Jakarta, Mata4.com — Rencana pemerintah untuk menerapkan redenominasi mata uang rupiah memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat. Warga berharap pemerintah segera mengintensifkan sosialisasi, agar perubahan nominal uang tidak menimbulkan kebingungan atau kesalahpahaman di masyarakat.
“Kami ingin perubahan ini jelas dan mudah dipahami. Kalau sosialisasinya kurang, banyak orang bisa bingung saat menggunakan uang baru,” ujar salah seorang warga Jakarta, Dewi Lestari, Senin (11/11).
Redenominasi adalah langkah menyederhanakan nilai rupiah dengan menghapus sejumlah nol pada nominal uang, misalnya 1.000 rupiah menjadi 1 rupiah. Kebijakan ini dianggap penting untuk meningkatkan efisiensi transaksi, mempermudah perhitungan ekonomi, dan mendukung citra rupiah di kancah internasional.
Kekhawatiran Publik dan Potensi Tantangan
Meskipun memiliki tujuan strategis, sebagian masyarakat menyatakan kekhawatiran terkait implementasi redenominasi, di antaranya:
- Kebingungan dalam transaksi sehari-hari, terutama bagi lansia atau kelompok yang kurang familiar dengan teknologi keuangan.
- Kesalahan pencatatan dan pembayaran, baik di sektor perbankan, toko ritel, maupun usaha kecil dan menengah.
- Kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat jangka panjang dari redenominasi.
Sejumlah pedagang dan pelaku UMKM juga menyampaikan kekhawatiran terkait penyesuaian harga barang, pencatatan keuangan, dan pencetakan struk baru.
Harapan dan Tuntutan Warga
Masyarakat meminta pemerintah melakukan sosialisasi secara masif dan menyeluruh, memanfaatkan berbagai kanal komunikasi:
- Media massa: televisi, radio, dan surat kabar untuk menjangkau semua kalangan.
- Media digital dan sosial: kampanye melalui media sosial, aplikasi perbankan, dan situs resmi pemerintah.
- Edukasi langsung: seminar, lokakarya, sosialisasi di komunitas, dan pelatihan bagi pelaku usaha kecil.
Sosialisasi yang efektif diharapkan mampu menjelaskan:
- Tujuan dan manfaat redenominasi.
- Cara penggunaan uang baru dalam transaksi.
- Dampak perubahan nominal terhadap keuangan pribadi dan usaha kecil.
“Pemerintah sebaiknya melibatkan bank, pelaku usaha, dan komunitas agar pesan tersampaikan merata,” tambah Dewi.
Pendapat Ahli Ekonomi
Ahli ekonomi menilai redenominasi adalah langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi transaksi dan memperkuat citra rupiah. Namun, keberhasilan kebijakan ini bergantung pada edukasi dan sosialisasi publik.
“Redenominasi dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian, tetapi masyarakat perlu diberi pemahaman agar tidak panik atau bingung,” ujar Dr. Andi Pratama, ekonom Universitas Indonesia.
Dr. Andi menambahkan bahwa redenominasi juga mempermudah laporan keuangan pemerintah dan pelaku usaha, serta memudahkan transaksi digital di era ekonomi modern.
Langkah Pemerintah dan Bank Indonesia
Pemerintah bersama Bank Indonesia menyatakan kesiapan mereka untuk melakukan sosialisasi lebih intensif menjelang implementasi redenominasi:
- Penyediaan materi edukasi dan panduan resmi bagi masyarakat dan pelaku usaha.
- Simulasi penggunaan uang baru di berbagai kanal, termasuk toko dan platform digital.
- Kampanye melalui media sosial, televisi, dan lokakarya komunitas, untuk menjangkau masyarakat luas.
Bank Indonesia menekankan bahwa redenominasi tidak mengubah nilai riil rupiah, melainkan hanya menyederhanakan nominal, sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
Kesimpulan
Rencana redenominasi rupiah menjadi perhatian serius masyarakat karena berdampak langsung pada transaksi harian dan pemahaman publik. Kekhawatiran warga menekankan pentingnya:
- Sosialisasi dan edukasi publik yang masif.
- Koordinasi pemerintah, perbankan, dan pelaku usaha.
- Persiapan masyarakat agar siap menghadapi perubahan nominal uang.
Dengan langkah-langkah ini, redenominasi diharapkan dapat berjalan lancar, efisien, dan memberi manfaat maksimal bagi perekonomian nasional tanpa menimbulkan kebingungan di masyarakat.

