Jakarta, Mata4.com – Pihak sekolah dan penyelenggara program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bima memberikan klarifikasi terkait insiden kesehatan yang menimpa 12 orang pekan lalu. Mereka menegaskan bahwa kejadian tersebut bukan keracunan massal, melainkan akibat keterlambatan konsumsi makanan di luar waktu aman.
Keterangan Sekolah dan Penyelenggara MBG
Kepala SDN 11 Manggemaci, Hartuti, memastikan tidak ada siswa aktif yang mengalami gangguan saat mengonsumsi hidangan MBG di sekolah pada Rabu (8/10/2025). Korban yang sempat dirawat di RSUD Kota Bima adalah anggota keluarga penjaga sekolah dan seorang guru, bukan siswa.
“Pasien yang dirawat merupakan keluarga security dan guru, bukan siswa aktif. Hingga saat ini belum ada laporan tambahan dari orang tua siswa lainnya,” ujar Hartuti.

Penyebab Insiden
Berdasarkan hasil penelusuran, makanan dibawa pulang dan dikonsumsi jauh melewati batas waktu aman 4–6 jam. Beberapa korban bahkan mengonsumsinya keesokan harinya.
Kepala Sentra Pemasok Pangan Gemilang (SPPG) Kota Bima, Yusuf, menegaskan:
“Hasil penelusuran menunjukkan bahwa makanan disimpan dan kemudian dikonsumsi lebih dari batas waktu aman, bahkan sampai keesokan harinya.”
Akibatnya, 12 orang mengalami gejala mual dan diare dan sempat dirawat di rumah sakit. Seluruh pasien telah pulih dan dipulangkan pada Senin (13/10/2025).
Langkah Pencegahan dan Pengawasan
Penyelenggara MBG berkomitmen memperkuat pengawasan dan mewajibkan agar hidangan MBG dikonsumsi di sekolah, tidak dibawa pulang, untuk mencegah kejadian serupa.
Baca Juga:
pegadaian raih dua penghargaan bergengsi
Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional (BGN), Khairul Hidayati, menambahkan pentingnya semua pihak mematuhi SOP MBG:
“Kami juga menghimbau agar media menyajikan berita sesuai fakta lapangan, sehingga masyarakat tidak terpengaruh informasi keliru,” pungkasnya.
