Bandung, Mata4.com — Heningnya kawasan Gunung Burangrang mendadak berubah menjadi arena penyelamatan ketika seorang pendaki muda dilaporkan terjatuh ke lembah sedalam puluhan meter. Insiden ini terjadi di jalur curam sisi barat gunung, yang dikenal cukup ekstrem, terlebih setelah hujan mengguyur wilayah itu sehari sebelumnya.
Korban, seorang pria berusia 24 tahun, tengah melakukan pendakian bersama tiga rekannya sejak Sabtu sore. Mereka memutuskan berkemah di pos 3 dan melanjutkan pendakian pada pagi hari menuju puncak. Namun nahas, saat perjalanan turun sekitar pukul 10.45 WIB, korban terpeleset di jalur sempit yang mengarah ke lembah dalam. Tanah licin dan minimnya pegangan membuatnya terjatuh dan menghilang dari pandangan.
Panik di Tengah Kabut Tebal
“Awalnya kami pikir dia hanya tergelincir sedikit, tapi ternyata jatuh ke bawah dan nggak bisa disambung lewat suara,” ungkap salah satu rekan korban yang enggan disebutkan namanya. Kepanikan pun langsung melanda rombongan. Dalam kondisi sinyal telepon yang tidak stabil dan kabut mulai turun, mereka berupaya menghubungi petugas dan komunitas pendaki setempat.
Laporan resmi diterima oleh Tim SAR Bandung sekitar pukul 11.30 WIB. Tanpa menunda waktu, tim gabungan dari Basarnas Bandung, BPBD Kabupaten Bandung Barat, TNI-Polri, dan relawan dari berbagai komunitas pecinta alam segera bergerak menuju lokasi kejadian.
Medan Ekstrem, Waktu Kritis
Evakuasi bukan perkara mudah. Jalur menuju titik jatuh korban hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki, dengan kemiringan curam, vegetasi rapat, dan ancaman longsor kecil. Butuh kehati-hatian tingkat tinggi, mengingat salah langkah bisa menimbulkan korban tambahan.
“Proses pencarian kami mulai dari dugaan titik jatuh korban, kemudian ditelusuri dengan sistem perimeter. Tim dibagi ke beberapa arah untuk menjelajahi celah-celah lembah,” jelas Komandan Tim SAR, Andi Pratama, dalam keterangan pers di lokasi kejadian.
Waktu terus berjalan. Udara semakin dingin. Namun sekitar pukul 19.30 WIB, suara lemah dari bawah jurang akhirnya menjawab pencarian panjang. Korban ditemukan dalam kondisi sadar, meskipun mengalami luka di kaki dan memar pada bagian tubuh lainnya. Ia tergeletak di antara bebatuan dan semak, tampak lemas namun masih bisa berbicara.
“Kami semua lega ketika mendengar suaranya. Itu momen yang menggetarkan hati setelah berjam-jam bekerja dalam tekanan dan keterbatasan cahaya,” kata seorang anggota relawan.
Selamat, Meski Luka
Proses evakuasi dari dasar lembah memakan waktu hampir dua jam. Korban dipasangi tali pengaman dan ditandu melewati jalur evakuasi darurat yang dibuat oleh tim. Sekitar pukul 21.30 WIB, korban berhasil dibawa ke titik aman, kemudian langsung dirujuk ke puskesmas terdekat.
Dari hasil pemeriksaan awal, korban hanya mengalami luka ringan dan tidak menunjukkan tanda-tanda cedera serius. Meski begitu, ia tetap akan menjalani observasi lanjutan.
Peringatan untuk Semua Pendaki
Gunung Burangrang, dengan ketinggian sekitar 2.050 mdpl, selama ini menjadi favorit pendaki pemula maupun berpengalaman karena aksesnya yang relatif mudah dan pemandangannya yang memesona. Namun, insiden ini mengingatkan bahwa kecelakaan bisa terjadi kapan saja jika tidak diiringi kewaspadaan.
Pihak BPBD Kabupaten Bandung Barat menegaskan pentingnya kesiapan sebelum melakukan pendakian.
“Kami mengimbau agar para pendaki tidak meremehkan medan Gunung Burangrang. Meskipun tergolong gunung sedang, tetap perlu peralatan yang memadai, fisik yang siap, dan informasi jalur yang jelas. Dan yang paling penting: jangan pernah mendaki sendirian,” tegas Kepala BPBD, Rina Marlina, dalam rilis resminya.
Tak hanya itu, ia juga menyarankan pendaki untuk melapor kepada petugas penjaga atau pos relawan sebelum dan sesudah pendakian agar data keberadaan mereka bisa tercatat, sehingga respons bisa lebih cepat jika terjadi sesuatu.
Momen yang Tak Terlupakan
Malam itu, ketika korban akhirnya dipertemukan kembali dengan rekan-rekannya, suasana haru tak bisa dihindari. Beberapa relawan bahkan mengaku terdiam beberapa saat, menyadari betapa tipisnya batas antara keselamatan dan tragedi di alam bebas.
Peristiwa ini mungkin hanya satu dari sekian banyak kasus yang terjadi di gunung-gunung Indonesia, namun kisah penyelamatan ini menjadi pengingat bahwa setiap langkah di alam bebas harus disertai kesiapan mental, fisik, dan peralatan.
Sementara itu, korban kini masih menjalani pemulihan dan belum memberikan pernyataan resmi. Pihak keluarga telah dihubungi dan dikabarkan tengah dalam perjalanan menuju Bandung Barat untuk menjemputnya.

