Jakarta, Mata4.com — Pemerintah Australia menyatakan dukungan penuh terhadap program strategis Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Dukungan tersebut menandai langkah nyata Australia dalam memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia, terutama di bidang ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, dan pembangunan sumber daya manusia.
Pernyataan dukungan itu disampaikan oleh Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, dalam pertemuan resmi dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, di Jakarta, Senin (10/11). Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membahas potensi kerja sama lintas sektor untuk mendukung pelaksanaan program prioritas nasional yang menjadi salah satu fokus pemerintahan Prabowo–Gibran.
“Australia melihat program Makan Bergizi Gratis sebagai inisiatif penting dalam memperkuat ketahanan gizi masyarakat dan membangun generasi muda yang sehat. Kami siap berkolaborasi dalam penelitian, pelatihan, serta dukungan teknis di lapangan,” ujar Penny Williams dalam keterangan tertulis Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
Williams menjelaskan bahwa Australia telah lama berkomitmen terhadap pembangunan manusia di kawasan Indo-Pasifik. Menurutnya, dukungan terhadap program MBG merupakan kelanjutan dari kemitraan jangka panjang Australia–Indonesia di bidang kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
Bentuk Konkret Dukungan Australia
Dalam keterangan resminya, Kedutaan Besar Australia menjabarkan tiga bentuk dukungan utama terhadap program MBG.
Pertama, dukungan teknis dan riset gizi melalui kerja sama antara lembaga penelitian Australia dan Kementerian Kesehatan Indonesia. Langkah ini mencakup penyusunan standar gizi anak sekolah serta pengembangan sistem monitoring untuk memastikan kualitas pangan yang disalurkan.
Kedua, pelatihan dan pengembangan kapasitas tenaga ahli gizi dan petugas lapangan, guna mendukung pelaksanaan distribusi makanan bergizi di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia, terutama di wilayah terpencil.
Ketiga, dukungan pendanaan dan pertukaran pengalaman melalui skema kemitraan Australia–Indonesia Comprehensive Partnership for Nutrition and Health (AICPNH), yang telah berjalan sejak 2020. Program ini akan diperluas agar mencakup pendampingan teknis bagi daerah-daerah prioritas penerima manfaat MBG.
“Kami percaya kolaborasi ini akan memberi dampak positif yang luas. Ketahanan gizi bukan hanya tentang kesehatan, tetapi juga investasi jangka panjang bagi masa depan ekonomi dan sosial,” tambah Williams.
Respons Pemerintah Indonesia
Pemerintah Indonesia menyambut positif langkah Australia tersebut. Menko PMK Muhadjir Effendy menyatakan bahwa kerja sama internasional menjadi salah satu elemen penting dalam memastikan keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis.
“Kami mengapresiasi dukungan Pemerintah Australia. Ini bukti bahwa kebijakan Presiden Prabowo mendapat kepercayaan internasional karena berfokus pada peningkatan kualitas hidup rakyat,” ujar Muhadjir.
Menurutnya, pemerintah tengah mempersiapkan kerangka implementasi program MBG yang mencakup aspek pengadaan bahan pangan, distribusi, hingga sistem evaluasi berbasis data. Program ini diharapkan dapat menjangkau jutaan anak sekolah di seluruh Indonesia, dengan prioritas bagi daerah dengan tingkat stunting tinggi.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk tumbuh sehat dan cerdas. Dukungan dari mitra luar negeri akan memperkuat kapasitas nasional kami untuk mencapai target itu,” tambah Muhadjir.
Ia juga menegaskan, kerja sama dengan Australia akan difokuskan pada transfer pengetahuan dan peningkatan efisiensi sistem. Pemerintah berupaya agar program MBG tidak hanya bersifat bantuan sementara, tetapi menjadi bagian dari sistem sosial berkelanjutan yang didukung seluruh lapisan masyarakat.
Perkuat Hubungan Bilateral Indonesia–Australia
Hubungan antara Indonesia dan Australia dalam bidang pembangunan manusia sebenarnya sudah terjalin lama. Melalui berbagai program kemitraan, kedua negara telah bekerja sama dalam bidang pendidikan, kesehatan, energi, pertanian, dan penanggulangan bencana. Dukungan terhadap program MBG ini menandai babak baru dalam hubungan diplomatik yang lebih inklusif dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Dr. Ananda Putri, menilai dukungan Australia terhadap program MBG memiliki nilai strategis yang lebih luas daripada sekadar kerja sama teknis.
“Australia menggunakan pendekatan diplomasi kemanusiaan yang memperkuat hubungan sosial antarbangsa. Sementara bagi Indonesia, dukungan ini memperlihatkan bahwa kepemimpinan Presiden Prabowo mulai mendapat pengakuan internasional dalam upaya membangun sumber daya manusia,” jelas Ananda.
Menurutnya, kerja sama ini juga membuka peluang baru di sektor ekonomi, khususnya bagi petani dan produsen pangan lokal yang dapat menjadi pemasok utama bahan makanan bergizi untuk program MBG. Hal ini dinilai akan menciptakan efek ganda: memperkuat ekonomi rakyat sekaligus meningkatkan kesejahteraan sosial.
Harapan ke Depan
Pemerintah menargetkan program Makan Bergizi Gratis mulai berjalan secara nasional pada tahun 2026. Tahap awal pelaksanaannya akan difokuskan pada anak-anak sekolah dasar, pesantren, serta komunitas pendidikan di daerah tertinggal.
“Dengan dukungan berbagai pihak, termasuk mitra internasional, kami berharap program ini tidak hanya menekan angka stunting, tetapi juga menjadi fondasi kuat bagi generasi emas 2045,” ujar Muhadjir.
Program MBG merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi anak-anak, menurunkan tingkat kemiskinan gizi, serta memperkuat ketahanan pangan nasional.
Dukungan Australia diharapkan tidak hanya memperkuat pelaksanaan program tersebut, tetapi juga memperkokoh hubungan bilateral antara kedua negara dalam semangat kemitraan dan solidaritas regional.

