
Jakarta, Mata4.com — Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, Bank Mandiri (BMRI) bukan hanya dikenal karena kekuatan fundamental dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional, tetapi juga karena komitmennya dalam memberikan keuntungan langsung kepada para pemegang saham melalui pembagian dividen tunai.
Selama bertahun-tahun, Bank Mandiri menjadi incaran investor—bukan hanya karena prospek pertumbuhannya, tetapi juga karena konsistensi pembagian dividennya yang stabil, bahkan cenderung meningkat. Tahun 2024 menjadi bukti terbaru bagaimana Mandiri “memanjakan” para investornya.
Sejarah Dividen Bank Mandiri: Konsistensi di Tengah Tantangan
Dalam lima tahun terakhir, Bank Mandiri secara rutin menetapkan dividend payout ratio (DPR) di kisaran 60% dari laba bersih tahunannya. Ini menunjukkan keseimbangan yang cerdas antara pembagian keuntungan ke pemegang saham dan investasi kembali ke dalam bisnis.
Berikut beberapa rekam jejak dividen Bank Mandiri dalam beberapa tahun terakhir:
- Tahun Buku 2022
- Laba bersih: ± Rp 41,2 triliun
- Dividen: ± Rp 24,7 triliun
- Payout Ratio: 60%
- Tahun Buku 2023
- Laba bersih: Rp 55,06 triliun
- Dividen: Rp 33,03 triliun
- Payout Ratio: 60%
Dari data ini saja, terlihat bagaimana Bank Mandiri meningkatkan nilai dividen seiring pertumbuhan laba bersih. Meski tetap menggunakan DPR yang sama, kenaikan laba membuat jumlah dividen meningkat signifikan.
Kejutan Tahun Buku 2024: Dividen Melonjak, Investor Tersenyum
Momen penting terjadi pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 25 Maret 2025. Dalam rapat tersebut, pemegang saham menyetujui keputusan mengejutkan namun menggembirakan: menaikkan payout ratio menjadi 78% dari laba bersih tahun 2024.
Angka ini merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. Hasilnya?
- Laba bersih 2024: Rp 55,78 triliun
- Dividen yang dibagikan: Rp 43,51 triliun
- Dividen per saham: sekitar Rp 466 per saham
Bandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya Rp 33,03 triliun. Kenaikan ini bukan hanya mencerminkan laba yang tetap solid, tetapi juga menunjukkan kepercayaan manajemen terhadap kondisi keuangan dan prospek jangka panjang perusahaan.
Dividend yield yang dihasilkan dari pembagian ini pun mencapai sekitar 9,8–10% berdasarkan harga saham Rp 4.740 pada hari pengumuman dividen. Ini adalah angka yang sangat kompetitif, bahkan untuk ukuran perusahaan-perusahaan blue-chip di kawasan Asia Tenggara.
Apa yang Melatarbelakangi Kenaikan Payout Ratio?
Kebijakan menaikkan DPR hingga 78% tidak datang tanpa alasan. Beberapa faktor yang memengaruhi keputusan ini antara lain:
- Posisi keuangan yang sangat solid: Rasio kecukupan modal (CAR) dan likuiditas Bank Mandiri berada di atas ketentuan regulator.
- Minimnya kebutuhan ekspansi besar dalam jangka pendek: Memberi ruang untuk distribusi laba lebih besar.
- Arahan dari pemegang saham mayoritas (pemerintah) yang memiliki peran strategis dalam menentukan arah kebijakan dividen perusahaan BUMN.

www.service-ac.id
Proyeksi Dividen Tahun Buku 2025: Apakah Tren Naik Berlanjut?
Dengan berakhirnya semester I 2025, para analis dan investor mulai menghitung-hitung potensi dividen tahun depan. Apakah Bank Mandiri akan kembali membagikan dividen jumbo seperti tahun buku 2024?
Mari simulasikan dua skenario:
Skenario 1 – DPR Kembali ke 60%
Jika Bank Mandiri kembali ke tradisi konservatif:
- Estimasi laba bersih: Rp 56–58 triliun
- Payout Ratio: 60%
- Total dividen: Rp 33–35 triliun
- Dividen per saham: Rp 350–380
Skenario 2 – DPR Tetap 78%
Jika Bank Mandiri mempertahankan kebijakan progresif:
- Estimasi laba bersih: Rp 56–58 triliun
- Payout Ratio: 78%
- Total dividen: Rp 43–45 triliun
- Dividen per saham: Rp 460–480
Faktor eksternal seperti stabilitas ekonomi makro, arah suku bunga, dan arahan pemerintah terhadap BUMN akan berperan penting dalam menentukan besaran dividen di tahun mendatang
Ringkasan Data Historis dan Proyeksi Dividen Bank Mandiri
Tahun Buku | Laba Bersih | Payout Ratio | Total Dividen | Dividen per Saham |
---|---|---|---|---|
2022 | Rp 41,2 T | 60% | Rp 24,7 T | ~Rp 265–280 |
2023 | Rp 55,06 T | 60% | Rp 33,03 T | ~Rp 350–370 |
2024 | Rp 55,78 T | 78% | Rp 43,51 T | ~Rp 466 |
2025* | Rp 56–58 T* | 60–78%* | Rp 33–45 T* | ~Rp 350–480* |
Proyeksi berdasarkan tren pertumbuhan dan kebijakan sebelumnya.
Kesimpulan: Bank Mandiri Masih Menarik?
Jawabannya: Ya, sangat menarik!
Konsistensi dalam membagikan dividen, potensi yield yang tinggi, dan kekuatan fundamental Bank Mandiri menjadikannya salah satu saham paling menarik untuk investor jangka panjang—khususnya mereka yang mengejar passive income dari dividen.
Bagi kamu yang tengah mempertimbangkan masuk ke saham BUMN perbankan, BMRI tetap menjadi primadona. Kuncinya adalah memantau kinerja semester II 2025 dan menantikan arah kebijakan manajemen di RUPST tahun depan.