Bekasi, Mata4.com – Kabar buruk datang dari Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Upaya banding mereka terhadap sanksi yang dijatuhkan kepada tujuh pemain keturunan (mixed heritage) resmi ditolak oleh Komite Banding FIFA. Keputusan tersebut memperkuat sanksi berat yang sebelumnya dijatuhkan baik kepada federasi maupun para pemain.
FIFA Tegaskan Sanksi Tidak Berubah
Dalam rilis resmi yang disampaikan pada Senin (3/11/2025), Komite Banding FIFA yang diketuai oleh Nick Eggleston menyatakan telah meninjau seluruh dokumen dan melakukan dengar pendapat sebelum memutuskan untuk menolak banding tersebut.
“Setelah menganalisis pengajuan dan melakukan dengar pendapat, Komite Banding FIFA memutuskan untuk menolak banding dan mengonfirmasi sanksi secara keseluruhan,” demikian isi pernyataan resmi komite tersebut.
Dengan keputusan ini, FAM dan tujuh pemain yang dinilai melanggar regulasi FIFA harus menerima konsekuensi penuh.
Rincian Sanksi FIFA
Keputusan final FIFA mempertegas hukuman yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni:
- FAM (Federasi Malaysia): Denda sebesar 350.000 franc Swiss atau setara Rp7,24 miliar.
- Tujuh Pemain Terlibat:
- Skorsing 12 bulan dari seluruh kegiatan sepak bola.
- Denda pribadi masing-masing 2.000 franc Swiss (sekitar Rp41,4 juta).
Adapun nama-nama pemain yang terkena sanksi adalah Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazábal, dan Hector Hevel.

FAM Kaget, CAS Jadi Harapan Terakhir
Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) mengaku terkejut dengan hasil akhir ini.
Pelaksana tugas (Pjs) Presiden FAM, Datuk Yusoff Mahadi, mengatakan bahwa ini adalah situasi pertama yang dihadapi federasi, dan mereka tidak menyangka hasil banding berakhir tanpa keringanan.
“Ini adalah pertama kalinya FAM menghadapi situasi seperti ini. Tim hukum dan manajemen kami sangat terkejut dengan hasilnya,” ujar Yusoff dalam pernyataannya.
Meski begitu, FAM belum menyerah. Mereka akan meminta salinan tertulis dasar keputusan FIFA dalam waktu 10 hari, sebelum melangkah ke tahap banding terakhir ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) di Swiss.
“FAM tetap teguh membela hak-hak pemain kami dan kepentingan sepak bola Malaysia di tingkat internasional,” tegas Yusoff.
Akar Masalah dan Dampak ke Tim Nasional
Kasus ini bermula dari dugaan manipulasi dokumen kewarganegaraan beberapa pemain keturunan yang membela tim nasional Malaysia. FIFA menilai proses naturalisasi dan pendaftaran pemain tidak sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Skandal ini mengguncang persepakbolaan Malaysia, terlebih karena para pemain tersebut sebelumnya sempat memperkuat tim nasional dalam sejumlah laga internasional.
Kini, FAM menghadapi kerugian finansial sekaligus kehilangan kekuatan utama tim nasional selama setahun penuh. Situasi ini diprediksi akan berdampak besar pada persiapan Malaysia di ajang kualifikasi Piala Asia dan AFF 2026.
Harapan Terakhir di CAS
Langkah banding ke CAS menjadi satu-satunya jalan hukum yang tersisa bagi FAM.
Jika CAS menolak permohonan tersebut, maka sanksi FIFA akan tetap berlaku penuh tanpa ada penundaan.
Namun, peluang menang di CAS terbilang kecil jika bukti administratif yang diajukan FAM tidak kuat. Sementara FIFA diketahui memiliki dokumen resmi, termasuk akta kelahiran kakek pemain Facundo Garces di Argentina, yang disebut menjadi bukti kunci dalam kasus ini.
