Israel, Mata4.com — Haytham Ali Tabatabai, seorang komandan militer senior Hizbullah yang dianggap memiliki pengaruh strategis dalam struktur organisasi tersebut, tewas dalam serangan udara yang dilakukan Israel di kawasan pinggiran selatan Beirut pada Minggu (23/11). Peristiwa ini memicu perhatian internasional karena terjadi di tengah situasi politik Lebanon yang masih rentan serta hubungan tegang antara Hizbullah dan Israel pasca-gencatan senjata.
Kronologi Serangan
Serangan udara terjadi pada malam hari dan menyasar sebuah bangunan di wilayah Haret Hreik, sebuah kawasan padat penduduk yang juga dikenal sebagai salah satu pusat aktivitas Hizbullah. Penduduk setempat melaporkan terdengar suara ledakan keras yang diikuti kobaran api dan asap tebal di sekitar lokasi. Tim penyelamat dan pertahanan sipil Lebanon segera dikerahkan untuk melakukan evakuasi korban serta mengamankan area.
Otoritas kesehatan Lebanon menyebutkan adanya beberapa korban jiwa dan sejumlah orang luka-luka akibat dampak ledakan, namun jumlah pastinya masih dalam proses verifikasi. Petugas di lapangan juga mengevakuasi warga yang rumahnya terdampak akibat guncangan dan puing bangunan.
Sosok Haytham Ali Tabatabai
Haytham Ali Tabatabai dikenal sebagai salah satu tokoh yang menempati posisi strategis di Hizbullah. Meskipun organisasi tersebut jarang mempublikasikan detail mengenai struktur kepemimpinan militernya, berbagai sumber menyebut Tabatabai memiliki peran penting dalam pengembangan taktis dan operasional kelompok tersebut.
Ia disebut berpengalaman dalam mengoordinasikan sejumlah operasi Hizbullah pada berbagai periode konflik. Meski begitu, informasi mengenai aktivitas militernya kerap bersifat tertutup sehingga tidak seluruh detail dapat diverifikasi secara independen. Tabatabai dipandang sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar terhadap penyusunan strategi kelompok, terutama dalam menghadapi dinamika keamanan regional.
Respons Hizbullah atas Kematian Tabatabai
Hizbullah mengonfirmasi kematian Tabatabai melalui pernyataan resmi yang dirilis pada Minggu malam. Dalam pernyataan tersebut, organisasi menyebutnya sebagai salah satu “komandan penting” dan menilai kepergiannya sebagai kehilangan besar. Mereka menyatakan bahwa serangan tersebut menunjukkan intensitas tekanan yang dihadapi kelompok tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Organisasi itu juga menyampaikan bahwa mereka akan memberikan respons terhadap serangan tersebut “pada waktu yang tepat,” tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Pernyataan ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi eskalasi baru di wilayah perbatasan Lebanon–Israel maupun di wilayah selatan Lebanon.
Tanggapan dari Israel
Pihak Israel mengakui telah melakukan serangan udara tersebut dan menyatakan bahwa target operasi adalah individu yang dinilai memiliki posisi penting dalam struktur militer Hizbullah. Israel berpendapat bahwa serangan semacam ini dilakukan untuk mencegah kelompok tersebut memperkuat kemampuan militernya.
Namun, pemerintah Israel tidak menyampaikan rincian lebih jauh mengenai mekanisme serangan, jumlah amunisi yang digunakan, maupun dasar intelijen yang melatari operasi tersebut. Selama ini, Israel dan Hizbullah sering saling tuduh melakukan tindakan yang memicu ketegangan di perbatasan kedua wilayah.
Kekhawatiran Atas Eskalasi Konflik
Analisis keamanan dari berbagai lembaga internasional menunjukkan bahwa kematian Tabatabai berpotensi memengaruhi dinamika kekuatan di tubuh Hizbullah. Ia dianggap sebagai salah satu figur yang memiliki pengalaman panjang dalam struktur militer organisasi tersebut, sehingga kepergiannya dinilai sebagai pukulan signifikan.
Di sisi lain, para pengamat menilai bahwa serangan di wilayah pemukiman padat dapat meningkatkan risiko konflik lebih luas yang melibatkan warga sipil. Pemerintah Lebanon telah menyerukan agar komunitas internasional turut menekan kedua pihak untuk menahan diri dan mencegah eskalasi lebih lanjut yang dapat berujung pada konflik berskala besar.
Situasi di Lapangan dan Upaya Kemanusiaan
Setelah serangan, petugas pertahanan sipil dan tenaga medis Lebanon terus melakukan proses pembersihan puing serta menyalurkan bantuan ke warga terdampak. Beberapa keluarga dilaporkan mengungsi sementara waktu ke tempat yang lebih aman akibat kekhawatiran terjadinya serangan susulan.
Sejumlah organisasi kemanusiaan juga memberikan peringatan tentang potensi meningkatnya kebutuhan bantuan darurat jika ketegangan berlanjut. Mereka menekankan pentingnya memastikan keselamatan warga sipil dan akses bantuan yang tidak terhalang oleh situasi keamanan.
Reaksi Internasional
Beberapa negara dan organisasi internasional menyerukan agar kedua pihak menahan diri. Mereka menekankan pentingnya menjaga stabilitas regional dan mencegah terjadinya bentrokan lebih besar, terutama mengingat kondisi Lebanon yang tengah menghadapi krisis ekonomi dan politik berkepanjangan.

