Bekasi, Mata4.com – Di balik lapak gorengan sederhana di sudut kampung, Ramah (45), seorang ibu tunggal asal Bogor, tak kuasa menahan air mata haru saat menceritakan perubahan besar dalam hidupnya. Selama bertahun-tahun, ia berjuang sendirian menghidupi anak semata wayangnya, Ridwan, tanpa kepastian masa depan. Kini, berkat program ganda dari Kementerian Sosial (Kemensos), harapan itu mulai nyata.
Putranya, Ridwan, diterima di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 10 Bogor, sebuah sekolah berbasis asrama yang gratis khusus bagi anak-anak dari keluarga miskin. Sementara itu, Ramah sendiri mendapatkan bantuan Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa modal usaha sebesar Rp3,6 juta yang digunakan untuk memperluas usahanya berjualan gorengan.
“Alhamdulillah, sekarang anak saya bisa sekolah gratis. Saya juga dikasih bantuan untuk berjualan. Dagangan saya tambah lengkap dan penghasilannya meningkat,” ujar Ramah sambil tersenyum haru, Kamis (16/10).
Dari Tak Cukup Makan ke Hidup Mandiri
Sebelum mendapatkan bantuan, Ramah mengaku kerap kesulitan memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Penghasilannya dari berjualan seadanya tidak cukup untuk membayar uang sekolah atau membeli makanan bergizi.
Namun kini, beban pendidikan dan kebutuhan gizi putranya diambil alih oleh negara, melalui fasilitas lengkap di Sekolah Rakyat. Ridwan mendapat pendidikan formal, tempat tinggal layak, makan tiga kali sehari, serta bimbingan karakter dan keterampilan.

Di saat bersamaan, Ramah diberdayakan secara ekonomi. Modal dari Kemensos digunakan untuk memperbanyak jenis dagangan, termasuk menambah bahan-bahan seperti tahu, tempe, dan gorengan isi. Pendapatan hariannya pun meningkat signifikan.
Sekolah Rakyat: Miniatur Pengentasan Kemiskinan
Program Sekolah Rakyat dan ATENSI merupakan bagian dari upaya menyeluruh Kemensos dalam memutus rantai kemiskinan struktural di Indonesia. Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyebut, Sekolah Rakyat adalah “miniatur pengentasan kemiskinan”, karena bukan hanya fokus pada anak, tapi juga memberdayakan orang tuanya.
“Sekolah Rakyat dirancang agar ketika anak-anak lulus, orang tuanya sudah berada dalam kondisi ekonomi yang lebih baik. Ini adalah model intervensi ganda,” ujar Saifullah dalam keterangan tertulis sebelumnya.
Program ini merupakan salah satu inisiatif strategis dari Presiden Prabowo Subianto, yang telah hadir di 165 titik di seluruh Indonesia hingga 2025. Dengan pendekatan terpadu, program ini tidak hanya menyentuh sisi pendidikan, tetapi juga kesehatan, psikososial, hingga ekonomi keluarga.
Baca Juga:
sidang praperadilan delpedro dimulai
Memutus Rantai Kemiskinan Antar Generasi
Kisah Ramah adalah cerminan dari filosofi utama Sekolah Rakyat: pendidikan anak dan pemberdayaan orang tua berjalan seiring. Intervensi ganda ini dianggap sebagai strategi efektif dalam mencegah kemiskinan menurun dari generasi ke generasi.
Saat anak-anak belajar dengan tenang dan tercukupi kebutuhannya, orang tua pun tak hanya menunggu, tetapi dibekali keterampilan dan modal untuk bangkit secara mandiri.
“Sekarang saya nggak takut lagi mikirin masa depan anak saya,” kata Ramah. “Kalau dulu, saya cuma bisa berharap dan berdoa. Sekarang, saya bisa berusaha lebih.”
