Jakarta, Mata4.com — Unit bisnis Financial Technology (Fintech) milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), yang menaungi GoPay, mencatatkan kinerja cemerlang pada kuartal III tahun 2025. Hampir seluruh indikator utama menunjukkan pertumbuhan kuat, menegaskan posisi GoPay sebagai salah satu pemimpin industri dompet digital di Indonesia.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan bersih fintech GoTo tumbuh 55 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp1,54 triliun. Sementara itu, nilai transaksi bruto (Gross Transaction Value/GTV) melonjak 48 persen menjadi Rp95,3 triliun.
EBITDA Berbalik Positif
Kinerja keuangan GoPay juga mencatat pencapaian penting. EBITDA yang disesuaikan berbalik positif Rp136 miliar, dibanding rugi Rp65 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Perubahan signifikan ini tidak lepas dari pertumbuhan bisnis transaksi digital dan layanan pinjaman konsumen seperti GoPay Pinjam dan GoPay Later yang semakin diminati masyarakat.
“Kami berhasil menjaga efisiensi sekaligus memperluas jangkauan layanan fintech. Pertumbuhan GoPay mencerminkan kepercayaan pengguna terhadap ekosistem GoTo,” demikian disampaikan dalam keterangan resmi manajemen GOTO.
Transaksi GoPay Tembus 500 Juta per Bulan
GoPay menjadi motor utama pertumbuhan segmen fintech. Pada September 2025, volume transaksi melampaui 500 juta transaksi per bulan, tumbuh 54 persen YoY — rekor tertinggi sepanjang sejarah GoPay.
Sementara itu, jumlah pengguna bertransaksi bulanan (Monthly Transacting Users/MTU) naik 29 persen YoY menjadi 24 juta pengguna aktif.
Segmen pinjaman konsumen juga menunjukkan lonjakan impresif. Total nilai pinjaman melalui GoPay Pinjam dan GoPay Later meningkat 76 persen YoY menjadi Rp7,6 triliun.

Fokus Ganda: Premium dan Mass Market
Manajemen GoTo menjelaskan bahwa GoPay kini mengusung strategi ganda dalam melayani pasar Indonesia.
Untuk segmen pengguna premium (affluent), GoPay menjadi e-wallet teratas dalam transaksi travel, hiburan, dan streaming digital.
Sementara di segmen mass market, GoPay mempertahankan daya tarik melalui program transfer gratis, promo QRIS tanpa biaya, dan cashback loyalitas yang mendorong adopsi di daerah non-metropolitan.
“Kami tidak hanya fokus pada volume, tapi juga kualitas dan relevansi layanan bagi seluruh lapisan masyarakat,” kata pihak manajemen.
Dorong Profitabilitas Grup GoTo
Keberhasilan unit fintech menjadi salah satu kontributor utama peningkatan profitabilitas Grup GoTo.
Perusahaan melaporkan laba sebelum pajak yang disesuaikan sebesar Rp62 miliar — capaian positif pertama sejak merger Gojek dan Tokopedia.
Selain itu, EBITDA Grup yang disesuaikan mencapai Rp516 miliar, menandai langkah penting menuju keberlanjutan bisnis digital nasional.
Konteks: Fintech Jadi Penopang Ekonomi Digital
Pertumbuhan pesat GoPay mencerminkan kebangkitan industri fintech Indonesia pascapandemi. Persaingan dengan pemain besar seperti DANA, OVO, dan ShopeePay semakin ketat, namun GoPay dinilai berhasil mengonsolidasikan posisi lewat integrasi ekosistem transportasi, e-commerce, dan layanan keuangan.
Dengan strategi efisiensi dan inovasi produk pinjaman digital, analis menilai GoTo kini berada pada jalur menuju profitabilitas berkelanjutan tanpa harus mengorbankan ekspansi pasar.
