Lampung, Mata4.com — Sebanyak 14 pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Lampung Tengah mengalami gejala keracunan makanan setelah menyantap rendang dan toge dalam sebuah kegiatan sekolah yang berlangsung pada Selasa (7/10) sore. Insiden ini memicu kepanikan dan kekhawatiran baik di kalangan pihak sekolah maupun orang tua murid.
Kejadian ini bermula ketika sejumlah pelajar mulai merasakan muntah-muntah, pusing, serta sakit perut beberapa saat setelah menyelesaikan makan siang bersama. Menyikapi hal tersebut, para guru dan pendamping kegiatan langsung mengambil tindakan cepat dengan membawa para korban ke Puskesmas terdekat guna mendapatkan penanganan medis.
Kondisi Korban dan Penanganan Medis
Kepala Puskesmas Kecamatan Seputih Banyak, dr. Rina Dewi, mengungkapkan bahwa seluruh korban telah mendapatkan perawatan medis secara intensif. “Kami memberikan penanganan berupa rehidrasi cairan dan observasi ketat untuk memastikan kondisi para siswa membaik. Saat ini, kondisi mereka relatif stabil dan menunjukkan perkembangan positif,” ujar dr. Rina saat ditemui di puskesmas, Rabu (8/10).
Selain perawatan medis, para pelajar juga mendapatkan pengawasan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut akibat keracunan makanan. Pihak puskesmas pun terus memantau perkembangan kondisi korban hingga dipastikan aman untuk kembali beraktivitas normal.
Dugaan Penyebab Keracunan dan Investigasi Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah segera melakukan investigasi terkait penyebab keracunan yang dialami para pelajar. Dugaan sementara menyebut adanya kontaminasi mikroorganisme berbahaya (MBG) yang mungkin berasal dari rendang dan toge yang dikonsumsi.
Ahli keamanan pangan dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Agus Santoso, menjelaskan, “Keracunan makanan biasanya terjadi karena konsumsi makanan yang telah tercemar bakteri atau mikroorganisme patogen, bisa akibat pengolahan yang tidak higienis, penyimpanan yang tidak tepat, atau makanan yang sudah kadaluwarsa.”
Agus juga menekankan pentingnya pengawasan ketat pada makanan yang disajikan dalam lingkungan sekolah maupun di tempat umum untuk menghindari kejadian serupa.
Respon dan Tindakan Sekolah
Kepala Sekolah SMA tempat kejadian, Ibu Sari Widya, mengungkapkan rasa prihatin atas kejadian ini dan berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem penyediaan makanan di sekolahnya. “Keselamatan dan kesehatan siswa adalah prioritas utama kami. Kami akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan pihak terkait untuk memastikan standar kebersihan dan keamanan makanan terpenuhi,” ujarnya.
Selain itu, pihak sekolah berencana untuk memberikan edukasi lebih intensif kepada semua pihak terkait, termasuk juru masak dan penyedia katering, agar menerapkan prosedur kebersihan yang benar dan menjaga kualitas bahan makanan yang digunakan.
Imbauan dari Dinas Kesehatan dan Pentingnya Kesadaran Kebersihan Pangan
Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah mengimbau kepada semua pihak agar lebih waspada dan teliti dalam pengolahan dan penyajian makanan, terutama pada acara-acara yang melibatkan banyak orang seperti kegiatan sekolah, pertemuan, dan pesta.
“Masyarakat harus memastikan makanan yang dikonsumsi sudah diolah dengan baik dan disajikan dalam kondisi higienis. Jika mengalami gejala keracunan seperti muntah, diare, sakit perut, dan pusing, segera cari bantuan medis,” tutur Agus Santoso.
Pihak dinas juga berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan terhadap tempat-tempat penyedia makanan di wilayah Lampung Tengah, termasuk kantin sekolah dan katering yang sering memasok makanan ke instansi pendidikan.
Pentingnya Edukasi dan Kesadaran Akan Keamanan Pangan di Lingkungan Sekolah
Insiden keracunan ini juga menjadi pengingat pentingnya edukasi mengenai keamanan pangan bagi pelajar dan seluruh komunitas sekolah. Menjaga kebersihan bahan makanan dan dapur serta memastikan standar pengolahan makanan yang benar dapat mencegah risiko keracunan yang berpotensi membahayakan kesehatan.
Beberapa langkah sederhana seperti mencuci tangan sebelum makan, menyimpan makanan pada suhu yang tepat, dan memasak makanan sampai matang sepenuhnya harus menjadi kebiasaan yang diterapkan dalam lingkungan sekolah.
Penutup
Kasus keracunan yang dialami 14 pelajar di Lampung Tengah ini menjadi peringatan bagi semua pihak agar lebih memperhatikan aspek keamanan dan higienitas makanan, khususnya di lingkungan pendidikan. Kejadian ini juga membuka ruang bagi kolaborasi yang lebih erat antara sekolah, dinas kesehatan, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan aman.
Pihak berwenang terus melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebab pasti dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan agar insiden serupa tidak terulang kembali.

