
Jakarta, Mata4.com — Pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kian meluas di sektor pariwisata Indonesia. Dari layanan reservasi hingga pengalaman wisata personal, teknologi ini dianggap mampu meningkatkan efisiensi sekaligus menarik minat wisatawan yang menginginkan kemudahan dan kecepatan dalam berwisata.
Sejumlah platform perjalanan kini telah mengintegrasikan AI untuk mempermudah proses pemesanan tiket transportasi, hotel, hingga paket wisata. Fitur rekomendasi otomatis berbasis preferensi wisatawan juga semakin populer, membantu pengguna menemukan destinasi sesuai minat, anggaran, dan jadwal perjalanan.
“AI mampu memberikan pengalaman yang lebih personal bagi wisatawan. Misalnya, sistem dapat menyarankan tempat kuliner, obyek wisata, atau aktivitas yang cocok dengan profil pengunjung,” ujar Direktur Pengembangan Destinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dalam keterangan pers, Minggu (24/8).
Selain untuk wisatawan, pelaku usaha pariwisata juga merasakan dampak positif. Hotel dan biro perjalanan menggunakan chatbot berbasis AI untuk melayani pelanggan 24 jam, mengurangi beban kerja staf, sekaligus mempercepat respons terhadap pertanyaan atau keluhan tamu.

Namun, adopsi AI di sektor pariwisata juga menghadapi tantangan. Beberapa pihak menilai penggunaan teknologi ini berpotensi mengurangi interaksi manusia yang menjadi ciri khas pelayanan wisata. Selain itu, kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam mengoperasikan sistem berbasis AI masih perlu ditingkatkan.
Pengamat pariwisata dari Universitas Indonesia, Dr. Anindya Putri, menekankan pentingnya keseimbangan antara teknologi dan sentuhan manusia. “Wisata bukan hanya soal efisiensi, tapi juga pengalaman emosional. AI sebaiknya menjadi alat bantu, bukan pengganti,” ujarnya.
Pemerintah sendiri mendorong pelaku industri pariwisata untuk mengadopsi teknologi secara bertahap. Kemenparekraf menyebutkan bahwa digitalisasi merupakan salah satu strategi utama untuk mendukung target 17 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada 2025.
Dengan tren yang berkembang pesat, AI diperkirakan akan menjadi tulang punggung layanan pariwisata di masa depan. Meski begitu, kolaborasi antara teknologi dan pelayanan manusia tetap dinilai sebagai kunci menjaga kualitas industri wisata Indonesia.