Bekasi, Mata4.com – Indonesia menegaskan komitmennya terhadap perdamaian dunia dengan kesiapan mengirim pasukan untuk misi penjaga perdamaian di Jalur Gaza. Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menyatakan kesiapan tersebut secara tegas di Jakarta, Rabu (5/11/2025), sambil menekankan bahwa mandat yang jelas, komprehensif, dan imparsial dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi syarat mutlak bagi partisipasi Indonesia.
“Indonesia siap berkontribusi dalam proses penjaga perdamaian. Detail implementasi, modalitas, dan yang utama adalah mandat resmi dari PBB yang imparsial harus sesuai dengan semangat perdamaian,” ujar Sugiono.
Pernyataan ini muncul setelah Amerika Serikat mengajukan rancangan resolusi di Dewan Keamanan PBB terkait pembentukan Pasukan Keamanan Internasional (International Security Force/ISF) di Gaza. ISF direncanakan bertugas selama dua tahun untuk menjaga stabilitas pascakonflik, melakukan pengamanan perbatasan Gaza dengan Israel dan Mesir, melindungi warga sipil serta jalur kemanusiaan, melatih polisi Palestina, serta mendukung proses demiliterisasi wilayah tersebut.

Meskipun menyambut inisiatif ini, Menlu Sugiono menekankan perlunya kehati-hatian. Indonesia ingin memastikan bahwa partisipasinya tidak bias, sehingga mandat misi harus jelas dan benar-benar berfungsi untuk menjaga perdamaian, sejalan dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif Indonesia.
“Sebelum bendera Merah Putih bisa berkibar, gencatan senjata di Jalur Gaza harus efektif tanpa adanya serangan baru. Hanya dengan itu bantuan kemanusiaan dapat masuk lancar dan proses rekonstruksi Gaza terlaksana sesuai kesepakatan internasional,” tegas Sugiono.
Langkah ini menegaskan posisi Indonesia yang siap terlibat aktif dalam misi perdamaian dunia, dengan catatan bahwa tujuan misi harus murni demi kemanusiaan dan perdamaian sejati, serta dilandasi mandat yang adil dan imparsial dari PBB. Indonesia membuka kemungkinan menyiapkan pasukan baru untuk diterjunkan ke Gaza, meski mekanisme teknis partisipasi masih dibahas lebih lanjut.
