Jakarta, Mata4.com — Sebuah video yang memperlihatkan seorang warga menolak rumahnya ditempeli stiker penerima bantuan sosial (bansos) menjadi viral di media sosial. Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @lambe_turah pada Jumat (7/11/2025) dan langsung menuai beragam reaksi publik.
Peristiwa itu disebut terjadi di wilayah Pemerintah Desa Tepi Sungai, Kecamatan Bangkong, Kabupaten Branjangan. Dalam video berdurasi sekitar dua menit itu, terlihat seorang petugas mendatangi rumah warga penerima bansos untuk memasang stiker bertuliskan:
“Keluarga Miskin Penerima Manfaat yang Berhak Menerima Bantuan Pemerintah: PKH, BPNT, PBI, BLT.”
Petugas menjelaskan bahwa stiker tersebut merupakan ketentuan dari pemerintah pusat, dan tidak boleh dilepas setelah ditempel. Jika dilepas, penerima dianggap mengundurkan diri dari program bantuan.
Namun, penjelasan itu tak diterima oleh pemilik rumah yang tampak keberatan.
“Pokoknya saya enggak usah ditempel-tempel stiker rumah saya,” ujar pria tersebut dengan nada kesal.
Warga Tolak dengan Alasan Malu dan Tak Ingin Dianggap Miskin
Dalam video, petugas berusaha menenangkan dan menjelaskan bahwa aturan ini berlaku nasional untuk memastikan data penerima bantuan tepat sasaran. Namun, warga itu tetap menolak karena tak ingin rumahnya diberi tanda sebagai keluarga miskin.
“Malu lah, ini rumah besar, mobil ada, tapi ditempel stiker,” kata petugas menirukan alasan penolakan warga.
Sementara itu, warga tersebut justru menuding pemasangan stiker hanyalah “akal-akalan petugas”.
“Bukan, ini memang dari pusatnya seperti ini kok,” jawab petugas mencoba meluruskan.
Meski menolak, warga itu juga tidak ingin namanya dicoret dari daftar penerima bansos.
“Enggak ada lah, mas. Saya nanti enggak dapat lagi jadinya,” ucapnya.

Petugas Ingatkan Dampak Penolakan: Bisa Dicoret dari Data
Petugas yang berada di lokasi tetap berusaha memberikan pemahaman bahwa pemasangan stiker merupakan kewajiban penerima bantuan.
“Iya ini wajib, kalau enggak mau pasang stiker nanti di sistem bisa dicoret,” jelas petugas.
Namun, warga tetap bersikukuh dengan alasan tidak ada aturan tertulis yang mewajibkan hal tersebut.
“Iya di situ enggak ada tulisan wajibnya,” katanya menantang.
Situasi pun memanas ketika petugas memperingatkan bahwa data penerima bantuan bisa dihapus dari sistem jika menolak pemasangan stiker.
“Mas, kita coret di sistem biar enggak nerima bantuan lagi,” kata petugas.
Ucapan itu justru dibalas dengan nada tinggi oleh warga.
“Coretlah nama aku, ku cari kau nanti!” ancam warga tersebut, membuat suasana semakin tegang.
Respons Publik dan Tujuan Program Stikerisasi Bansos
Video tersebut langsung viral dan menuai beragam komentar dari warganet. Sebagian menilai pemasangan stiker sebagai langkah transparansi pemerintah agar masyarakat tahu siapa penerima bantuan. Namun, tak sedikit pula yang menilai cara tersebut menyinggung harga diri penerima dan berpotensi menimbulkan stigma sosial.
Kementerian Sosial sebelumnya menjelaskan bahwa program stikerisasi penerima bantuan bertujuan untuk memastikan bantuan sosial tepat sasaran, sekaligus mendorong keluarga yang sudah mampu agar secara sukarela mundur dari daftar penerima.
Langkah ini diharapkan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pendistribusian program seperti PKH, BPNT, PBI, dan BLT.
