Jakarta, Mata4.com — Dukungan Indonesia terhadap aksesi Timor Leste sebagai anggota ke-11 ASEAN dinilai sebagai langkah positif dan mencerminkan kedewasaan diplomasi kawasan Asia Tenggara.
Menurut pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal, dukungan Indonesia ini menegaskan sikap visioner meski Indonesia memiliki sejarah masa lalu yang kelam dengan Timor Leste.
“Kita ingat saat Timor Timur lepas dari Indonesia, prosesnya tidak baik dan berdarah. Namun kini, Indonesia justru paling bersemangat mendorong keanggotaan Timor Leste di ASEAN,” ujar Dino seusai peluncuran Arsip Hasjim Djalal oleh Pusat Studi Asia Tenggara (PSAT) di Jakarta, Senin (27/10/2025).
Strategi Visioner Indonesia
Dino menambahkan, Pasal 6 Piagam ASEAN tentang penerimaan anggota baru—yang dipelopori Indonesia—menunjukkan pandangan jangka panjang bahwa Timor Leste harus menjadi bagian dari ASEAN.

“Saat Piagam ASEAN berlaku pada 2008, seluruh negara di Asia Tenggara telah menjadi anggota. Namun Indonesia berpikir jauh ke depan, menyadari Timor Leste masih tertinggal dan perlu ruang untuk bergabung,” tutur Dino.
Ia menekankan bahwa bergabungnya Timor Leste menandai finalisasi peta geopolitik Asia Tenggara, karena kini seluruh 11 negara di kawasan menjadi anggota ASEAN.
“Ini adalah pencapaian yang sudah lama diperjuangkan Indonesia,” tambahnya.
ASEAN Resmi Sambut Timor Leste
ASEAN secara resmi menyambut Timor Leste sebagai anggota penuh dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia, Ahad (26/10). Keanggotaan ini ditetapkan setelah para pemimpin ASEAN, termasuk Presiden RI Prabowo Subianto, menandatangani Deklarasi Penerimaan Timor Leste ke ASEAN.
Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmão, menyatakan aksesi ini diharapkan membuat suara negaranya lebih terdengar di tingkat global.
“Dengan bergabung ke ASEAN, isu dan aspirasi kami bisa lebih didengar. Kalau kami sendiri, orang bertanya, siapa kamu, negara kecil,” ujar Xanana dalam konferensi pers di Kuala Lumpur, Minggu (26/10/2025).
