Bekasi, Mata4.com – Upaya akselerasi ekspor daerah terus dilakukan Bea Cukai melalui sinergi bersama pemerintah daerah, lembaga terkait, dan para pelaku usaha. Komitmen tersebut diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang digelar unit-unit vertikal Bea Cukai di daerah, termasuk Bea Cukai Pangkalpinang dan Kanwil Bea Cukai Aceh. Beragam inisiatif ini bertujuan memberikan dukungan strategis yang berdampak langsung bagi masyarakat, terutama dalam membuka peluang pasar global bagi komoditas unggulan serta produk UMKM.
Pada Rabu (5/11/2025), Bea Cukai Pangkalpinang bersama Kemenkeu Satu Babel menggelar dialog strategis dengan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani. Pertemuan yang berlangsung di Kantor Gubernur Babel tersebut membahas kontribusi program-program Kementerian Keuangan dalam memperkuat perekonomian daerah. Kepala Kanwil DJPb Babel sekaligus Kepala Perwakilan Kemenkeu Satu Babel, Sykuriah HG, memaparkan empat program yang dianggap mampu menjadi penggerak utama ekonomi daerah: blue economy, green economy, Koperasi Merah Putih, dan Desa Devisa.
Kepala Bea Cukai Pangkalpinang, Junanto Kurniawan, menegaskan dukungan penuh dalam peningkatan ekonomi daerah melalui optimalisasi layanan ekspor-impor. Ia memperkenalkan program klinik ekspor jemput bola yang dirancang untuk mendampingi pelaku usaha serta UMKM dalam konsultasi terkait peluang ekspor. Program ini diharapkan mampu memperluas akses pasar produk unggulan Bangka Belitung sehingga berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal.
Di wilayah berbeda, Kanwil Bea Cukai Aceh turut memperkuat upaya akselerasi ekspor melalui partisipasinya pada Seminar Nasional Ekspor Impor Berbasis Komoditas Lokal yang diselenggarakan Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Aceh pada Sabtu (22/11) di Banda Aceh. Seminar ini menghadirkan berbagai narasumber dari sektor strategis, mulai dari Dinas Koperasi dan UMKM Aceh, Disperindag Aceh, pakar supply chain halal, saudagar luar negeri, hingga Bea Cukai Aceh.

Dalam kesempatan itu, Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat Bea Cukai Aceh, Muparrih, memperkenalkan portal One Stop Information (OSI) UMKM. Portal ini berfungsi sebagai pusat informasi terpadu yang menyediakan akses berbagai kebutuhan pelaku UMKMāmulai dari fasilitas pembiayaan, regulasi perdagangan, prosedur ekspor-impor, hingga tips meningkatkan daya saing. Ia juga memaparkan peran Bea Cukai dalam proses ekspor serta pembinaan pelaku usaha agar mampu menjalankan perdagangan secara tertib dan sesuai ketentuan.
Seminar tersebut memperkaya wawasan para peserta tentang peluang besar komoditas lokal Aceh seperti kopi Gayo dan CPO, serta pentingnya hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah produk sebelum dipasarkan ke luar negeri. Diskusi lintas sektor antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan komunitas saudagar baik domestik maupun mancanegara diharapkan mampu membuka jalur ekspor baru bagi UMKM Aceh.
Dengan semakin intensifnya kolaborasi ini, Bea Cukai optimistis langkah-langkah strategis yang dilakukan akan memperkuat daya saing daerah, mendorong peningkatan volume ekspor, serta menciptakan dampak ekonomi luas bagi masyarakat. Upaya yang terarah dan terintegrasi ini menjadi bukti nyata bahwa pemberdayaan UMKM menuju pasar global membutuhkan dukungan kelembagaan yang kuat dan keberlanjutan program di berbagai lini.
