Teheran, Mata4.com – Iran, khususnya wilayah Teheran, tengah menghadapi kekeringan terparah dalam beberapa dekade terakhir. Curah hujan yang mencapai rekor terendah membuat waduk-waduk di ibu kota hampir kosong, memicu kekhawatiran akan terjadinya krisis air berkepanjangan.
Presiden Masoud Pezeshkian memperingatkan bahwa jika hujan tidak segera turun, pemerintah mungkin terpaksa memberlakukan kebijakan penjatahan air di Teheran. Namun, ia juga menegaskan bahwa langkah tersebut belum tentu cukup untuk mencegah dampak lebih parah.

“Kondisi ini sangat serius. Jika curah hujan tidak membaik, kita mungkin harus mempertimbangkan langkah darurat lain,” ujar Pezeshkian dalam pernyataannya, Senin (10/11/2025).
Pejabat pemerintah Iran menyerukan masyarakat untuk menghemat air dan menunda penggunaan non-esensial seperti penyiraman taman dan cuci kendaraan. Situasi ini juga menimbulkan kekhawatiran akan terganggunya pasokan listrik, mengingat banyak pembangkit di Iran bergantung pada sumber air untuk pendinginan.
Kementerian Energi Iran mencatat curah hujan nasional turun hingga 40 persen dibandingkan rata-rata tahunan, menjadikan tahun ini sebagai salah satu periode paling kering dalam sejarah negara tersebut.
