Jakarta, 24 Juli 2025 — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan performa gemilang pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (24/7). IHSG menguat signifikan sebesar 1,08% atau naik sekitar 80 poin, hingga berhasil menembus level psikologis 7.500, dan ditutup di posisi 7.523. Ini merupakan pencapaian tertinggi IHSG sejak awal tahun, sekaligus menjadi sinyal kuat bahwa pasar mulai kembali diliputi optimisme setelah beberapa waktu bergerak terbatas.
Kinerja Positif Berbagai Sektor
Penguatan IHSG hari ini ditopang oleh kinerja solid di sejumlah sektor utama, khususnya sektor keuangan, energi, barang baku, serta infrastruktur. Saham-saham blue chip menjadi motor penggerak indeks. Beberapa di antaranya adalah:
- BBCA (Bank Central Asia) naik 1,3% ke Rp9.850
- TLKM (Telkom Indonesia) menguat 1,6% ke Rp4.330
- ASII (Astra International) naik 1,9%
- ADRO (Adaro Energy) melonjak 3,5% seiring kenaikan harga batu bara
Kenaikan harga komoditas global seperti batu bara dan minyak sawit mentah (CPO) juga memberikan sentimen positif, khususnya terhadap saham-saham berbasis sumber daya alam. Hal ini menjadi dorongan tambahan bagi sektor energi dan bahan baku yang hari ini mencatatkan kenaikan rata-rata di atas 1%.
Dukungan dari Investor Asing
Partisipasi investor asing juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hari ini tercatat aksi beli bersih (net buy) asing sebesar Rp520 miliar di seluruh pasar. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor global terhadap prospek perekonomian Indonesia yang dinilai tetap tangguh di tengah gejolak eksternal.
Faktor-Faktor Pendorong Penguatan IHSG
Beberapa faktor utama yang mendorong lonjakan IHSG hari ini antara lain:
1. Stabilitas Makroekonomi Domestik
Rilis data ekonomi nasional terbaru menunjukkan kondisi yang stabil dan cenderung membaik. Inflasi bulan Juni tercatat rendah di kisaran 2,7% secara tahunan (yoy), sementara neraca perdagangan mencatatkan surplus sebesar USD 3,2 miliar. Hal ini memperkuat persepsi bahwa fondasi ekonomi Indonesia tetap solid.
2. Sikap Bank Sentral AS yang Lebih Dovish
Pasar global merespons positif pernyataan terbaru dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang menyatakan bahwa suku bunga kemungkinan besar akan dipertahankan, atau bahkan mulai dipangkas pada kuartal keempat 2025. Hal ini membuat arus modal kembali masuk ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
3. Ekspektasi Kinerja Emiten yang Cerah
Menjelang musim laporan keuangan semester I/2025, pelaku pasar mulai mengantisipasi hasil yang kuat dari berbagai emiten, terutama sektor perbankan, energi, dan telekomunikasi. Beberapa analis memproyeksikan pertumbuhan laba bersih sektor perbankan bisa mencapai dua digit berkat stabilitas suku bunga dan pertumbuhan kredit yang solid.
4. Stabilitas Politik dan Sentimen Pemilu
Dengan mendekatnya Pemilu 2026, pelaku pasar mulai mencermati dinamika politik nasional. Namun, hingga saat ini, situasi politik dinilai kondusif dan minim gejolak, yang menjadi salah satu faktor penenang pasar.
Analisis Teknis dan Prospek Ke Depan
Dari sisi teknikal, penguatan hari ini membuat IHSG berhasil menembus resistance penting di level 7.500. Level ini sebelumnya menjadi titik psikologis yang sulit ditembus selama beberapa bulan terakhir. Jika tren penguatan berlanjut, analis memperkirakan IHSG berpotensi menuju area 7.600–7.650 dalam jangka pendek.
Namun demikian, pelaku pasar juga perlu mewaspadai potensi koreksi teknikal setelah penguatan tajam. Level 7.500 kini akan diuji sebagai support baru dalam beberapa hari mendatang. Volatilitas pasar global, termasuk perkembangan geopolitik dan harga komoditas, tetap menjadi faktor eksternal yang harus diantisipasi.
Tanggapan Pelaku Pasar
Beberapa pelaku pasar menyambut penguatan IHSG dengan optimisme. Direktur Investasi PT XYZ Asset Management, Rina Hartati, mengatakan:
“Kenaikan IHSG hari ini mencerminkan sentimen positif yang mulai konsisten. Investor mulai merespons data ekonomi yang kuat dan ekspektasi bahwa tekanan global mulai mereda. Kami melihat potensi lanjutan penguatan, terutama jika laporan keuangan emiten semester I nanti solid.”
Sementara itu, analis pasar modal dari Mirae Asset Sekuritas menambahkan bahwa level 7.500 merupakan milestone penting, dan sinyal bahwa pasar saham Indonesia mulai memasuki fase bull market jangka menengah.
Kesimpulan
Kenaikan IHSG sebesar 1,08% dan tembusnya level 7.500 menjadi momentum positif yang patut diperhatikan. Dengan dukungan data ekonomi yang stabil, aliran dana asing yang kembali masuk, serta ekspektasi kinerja emiten yang membaik, IHSG berpeluang melanjutkan tren positifnya.
Namun, pelaku pasar tetap disarankan untuk berhati-hati dan disiplin dalam mengambil keputusan investasi, mengingat dinamika pasar global yang masih bisa berubah sewaktu-waktu.
