Bandung, Mata4.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menatap akhir tahun 2025 dengan penuh optimisme. Empat pilar utama penggerak ekonomi di provinsi berpenduduk terbesar di Indonesia ini menunjukkan tren positif, sehingga pemerintah daerah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,5 persen pada akhir tahun.
Optimisme ini diperkuat oleh data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan ekonomi Jabar pada Kuartal III Tahun 2025 mencapai 5,20 persen, masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang berada di angka 5,04 persen.
Sekretaris Daerah Provinsi Jabar, Herman Suryatman, mengapresiasi kinerja seluruh pihak, mulai dari pemerintah daerah, pelaku usaha, hingga masyarakat yang terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.
“Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi kunci peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kami optimistis, dengan sinergi semua sektor, pertumbuhan ekonomi Jabar di akhir tahun bisa mencapai 5,5 persen,” ujar Herman dalam West Java Economic Society (WJES) 2025, dikutip Kamis (13/11/2025).
Empat Pilar Penggerak Ekonomi Jabar Tumbuh Positif
Menurut Herman, terdapat empat komponen utama yang menopang pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sepanjang 2025, yaitu belanja pemerintah, konsumsi masyarakat, investasi, serta ekspor-impor. Keempatnya menunjukkan arah positif dan menjadi penopang utama daya tahan ekonomi daerah.
1. Belanja Pemerintah
Realisasi belanja pemerintah hingga awal November 2025 tercatat sudah mencapai 72,67 persen, didukung oleh realisasi pendapatan sebesar 81,22 persen. Angka ini mencerminkan pengelolaan fiskal yang kuat dan efisien.
“Belanja pemerintah menjadi pemantik roda ekonomi. Kami pantau setiap hari, bukan hanya di tingkat provinsi, tetapi juga kabupaten dan kota,” tegas Herman.
2. Konsumsi Masyarakat
Konsumsi masyarakat juga mengalami peningkatan berkat inflasi yang terkendali sepanjang 2025. Dengan daya beli yang terjaga, sektor ritel dan perdagangan tumbuh stabil, mendorong aktivitas ekonomi di berbagai daerah.
3. Investasi
Dari sisi investasi, Jabar menunjukkan performa luar biasa. Hingga Kuartal III 2025, nilai investasi tercatat Rp77,1 triliun (periode Januari–September), dan secara kumulatif mencapai Rp218 triliun hingga awal November.
“Terbukti bahwa Jawa Barat merupakan provinsi yang ramah investasi, dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dan merata,” ujar Herman.

4. Ekspor dan Impor
Sementara dari sektor perdagangan luar negeri, neraca perdagangan Jabar terus mencatatkan surplus. Kondisi ini menandakan bahwa produk-produk dari Jabar semakin kompetitif di pasar global, sekaligus menunjukkan keberhasilan pemerintah daerah dalam menjaga produktivitas industri manufaktur dan komoditas ekspor.
Perbankan dan Akademisi Nilai Ekonomi Jabar Masih On The Track
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muhamad Nur, menilai bahwa kinerja ekonomi Jawa Barat masih berada di jalur yang tepat (on the track). Ia meyakini dua bulan terakhir tahun 2025 akan menjadi momentum penting karena adanya peningkatan konsumsi masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru.
“Pertumbuhan ekonomi Jabar masih on the track. Belanja pemerintah dan konsumsi rumah tangga menjelang akhir tahun akan memberikan dorongan tambahan,” jelasnya.
Melalui forum West Java Economic Society (WJES) 2025, BI bersama kalangan akademisi dan dunia perbankan memberikan sejumlah rekomendasi strategis untuk mempercepat pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029 sebagaimana ditetapkan pemerintah pusat.
Menatap 2029: Fondasi Pertumbuhan Berkelanjutan
Sekda Herman Suryatman menyebut bahwa tahun 2025 menjadi titik awal penting menuju target pertumbuhan ekonomi 8 persen di 2029. Menurutnya, Jawa Barat memiliki semua prasyarat untuk mencapainya — mulai dari infrastruktur yang memadai, SDM produktif, hingga dukungan kuat dari sektor industri dan digitalisasi ekonomi daerah.
“Target 8 persen di 2029 memang berat, tapi bukan tidak mungkin. Start-nya dimulai tahun ini. Dengan fondasi fiskal yang kuat, investasi yang terus tumbuh, dan ekspor yang meningkat, kami yakin Jabar mampu menjadi motor ekonomi nasional,” tegas Herman.
Ia menambahkan bahwa kunci keberhasilan pertumbuhan ekonomi daerah tidak hanya terletak pada pembangunan fisik, tetapi juga penguatan ekosistem ekonomi digital, peningkatan kualitas SDM, dan keberpihakan pada sektor UMKM.
