemimpin rakyat yang sesungguhnya.”
Kesimpulan: Panggilan Batin bagi Perwira Sejati
Pesan Prabowo kepada 2.000 perwira muda bukan sekadar amanat protokoler. Ini adalah panggilan batin—sebuah peringatan sekaligus dorongan untuk menjadi bagian dari militer dan kepolisian yang dicintai, dipercaya, dan menyatu dengan rakyat.
Di tengah dunia yang semakin kompleks dan hubungan antara negara dan rakyat yang kian dinamis, tentara dan polisi masa depan tidak lagi bisa hanya bersandar pada kekuatan senjata, tetapi juga pada kepekaan sosial, moralitas tinggi, dan kedekatan yang tulus dengan masyarakat.
Seperti yang Prabowo tegaskan, “Jika kalian dekat dengan rakyat, maka kalian akan disayang rakyat. Dan jika kalian disayang rakyat, maka kalian tak terkalahkan.”
