
Jakarta, Mata4.com — Puluhan massa yang tergabung dalam organisasi Suara Ibu melakukan aksi damai di depan Gedung Kementerian Pertanian pada Selasa (1/10). Mereka menuntut pemerintah untuk segera melakukan evaluasi total terhadap Program Minyak Goreng Berkelanjutan (MBG) yang hingga kini dinilai belum memberikan dampak optimal bagi masyarakat, khususnya bagi ibu rumah tangga yang sehari-harinya sangat bergantung pada minyak goreng sebagai bahan pokok memasak.
Latar Belakang dan Kondisi Terkini
Program Minyak Goreng Berkelanjutan digagas pemerintah untuk menstabilkan harga minyak goreng di pasaran sekaligus menjamin ketersediaan produk yang memadai di seluruh wilayah Indonesia. Program ini juga diharapkan mampu mendukung petani kelapa sawit dalam menjaga produksi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Namun, kenyataannya di lapangan masih banyak keluhan dari masyarakat, terutama ibu rumah tangga, terkait harga minyak goreng yang masih fluktuatif dan ketersediaan yang tidak merata, baik di pasar tradisional maupun pasar modern. Beberapa daerah masih mengalami kelangkaan minyak goreng, sementara harga di pasaran sering kali jauh dari harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.
Koordinator aksi, Siti Rahmawati, menuturkan bahwa kondisi tersebut sangat membebani keluarga terutama ibu rumah tangga. “Minyak goreng adalah kebutuhan pokok yang tidak bisa digantikan. Saat harga naik dan sulit ditemukan, kami yang merasakan dampaknya langsung. Program MBG seharusnya membantu mengatasi masalah ini, tapi faktanya banyak keluarga yang masih kesulitan,” ujarnya.
Tuntutan Massa Aksi
Dalam aksi yang berlangsung tertib tersebut, massa dari Suara Ibu menyuarakan beberapa tuntutan utama, yaitu:
- Evaluasi menyeluruh Program MBG: Mereka meminta agar pemerintah melakukan kajian dan evaluasi secara total mulai dari proses produksi, distribusi, hingga mekanisme pengawasan pelaksanaan program.
- Transparansi data distribusi: Massa menuntut pemerintah membuka akses data distribusi minyak goreng bersubsidi agar masyarakat bisa memantau dan memastikan bantuan sampai ke penerima yang tepat.
- Pengawasan ketat terhadap pelaksanaan program: Mereka meminta penguatan pengawasan agar tidak ada penyalahgunaan subsidi, monopoli, atau praktik curang yang dapat merugikan konsumen.
- Perbaikan mekanisme penyaluran subsidi: Massa berharap mekanisme penyaluran subsidi minyak goreng dapat dibuat lebih efektif dan efisien agar tidak terjadi penyumbatan di tengah jalan.
Siti menambahkan, “Kami ingin pemerintah mendengar suara kami dan segera mengambil langkah nyata agar program ini tidak hanya menjadi janji di atas kertas, tapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh rakyat kecil.”
Respon Pemerintah
Pihak Kementerian Pertanian menyatakan bahwa aspirasi dari Suara Ibu telah diterima dengan baik dan akan segera ditindaklanjuti. Juru bicara kementerian menyampaikan, “Kami menyadari pentingnya peran Program MBG bagi masyarakat luas. Oleh karena itu, kami akan melakukan evaluasi mendalam dan melibatkan berbagai stakeholder terkait untuk memastikan program berjalan efektif dan tepat sasaran.”
Kementerian juga menegaskan bahwa koordinasi dengan produsen, distributor, dan pemerintah daerah akan terus diperkuat agar distribusi minyak goreng sesuai dengan target yang telah ditetapkan. “Transparansi dan akuntabilitas menjadi fokus kami agar setiap kebijakan yang dibuat dapat memberikan manfaat maksimal dan menghindari praktik-praktik yang merugikan masyarakat,” tambahnya.
Dampak Program MBG bagi Masyarakat
Minyak goreng menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, khususnya bagi ibu rumah tangga yang bertugas memasak untuk keluarga. Ketika harga minyak goreng tidak stabil dan cenderung mahal, daya beli masyarakat menurun dan berimbas pada peningkatan inflasi bahan pokok lainnya.
Program MBG hadir sebagai upaya pemerintah untuk mengendalikan masalah tersebut dan menjaga stabilitas harga serta pasokan minyak goreng. Keberhasilan program ini memiliki implikasi luas tidak hanya pada aspek ekonomi, tetapi juga sosial dan politik.
Tantangan dan Peluang ke Depan
Pelaksanaan Program MBG menghadapi berbagai tantangan, mulai dari distribusi yang kompleks di wilayah terpencil, fluktuasi harga bahan baku, hingga pengawasan yang harus diperkuat agar tidak terjadi penyalahgunaan.
Namun di sisi lain, program ini juga membuka peluang untuk meningkatkan daya saing industri minyak goreng nasional, mendukung petani sawit berkelanjutan, dan memastikan ketersediaan pangan yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
Peran Masyarakat dalam Pengawasan
Aksi Suara Ibu menjadi contoh nyata peran serta masyarakat dalam mengawal pelaksanaan kebijakan publik. Aspirasi yang disampaikan secara tertib dan konstruktif diharapkan dapat menjadi masukan berharga bagi pemerintah dalam memperbaiki program.
Partisipasi aktif masyarakat dalam mengawasi distribusi dan pelaksanaan program sangat penting agar program yang digulirkan benar-benar tepat guna dan tidak hanya sekadar formalitas.
Kesimpulan
Aksi damai Suara Ibu pada hari ini menegaskan bahwa keberhasilan Program Minyak Goreng Berkelanjutan sangat tergantung pada komitmen pemerintah dalam melakukan evaluasi dan perbaikan berkelanjutan. Transparansi, akuntabilitas, dan keterlibatan masyarakat menjadi kunci utama untuk memastikan program ini dapat memberikan manfaat optimal bagi rakyat Indonesia.