Jakarta, Mata4.com — Renang merupakan salah satu cabang olahraga tertua di Olimpiade. Cabor ini telah ada sejak Olimpiade modern perdana 1896 di Athena, Yunani. Setiap perenang berpotensi meraih lebih dari satu medali karena banyak nomor yang dipertandingkan, seperti yang dilakukan Michael Phelps dengan 23 medali emas Olimpiade.
Sejarah Awal Renang
Sejatinya, renang telah ada sejak 2.500 SM di Mesir, Asyur, Yunani, dan Romawi. Di era Romawi, renang menjadi bagian dari latihan bela diri dan pendidikan dasar bagi laki-laki. Di Asia Timur, renang telah ada setidaknya sejak abad pertama SM. Bahkan kolam air panas pertama dibangun oleh Gaius Maecenas dari Roma.
Pada abad ke-17, Jepang menjadikan renang sebagai mata pelajaran wajib di sekolah. Namun, popularitas renang sebagai olahraga baru berkembang pada abad ke-19. Organisasi renang pertama dibentuk di London pada 1837, dilengkapi enam kolam renang dalam ruangan dan papan loncat.
Kejuaraan renang pertama digelar di Australia pada 1846, mempertandingkan nomor 400 meter. Klub renang Metropolitan London (1869) kemudian menjadi cikal bakal Asosiasi Renang Amatir, diikuti pembentukan federasi olahraga renang di Eropa antara 1882–1889. Di Amerika Serikat, renang secara nasional diselenggarakan oleh Persatuan Atletik Amatir pada 1888.

Renang di Olimpiade
Renang masuk ke Olimpiade Athena 1896 sebagai salah satu dari 10 cabang olahraga. Sebagian besar atlet menggunakan gaya dada, hingga Richmond Cavill memperkenalkan gaya bebas pada 1902. Organisasi Federasi Renang Internasional (FINA), kini dikenal sebagai World Aquatics, berdiri pada 1908 di London.
Berbagai gaya baru muncul, termasuk gaya kupu-kupu pada tahun 1930-an.
Renang di Indonesia
Renang masuk ke Indonesia pada masa kolonial Belanda, 1904, dengan kolam pertama dibangun di Cihampelas, Bandung. Awalnya, hanya orang Belanda dan kaum bangsawan yang bisa menikmati olahraga ini.
Perserikatan Berenang Bandung (Bandung Zwembond) berdiri pada 1917, diikuti perkumpulan serupa di Jakarta dan Surabaya. Lomba renang antardaerah mulai digelar, namun kolam renang baru dibuka untuk umum pada masa pendudukan Jepang (1942–1945).
Setelah kemerdekaan, minat masyarakat sempat menurun. Renang kembali bergairah setelah Persatuan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI) dibentuk pada 24 Maret 1951. Satu tahun kemudian, PBSI menjadi anggota FINA dan pada 1959 berganti nama menjadi Perserikatan Renang Indonesia (PRSI).
Renang memiliki sejarah panjang, dari aktivitas dasar manusia ribuan tahun lalu hingga menjadi cabang olahraga modern di Olimpiade. Perkembangan teknik, gaya, dan organisasi olahraga ini menunjukkan bagaimana renang terus menjadi salah satu olahraga prestisius yang mengasah kemampuan fisik dan mental para atlet.
