
Kupang, Mata4.com — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Muhaimin Iskandar, kembali menegaskan pentingnya perlindungan sosial melalui BPJS Ketenagakerjaan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan para pekerja kreatif di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pernyataan tersebut disampaikan dalam dialog terbuka yang berlangsung di Kupang, Selasa (1/10), di mana Menko Muhaimin secara langsung mendengarkan aspirasi, kendala, serta harapan para pelaku industri kreatif lokal.
Dalam kesempatan itu, Menko Muhaimin mengungkapkan bahwa sektor ekonomi kreatif merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan ekonomi daerah, terutama di NTT yang dikenal kaya akan potensi budaya dan seni tradisional. Ia menekankan bahwa perlindungan jaminan sosial, khususnya melalui BPJS Ketenagakerjaan, menjadi instrumen vital untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan para pekerja di sektor ini.
“Pekerja kreatif memiliki peran strategis tidak hanya dalam menjaga dan melestarikan budaya, tetapi juga dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang inklusif. Dengan adanya perlindungan BPJS Ketenagakerjaan, para pekerja ini akan merasa lebih aman dan nyaman dalam berkarya, sehingga produktivitas dan kualitas hasil karya mereka dapat meningkat,” ujar Menko Muhaimin di hadapan puluhan peserta dialog.
Tantangan dan Kendala Pekerja Kreatif
Dialog yang dihadiri oleh pelaku usaha kreatif di bidang seni, kerajinan, musik, serta teknologi digital tersebut juga menjadi ajang terbuka bagi para peserta untuk menyampaikan berbagai tantangan yang mereka alami. Salah satu kendala utama yang diungkapkan adalah kurangnya akses informasi dan edukasi mengenai manfaat serta mekanisme pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan bagi pekerja sektor informal dan kreatif.
Sari Dewi, pengrajin tenun ikat asal Flores, menyampaikan bahwa selama ini banyak pekerja kreatif di daerahnya yang belum memahami pentingnya perlindungan sosial dan merasa sulit untuk mendaftar karena alasan biaya dan prosedur administrasi. “Sebagian dari kami bekerja secara mandiri dengan pendapatan yang tidak menentu. Kami berharap ada kemudahan dan bantuan dari pemerintah agar bisa terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan,” katanya.
Selain itu, para pelaku usaha kreatif juga mengeluhkan kurangnya dukungan modal, akses pasar yang terbatas, serta infrastruktur yang masih perlu ditingkatkan untuk menunjang aktivitas mereka. Semua hal tersebut dirasakan menjadi hambatan dalam mengembangkan usaha kreatif yang berkelanjutan.
Komitmen Pemerintah dalam Memperluas Perlindungan Sosial
Menanggapi berbagai masukan tersebut, Menko Muhaimin menyampaikan bahwa pemerintah telah dan terus melakukan berbagai langkah strategis untuk memperluas jangkauan BPJS Ketenagakerjaan bagi pekerja informal dan pelaku ekonomi kreatif. Salah satunya adalah dengan mengembangkan program subsidi iuran dan penyederhanaan prosedur pendaftaran agar lebih mudah diakses oleh kalangan usaha mikro dan pekerja mandiri.
“Pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah dan asosiasi pekerja kreatif akan melakukan sosialisasi dan edukasi secara intensif. Kami juga memanfaatkan teknologi digital untuk mempercepat penyebaran informasi dan mempermudah pendaftaran,” jelas Muhaimin.
Lebih lanjut, pemerintah berencana untuk mengintegrasikan program pelatihan dan pembinaan kemampuan kerja yang tidak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi juga kesadaran akan pentingnya perlindungan sosial. “Kami ingin memastikan bahwa pelaku ekonomi kreatif di NTT tidak hanya mendapatkan perlindungan, tetapi juga bekal yang cukup untuk bersaing di pasar yang semakin dinamis,” tambahnya.
Harapan untuk Masa Depan Pekerja Kreatif di NTT
Para peserta dialog menyambut baik langkah pemerintah tersebut dan berharap implementasinya dapat berjalan dengan lancar. Mereka menyadari bahwa perlindungan sosial merupakan bagian penting untuk menciptakan ekosistem kerja yang sehat dan berkelanjutan.
Seorang musisi dan pelaku seni tradisional dari Timor, Agus Santoso, menyatakan, “Dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan, kami merasa lebih dihargai dan terlindungi. Ini sangat penting agar kami dapat terus berkarya tanpa khawatir terhadap risiko yang mungkin terjadi.”
Menko Muhaimin menutup dialog dengan menegaskan komitmen pemerintah untuk terus mendukung dan mendorong inklusi sosial bagi semua pekerja, terutama di sektor kreatif yang sering kali kurang mendapat perhatian. Ia mengajak seluruh stakeholder untuk bersinergi demi mewujudkan perlindungan sosial yang menyeluruh dan berkeadilan.
“Pekerja kreatif di NTT adalah aset bangsa yang harus kita jaga dan dukung. Melalui BPJS Ketenagakerjaan, kita berikan jaminan perlindungan dan kesejahteraan sehingga mereka dapat terus berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan budaya Indonesia,” pungkasnya.
Penutup
Dialog ini menjadi salah satu wujud nyata komitmen pemerintah dalam memperkuat perlindungan sosial yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya pekerja di sektor informal dan kreatif. Dengan adanya perlindungan yang memadai, diharapkan para pekerja kreatif di NTT dapat terus tumbuh dan berkembang, membawa dampak positif bagi perekonomian lokal dan nasional.