Jakarta, Mata4.com — Suasana malam di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, pada Senin (13/10), tidak seperti biasanya. Sejumlah pejabat negara dan tokoh politik mulai berdatangan ke kediaman pribadi Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto. Aktivitas yang berlangsung hingga larut malam itu menarik perhatian publik dan media karena terjadi menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih yang dijadwalkan pada 20 Oktober mendatang.
Dari pantauan di lokasi, tampak beberapa menteri aktif dari Kabinet Indonesia Maju hadir secara bergiliran. Di antara mereka disebut-sebut adalah menteri dari bidang ekonomi, pertahanan, hingga tokoh-tokoh partai politik dari Koalisi Indonesia Maju — koalisi pendukung Prabowo-Gibran dalam Pemilu Presiden 2024.
Meski tidak ada pengumuman resmi mengenai agenda pertemuan, intensitas kehadiran sejumlah pejabat penting di satu tempat secara bersamaan menimbulkan spekulasi bahwa pertemuan tersebut berkaitan erat dengan persiapan pemerintahan baru, terutama dalam hal penyusunan kabinet dan arah kebijakan awal.
Gibran Rakabuming Raka Hadir Mendampingi
Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka juga turut hadir dalam pertemuan tersebut. Ia datang sekitar pukul 20.00 WIB menggunakan kendaraan dinas, didampingi tim pengamanan resmi. Gibran memasuki kediaman Prabowo melalui pintu samping, tanpa memberikan pernyataan kepada awak media yang telah berkumpul sejak sore.
Kehadiran Gibran dinilai mempertegas bahwa pertemuan tersebut bukan sekadar silaturahmi, melainkan bagian dari konsolidasi politik tingkat tinggi menjelang transisi kekuasaan nasional. Namun, baik Gibran maupun tim medianya belum memberikan konfirmasi terkait tujuan atau isi pertemuan.
Tidak Ada Informasi Resmi, Spekulasi Tumbuh
Sampai berita ini ditayangkan, belum ada keterangan resmi baik dari pihak Prabowo Subianto, Partai Gerindra, maupun dari Istana Negara terkait pertemuan tersebut. Beberapa pejabat yang sempat diwawancarai singkat oleh media saat meninggalkan lokasi hanya menyebut bahwa agenda bersifat “silaturahmi” atau “ngobrol santai.”
“Enggak ada pembahasan formal. Cuma ngobrol biasa, silaturahmi,” ujar salah satu menteri yang hadir, sambil tersenyum singkat kepada wartawan sebelum masuk ke mobilnya.
Namun, sejumlah kalangan menduga bahwa agenda utama malam itu adalah membahas komposisi kabinet pemerintahan baru dan pembagian posisi strategis, baik di tingkat kementerian maupun lembaga negara lainnya. Pasalnya, waktu pelantikan semakin dekat, dan publik menanti nama-nama yang akan mengisi kabinet Prabowo-Gibran.
Konsolidasi Politik Jelang Pelantikan
Menurut pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Dr. [Nama Pengamat], pertemuan semacam ini lazim terjadi dalam masa transisi pemerintahan. Meski berlangsung tertutup, pertemuan tersebut biasanya membahas hal-hal strategis menyangkut arah kebijakan nasional dan formasi kabinet.
“Dalam sistem presidensial seperti Indonesia, presiden terpilih punya kewenangan besar menyusun kabinetnya. Tapi tentu itu melibatkan proses politik dan konsultasi dengan koalisi pendukung. Maka, wajar jika terjadi pertemuan informal sebelum pelantikan,” ujarnya kepada media, Selasa (14/10).
Dr. [Nama Pengamat] juga menilai kehadiran Gibran sebagai isyarat bahwa ia mulai aktif terlibat dalam proses transisi pemerintahan sebagai bagian dari pembagian peran antara presiden dan wakil presiden terpilih.
Transparansi dan Harapan Publik
Di tengah dinamika ini, publik berharap agar proses penyusunan kabinet dilakukan secara terbuka, mengutamakan prinsip meritokrasi dan akuntabilitas. Berbagai pihak juga mendorong agar presiden dan wakil presiden terpilih tidak semata-mata mendasarkan pembagian kursi pada kompromi politik, tetapi lebih pada kebutuhan rakyat dan tantangan pembangunan ke depan.
LSM pemantau pemerintahan seperti Indonesia Corruption Watch (ICW) juga menyerukan agar kabinet mendatang tidak diisi oleh figur-figur bermasalah, terutama yang memiliki rekam jejak korupsi atau konflik kepentingan.
“Pertemuan politik boleh saja dilakukan, tapi proses penyusunan kabinet harus tetap memperhatikan harapan publik akan pemerintahan yang bersih dan profesional,” ujar perwakilan ICW dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (14/10).
Penutup
Pertemuan malam hari yang berlangsung secara tertutup di rumah pribadi Prabowo Subianto di Kertanegara memang belum mengungkap banyak hal ke publik. Namun jelas, dinamika politik menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden baru semakin meningkat. Konsolidasi, lobi, dan pembicaraan strategis akan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
Masyarakat kini menunggu komposisi kabinet yang dijanjikan Prabowo-Gibran sebagai “kabinet kerja nyata” — yang diharapkan mampu menjawab persoalan utama bangsa: dari ekonomi, ketahanan pangan, pendidikan, hingga pemberantasan korupsi.

