Bekasi, Mata4.com – Sejarah seolah berulang. Keputusan Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia dinilai menjadi blunder yang berujung kegagalan tim menembus Piala Dunia 2026.
Pengamat menyebut pola kepemimpinan Thohir mengulang gaya lama saat memimpin Inter Milan: ambisius, terburu-buru dalam keputusan strategis, dan terlalu fokus pada aspek manajerial dibandingkan kultur sepak bola.
Dari Inter ke Garuda: Pola yang Sama
Pada 2013, Thohir menjadi orang Asia pertama yang mengakuisisi Inter Milan. Keputusannya sering menuai kontroversi, mulai dari penjualan pemain potensial hingga pergantian pelatih yang prematur. Kini, aroma yang sama muncul di PSSI.
Pemecatan Shin Tae-yong pada awal 2025 — pelatih yang membawa Indonesia menembus babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 — dan penunjukan Kluivert sebagai pengganti menjadi titik kritis. Meskipun Kluivert legenda sepak bola dunia, rekam jejak kepelatihannya minim, dan hasil pertandingan resmi Timnas di bawahnya jauh dari memuaskan.

Naturalisasi: Hasil Belum Seimbang
Program naturalisasi membawa sejumlah pemain diaspora seperti Jay Idzes, Thom Haye, dan Calvin Verdonk, serta membuat peringkat FIFA Indonesia mencapai posisi 123, tertinggi dalam satu dekade terakhir. Namun, struktur tim kesulitan membangun komunikasi dan chemistry, sehingga hasil akhirnya kurang optimal.
Publik dan Media Mengecam
Kekalahan beruntun dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1) memicu gelombang kritik. Tagar #ErickOut dan #KluivertOut viral di media sosial, sementara media internasional menyorot keputusan ini sebagai “kesalahan strategi besar.”
Baca Juga:
prabowo hadiri ktt perdamaian gaza
Ujian Kepemimpinan Thohir
Kini, Erick Thohir menghadapi tekanan publik untuk mengevaluasi struktur sepak bola nasional yang ia bentuk. Kegagalan ini menekankan pentingnya sensitivitas terhadap kultur, kontinuitas tim, dan pemilihan orang tepat di kursi kepelatihan.
Sejarah di Inter Milan seharusnya menjadi pelajaran, namun Piala Dunia 2026 membuktikan bahwa pola lama bisa terulang jika tidak belajar dari pengalaman masa lalu.
