Jakarta, 25 Juli 2025 – Pemerintah Indonesia kini tengah menjadi sorotan media asing akibat tingginya angka pengangguran, terutama di kalangan generasi muda. Media internasional seperti Aljazeera menyoroti fakta bahwa sekitar 16% pemuda Indonesia berusia 15 hingga 24 tahun masih menganggur, jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam yang angkanya hanya sekitar 8%. Kondisi ini menimbulkan perhatian global dan mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah strategis guna mengatasi masalah tersebut.
Sorotan Media Asing terhadap Pengangguran Generasi Muda
Dalam laporan khusus yang dirilis beberapa waktu lalu, media internasional menyoroti fakta bahwa pengangguran di kalangan generasi Z Indonesia sangat tinggi, mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Banyak pemuda yang kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi dan pendidikan mereka, meskipun Indonesia memiliki jumlah angkatan kerja muda yang besar.
Kondisi ini diperparah dengan tantangan ketidakcocokan antara dunia pendidikan dan kebutuhan pasar kerja, serta kurangnya kesempatan kerja yang merata di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil dan wilayah dengan infrastruktur yang masih berkembang.
Respon dan Komitmen Pemerintah Indonesia
Menanggapi sorotan tersebut, pemerintah Indonesia melalui Deputi Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Presiden, Noudhy Valdryno, menegaskan bahwa pemerintah menyadari masalah ini dan tengah fokus pada program-program strategis yang mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
Program-program tersebut merupakan bagian dari agenda prioritas pemerintah, termasuk 8 Asta Cita, 17 program prioritas, dan 8 program hasil terbaik cepat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Beberapa program yang sudah berjalan di antaranya adalah pemberian makanan bergizi gratis untuk mendukung kesejahteraan keluarga serta pengembangan Koperasi Desa Merah Putih yang bertujuan membuka peluang usaha di tingkat desa.
“Pemerintah berkomitmen untuk tidak hanya menciptakan lapangan kerja di pusat-pusat kota besar, tetapi juga di wilayah pedesaan yang selama ini sering tertinggal dalam hal akses pekerjaan,” ujar Noudhy.
Strategi Jangka Panjang Pemerintah dalam Menekan Angka Pengangguran
Selain program-program sosial, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan di hadapan DPR RI pada rapat paripurna tanggal 15 Juli 2025, bahwa pemerintah sedang mengintensifkan penguatan program penyelarasan antara pendidikan dan dunia usaha, atau yang dikenal dengan konsep link & match. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia usaha.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025, jumlah pengangguran mencapai 7,28 juta orang, dengan sekitar 1,01 juta di antaranya merupakan lulusan perguruan tinggi. Data ini menjadi alarm bahwa pendidikan tinggi belum sepenuhnya menjamin penyerapan tenaga kerja yang optimal.
Sri Mulyani juga menekankan pentingnya pengembangan sektor pengolahan manufaktur dan pertanian sebagai penopang utama penyerapan tenaga kerja. Pemerintah berupaya memberikan insentif dan dukungan agar sektor-sektor tersebut dapat berkembang dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Tantangan yang Masih Harus Diatasi
Meskipun berbagai program telah dijalankan, pemerintah masih menghadapi tantangan besar dalam mengurangi angka pengangguran, terutama di daerah-daerah yang masih kekurangan infrastruktur dan akses pendidikan berkualitas. Perbedaan kualitas pendidikan dan kesempatan kerja antara kota besar dan daerah pedalaman menjadi hambatan utama dalam pemerataan lapangan kerja.
Selain itu, adaptasi terhadap teknologi dan tren ekonomi digital juga menjadi tantangan tersendiri bagi angkatan kerja muda agar tetap kompetitif di pasar global. Pemerintah perlu mengintensifkan pelatihan vokasi dan keterampilan digital agar para pencari kerja siap menghadapi perubahan zaman.
Harapan dan Langkah ke Depan
Pemerintah berharap agar implementasi program-program yang ada dapat berjalan efektif dengan dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah, dunia usaha, serta masyarakat luas. Sinergi yang baik diharapkan dapat mempercepat penciptaan lapangan kerja baru dan menurunkan angka pengangguran secara signifikan.
Selain itu, edukasi kepada generasi muda mengenai peluang karier di berbagai sektor dan pentingnya pengembangan keterampilan juga akan menjadi fokus agar mereka lebih siap memasuki dunia kerja.
“Penanganan pengangguran adalah tugas bersama yang harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Kami yakin dengan strategi yang tepat, angka pengangguran di Indonesia dapat ditekan dan kualitas tenaga kerja semakin meningkat,” ujar Sri Mulyani.
