
Sumenep, Mata4.com – Kabupaten Sumenep, Madura, kembali dihadapkan pada situasi darurat kesehatan dengan dinyatakannya Kejadian Luar Biasa (KLB) campak oleh Dinas Kesehatan setempat. Penyebaran penyakit menular ini menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah, mengingat dampak yang dapat ditimbulkan terhadap kesehatan anak-anak, terutama mereka yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Republik Indonesia melakukan kunjungan langsung ke Sumenep untuk meninjau kondisi lapangan dan mengadakan dialog dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari petugas kesehatan hingga masyarakat. Dalam kesempatan tersebut, Wamenkes mengungkapkan sejumlah faktor mendasar yang menjadi penyebab rendahnya cakupan vaksinasi campak di wilayah ini, salah satunya adalah penolakan dari orang tua untuk memberikan imunisasi pada anak-anak mereka.
Wabah Campak dan Dampaknya
Campak adalah penyakit yang sangat menular, terutama menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun yang sistem kekebalan tubuhnya masih rentan. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, diare berat, hingga encephalitis (radang otak), yang berpotensi berujung pada kematian atau cacat permanen.
Di Sumenep, jumlah kasus campak meningkat drastis dalam beberapa bulan terakhir, yang mengkhawatirkan para tenaga kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep telah melaporkan ratusan anak yang terjangkit campak, sebagian besar berasal dari keluarga yang anaknya belum mendapat imunisasi lengkap.
Alasan Orang Tua Menolak Vaksinasi: Hasil Dialog Wamenkes
Dalam kunjungan lapangannya, Wamenkes berdialog langsung dengan masyarakat dan mengidentifikasi beberapa alasan utama yang menyebabkan orang tua enggan atau menolak vaksinasi anak, di antaranya:
1. Minimnya Pemahaman tentang Pentingnya Vaksinasi
Banyak orang tua belum mendapatkan informasi yang cukup dan akurat tentang manfaat vaksin campak. Beberapa dari mereka masih termakan oleh hoaks atau informasi keliru yang beredar di media sosial, seperti anggapan bahwa vaksin dapat menyebabkan autisme atau penyakit lain yang serius.
2. Keyakinan Budaya dan Religiusitas
Sebagian komunitas di Sumenep masih berpegang pada kepercayaan tradisional yang memandang penyakit sebagai takdir atau ujian dari Tuhan, sehingga vaksinasi dianggap tidak perlu atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai mereka. Pendekatan yang kurang sensitif terhadap aspek budaya ini membuat program vaksinasi sulit diterima secara luas.
3. Akses Kesehatan yang Terbatas dan Jarak Tempuh
Di wilayah pedesaan dan terpencil, fasilitas kesehatan yang dapat memberikan vaksinasi masih sangat terbatas. Jarak tempuh yang jauh dan kondisi infrastruktur yang kurang memadai membuat banyak orang tua enggan atau tidak mampu membawa anak-anak mereka ke posyandu atau puskesmas.
4. Kekhawatiran Terhadap Efek Samping Vaksin
Meskipun vaksin campak aman dan telah melalui uji klinis yang ketat, kekhawatiran tentang kemungkinan efek samping seperti demam, ruam, atau reaksi alergi masih menjadi penghalang bagi sebagian orang tua. Informasi yang kurang transparan dan minimnya edukasi tentang efek samping yang normal membuat kekhawatiran ini sulit diatasi.

www.service-ac.id
Upaya Pemerintah untuk Mengatasi Penolakan Vaksinasi
Menanggapi kondisi tersebut, pemerintah pusat dan daerah bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep telah mengintensifkan berbagai langkah strategis, antara lain:
Edukasi dan Sosialisasi Intensif
Petugas kesehatan, relawan, serta tokoh masyarakat dan agama digerakkan untuk memberikan edukasi langsung ke masyarakat. Materi sosialisasi disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami dan dengan pendekatan kultural agar pesan dapat diterima lebih baik.
Vaksinasi Door-to-Door dan Mobile Clinic
Untuk mengatasi kendala akses, vaksinasi door-to-door dan layanan posyandu keliling digalakkan, sehingga anak-anak yang berada di daerah sulit dijangkau tetap mendapat imunisasi tanpa harus menempuh perjalanan jauh.
Pendekatan Kolaboratif dengan Tokoh Agama dan Adat
Melibatkan tokoh agama dan pemuka adat lokal merupakan strategi penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. Dukungan mereka diyakini mampu mengubah persepsi negatif terhadap vaksinasi.
Pentingnya Vaksinasi dalam Mencegah Penyakit Menular
Wamenkes menegaskan bahwa vaksin campak adalah senjata ampuh untuk melindungi anak-anak dari risiko penyakit yang dapat berakibat fatal. Dengan cakupan vaksinasi yang tinggi, kekebalan komunitas (herd immunity) dapat terbentuk sehingga mencegah penyebaran wabah.
“Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan dari penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin. Kami mengajak semua orang tua untuk berperan aktif dan tidak ragu memberikan imunisasi lengkap kepada buah hati mereka,” ujar Wamenkes dalam pernyataannya.
Peran Masyarakat dan Stakeholder
Selain upaya pemerintah, dukungan aktif masyarakat sangat dibutuhkan dalam menghadapi KLB campak ini. Orang tua, tokoh masyarakat, tenaga kesehatan, serta media massa harus bersinergi menyebarkan informasi yang benar dan membangun kesadaran pentingnya vaksinasi.
Masyarakat juga diharapkan dapat melaporkan kasus suspek campak dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika menunjukkan gejala agar penanganan cepat dan tepat dapat dilakukan.
Kesimpulan
Kejadian Luar Biasa campak di Kabupaten Sumenep menjadi peringatan serius bahwa upaya vaksinasi harus terus ditingkatkan, dan segala hambatan yang menyebabkan penolakan harus segera diatasi dengan pendekatan yang tepat dan inklusif.
Dengan kolaborasi semua pihak, diharapkan wabah campak ini dapat segera dikendalikan dan anak-anak Indonesia, khususnya di Sumenep, dapat tumbuh sehat tanpa ancaman penyakit menular yang mematikan.