Jakarta, Mata4.com — Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Suyudi Ario Seto menegaskan komitmennya untuk memimpin perang tanpa kompromi terhadap peredaran gelap narkoba di Indonesia. Langkah tersebut disebut sebagai perang demi kemanusiaan, bukan sekadar penegakan hukum.
“Sebagai Kepala BNN yang pertama, kami akan mengemban eksistensi dan muruah BNN sesuai tupoksi dalam semangat kami ‘War Drugs for Humanity’,” ujar Suyudi di Jakarta, Kamis (23/10/2025).
Sejalan dengan Visi Pemerintah
Suyudi menyebut bahwa strategi pemberantasan narkoba sejalan dengan visi Asta Cita pemerintahan saat ini, khususnya poin ke-7 yang menekankan reformasi hukum dan ketahanan bangsa.
“Berperang terhadap narkoba demi kemanusiaan sejalan dengan Asta Cita bapak presiden. Ini bagian dari reformasi hukum serta ketahanan bangsa yang berkelanjutan,” ungkap jenderal bintang tiga itu.
Menurutnya, pemberantasan narkoba bukan pilihan, tetapi keharusan jika Indonesia ingin membangun sumber daya manusia (SDM) unggul dan kompetitif di masa depan.
“Ancaman narkoba terhadap bonus demografi, kualitas SDM, dan stabilitas ekonomi harus betul-betul kita tangani secara serius,” tegas mantan Kapolda Banten tersebut.
Narkoba Sebagai Isu Kemanusiaan
Suyudi menekankan bahwa permasalahan narkoba tidak bisa semata-mata dipandang sebagai kejahatan. Ia menilai pengguna narkoba perlu diposisikan sebagai korban yang berhak mendapatkan rehabilitasi.
“Narkoba harus dipandang sebagai isu kemanusiaan, bukan hanya kriminalitas. Pengguna narkoba adalah korban yang harus disembuhkan melalui rehabilitasi, bukan dipenjara,” paparnya.

Pendekatan ini, lanjutnya, akan menjadi arah kebijakan BNN ke depan dengan menitikberatkan pada pencegahan, edukasi, dan rehabilitasi tanpa mengabaikan penindakan tegas terhadap jaringan pengedar.
Fokus pada Pencegahan dan Edukasi
BNN akan memperkuat strategi preventif melalui edukasi masyarakat, peningkatan kesadaran bahaya narkoba di lingkungan sekolah, tempat kerja, hingga komunitas.
Selain itu, pengawasan di jalur distribusi akan diperketat untuk memutus rantai pasok narkotika di dalam negeri.
“Kita tidak hanya memukul dari sisi pasokan, tapi juga menekan permintaan. Ini harus dilakukan secara simultan,” kata Suyudi.
Modernisasi Sistem dan Data
Dalam upaya memperkuat kelembagaan, BNN juga akan mengoptimalkan peran Tim Asesmen Terpadu (TAT) agar hasil asesmen rehabilitasi memiliki kekuatan hukum yang lebih kuat.
“Termasuk peningkatan pelatihan petugas, modernisasi laboratorium, serta digitalisasi manajemen data narkotika,” pungkasnya.
Langkah-langkah tersebut diharapkan mampu mempercepat reformasi sistem penanggulangan narkoba nasional agar lebih humanis, transparan, dan efektif, sekaligus mendukung visi besar pemerintah membangun Indonesia yang bebas dari ancaman narkotika.
