Jakarta, Mata4.com — Presiden Republik Indonesia terpilih, Prabowo Subianto, kembali menegaskan visinya mengenai arah pembentukan pemerintahan ke depan. Dalam pidatonya pada sebuah forum ekonomi nasional, Prabowo mengibaratkan penyusunan kabinetnya seperti menyusun tim sepak bola yang solid, kompak, dan siap bertanding.
Pernyataan tersebut menjadi sorotan karena disampaikan dalam konteks menjawab pertanyaan publik mengenai arah koalisi pemerintahan, komposisi kabinet, dan siapa saja yang akan dipercaya mengisi posisi strategis di pemerintahannya.
Analogi Sepak Bola untuk Pemerintahan
Menurut Prabowo, tim nasional sepak bola yang baik bukan hanya bergantung pada 11 pemain inti yang turun ke lapangan, melainkan juga pada pemain cadangan dan semua elemen di balik layar yang turut bekerja keras agar tim tampil maksimal.
“Saya ingin membentuk tim seperti tim sepak bola. Kita pilih yang terbaik, yang siap bekerja. Bahkan pemain cadangan harus selalu siap, karena bisa saja mereka diturunkan di menit ke-70 atau 80. Dan saat itu mereka harus tampil sebaik mungkin,” ujar Prabowo dalam pidatonya, Kamis (17/10/2025).
Ia menekankan bahwa pendekatan ini mengandung pesan inklusif: bahwa pemerintahan bukan hanya milik orang-orang tertentu, tetapi ruang kerja bersama bagi siapa saja yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk berkontribusi demi negara.
Fokus pada Profesionalisme dan Kinerja
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga menyampaikan bahwa penunjukan menteri dan pejabat lainnya tidak akan didasarkan pada kedekatan pribadi, latar belakang politik, suku, ataupun agama. Kriteria utama adalah kompetensi, loyalitas kepada bangsa, dan komitmen untuk bekerja keras.
“Saya tidak peduli dari mana dia berasal, dari partai mana atau dari ormas mana. Kalau dia punya kemampuan dan mau bekerja untuk rakyat, saya pertimbangkan,” kata Prabowo.
Ia menambahkan bahwa saat ini bangsa Indonesia tidak butuh politik identitas, tetapi kerja nyata. Ia pun berharap semua pihak, termasuk partai politik koalisi, memahami pentingnya menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat.
Menjawab Dinamika Politik Koalisi
Pernyataan Prabowo tersebut juga muncul di tengah ramainya spekulasi publik mengenai jumlah kursi menteri yang akan diberikan kepada partai politik pendukung dan kemungkinan bergabungnya pihak oposisi ke dalam kabinet. Banyak pihak yang menduga bahwa kabinet Prabowo-Gibran akan berjumlah besar dan terdiri dari berbagai latar belakang politik.
Dengan analogi tim sepak bola, Prabowo tampaknya hendak menyampaikan bahwa peran dalam pemerintahan tidak harus selalu di posisi terdepan. Bahkan mereka yang “tidak tampil” di awal bisa saja berperan krusial di saat dibutuhkan.
Pernyataan ini juga dianggap sebagai bentuk seruan kepada para elite politik agar tidak saling berebut posisi, melainkan menyiapkan kader terbaik yang bisa bekerja maksimal bila ditugaskan.
Pandangan Pengamat Politik
Beberapa pengamat politik menilai bahwa pendekatan yang digunakan Prabowo cukup menarik dan komunikatif. Namun mereka menekankan bahwa implementasi prinsip tersebut dalam praktik pemerintahan akan menjadi ujian utama.
“Kalau betul Prabowo mau membangun kabinet seperti tim sepak bola profesional, maka harus ada seleksi ketat berbasis rekam jejak dan kemampuan teknis. Tidak bisa hanya karena loyalis atau politisi senior,” ujar Dr. Ahmad Fadli, pengamat politik dari Universitas Paramadina.
Ia juga menambahkan bahwa publik akan melihat sejauh mana kabinet yang dibentuk benar-benar merepresentasikan komitmen terhadap efisiensi, kompetensi, dan keberagaman.
Pesan untuk Mereka yang Belum Masuk Kabinet
Prabowo juga memberikan pesan bagi para tokoh atau pihak yang belum mendapat peran dalam kabinet atau pemerintahan. Ia meminta agar semua tetap bersatu dan siap mendukung jalannya pemerintahan dari posisi apa pun.
“Yang belum masuk line-up inti jangan berkecil hati. Negara ini besar, tantangannya banyak. Selalu ada posisi yang bisa dimainkan, dan kontribusi tidak selalu harus dari posisi formal,” tegasnya.
Pernyataan tersebut dinilai sebagai ajakan untuk menjaga stabilitas politik nasional dan memastikan bahwa semua kekuatan nasional tetap dalam satu arah untuk membangun Indonesia ke depan.
Komitmen untuk Pemerintahan yang Efektif dan Terbuka
Prabowo juga menggarisbawahi bahwa pembentukan kabinet nantinya tidak akan sekadar menjadi pembagian kursi politik, melainkan membentuk struktur pemerintahan yang efektif, efisien, dan responsif terhadap tantangan zaman.
Ia mengisyaratkan bahwa selain para politisi, kalangan profesional dan teknokrat juga akan diberi ruang dalam kabinetnya.
“Saya percaya, di luar sana banyak anak-anak bangsa yang hebat. Kita harus beri mereka kesempatan untuk ikut membangun. Ini bukan hanya soal politik, ini soal masa depan Indonesia,” pungkas Prabowo.
Kesimpulan
Pernyataan Prabowo yang mengibaratkan kabinet sebagai tim sepak bola memberikan gambaran mengenai pendekatan kolaboratif dan berbasis kinerja dalam pemerintahan yang akan datang. Analogi tersebut memperlihatkan bahwa ia ingin membangun sistem kerja yang luwes, namun tetap terstruktur — di mana semua unsur memiliki peran yang setara dalam kerangka besar pembangunan nasional.
Meski demikian, komitmen tersebut masih akan diuji dalam realitas politik dan birokrasi Indonesia yang kompleks. Masyarakat menantikan realisasi janji-janji tersebut, khususnya dalam susunan kabinet yang akan segera diumumkan usai pelantikan resmi.

