Bangkok, Mata4.com — Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menghadapi aksi protes dari warga Thailand saat melakukan kunjungan resmi ke Bangkok. Massa aksi menuntut agar pemerintah Malaysia tidak ikut campur dalam urusan internal Kamboja, khususnya terkait isu politik dan diplomasi regional.
Aksi protes berlangsung di luar hotel tempat Anwar menginap. Puluhan warga Thailand, termasuk anggota organisasi masyarakat sipil, membawa spanduk dan poster bertuliskan pesan yang menuntut penghormatan terhadap kedaulatan negara tetangga dan penegakan prinsip non-intervensi.
“Kami menuntut pemerintah Malaysia menghormati kedaulatan Kamboja. Setiap negara harus menjaga prinsip non-intervensi,” ujar Niran Chaiyasit, koordinator aksi.
Agenda Resmi Kunjungan Anwar Ibrahim
Meskipun menghadapi protes, Anwar Ibrahim tetap melanjutkan agenda resmi kunjungan ke Thailand. Kantor Perdana Menteri Malaysia menegaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama ekonomi, keamanan, dan diplomasi regional ASEAN.
Beberapa agenda utama kunjungan tersebut meliputi:
- Pertemuan bilateral antara pejabat Malaysia dan Thailand untuk membahas kerja sama perdagangan dan investasi.
- Diskusi mengenai keamanan perbatasan dan migrasi regional, termasuk penanganan arus migran dan koordinasi lintas negara.
- Penguatan koordinasi ASEAN dalam menangani isu regional dan konflik lintas negara secara damai.
Anwar Ibrahim menghindari komentar langsung mengenai aksi protes, tetapi menekankan bahwa tujuan kunjungan adalah mempererat hubungan diplomatik dan kerja sama regional.
Konteks Diplomasi Regional dan Isu Kamboja
Aksi protes ini muncul di tengah ketegangan diplomatik regional terkait Kamboja. Beberapa pengamat menilai bahwa demonstrasi tersebut merupakan suara publik Thailand yang menyoroti keprihatinan terhadap campur tangan asing dalam urusan internal negara tetangga.
Sejak beberapa tahun terakhir, isu Kamboja menjadi perhatian regional akibat dinamika politik domestik yang kompleks. Malaysia, melalui pejabat pemerintahannya, beberapa kali memberikan pernyataan terkait situasi politik di Kamboja. Langkah ini dianggap oleh sebagian warga Thailand sebagai bentuk campur tangan asing, sehingga memicu protes.
Thailand menekankan pentingnya prinsip non-intervensi dalam hubungan bilateral dan regional. Negara ini menekankan bahwa stabilitas kawasan hanya dapat tercapai jika setiap negara ASEAN menghormati kedaulatan satu sama lain.
Respon Warga Thailand dan Organisasi Sipil
Para pengunjuk rasa menekankan bahwa setiap negara memiliki hak untuk menangani urusan internalnya sendiri, dan setiap campur tangan asing dapat memicu ketegangan. Massa protes juga menyerukan agar Malaysia lebih fokus pada kerja sama ekonomi dan pembangunan kawasan daripada mencampuri urusan politik negara tetangga.
Selain spanduk dan poster, aksi protes berlangsung damai, dengan pengamanan dari kepolisian Thailand untuk memastikan ketertiban dan keselamatan kedua belah pihak. Koordinator aksi, Niran Chaiyasit, menambahkan:
“Ini adalah bentuk keprihatinan masyarakat sipil Thailand. Kami ingin pemimpin asing menghormati kedaulatan negara tetangga agar hubungan regional tetap harmonis.”
Analisis Diplomasi dan Implikasi Politik
Pengamat hubungan internasional menilai bahwa protes ini menjadi indikator sensitivitas publik Thailand terhadap intervensi asing. Meskipun Malaysia menekankan bahwa pernyataan terkait Kamboja bersifat diplomatis, warga Thailand menanggapinya sebagai campur tangan yang tidak diinginkan.
Dr. Suphachai Phongpaichit, pakar politik Asia Tenggara, menjelaskan:
“Protes ini menunjukkan bagaimana persepsi publik dapat memengaruhi agenda diplomasi. Pemerintah asing harus berhati-hati agar kebijakan luar negeri mereka tidak menimbulkan ketegangan domestik di negara lain.”
Menurut Suphachai, ASEAN menekankan prinsip hormat kedaulatan, non-intervensi, dan penyelesaian damai konflik regional, sehingga setiap pernyataan atau kebijakan negara anggota perlu dipertimbangkan dengan cermat.
Dampak Terhadap Hubungan Malaysia-Thailand-Kamboja
Meski aksi protes berlangsung, hubungan resmi antara Malaysia dan Thailand tetap berjalan sesuai agenda diplomatik. PM Anwar Ibrahim dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan pejabat tinggi Thailand untuk membahas:
- Kerja sama perdagangan dan investasi.
- Koordinasi keamanan perbatasan dan penanganan migrasi regional.
- Strategi ASEAN dalam mengatasi isu lintas negara secara damai.
Anwar Ibrahim menekankan bahwa kunjungannya fokus pada memperkuat kerja sama regional dan membangun hubungan yang harmonis antarnegara ASEAN, tanpa maksud mencampuri urusan internal Kamboja.
Para analis menilai bahwa aksi protes warga Thailand menyoroti pentingnya sensitivitas publik dalam diplomasi regional, sehingga pejabat asing perlu menjaga keseimbangan antara diplomasi resmi dan persepsi masyarakat.
Kesimpulan
PM Anwar Ibrahim menghadapi aksi protes warga Thailand terkait isu Kamboja, yang menuntut agar Malaysia tidak ikut campur dalam urusan internal negara tetangga. Meski demikian, kunjungan resmi tetap berlangsung dengan agenda bilateral dan regional, termasuk memperkuat hubungan ekonomi, keamanan, dan diplomasi ASEAN.
Aksi protes ini menjadi pengingat bahwa diplomasi di kawasan Asia Tenggara memerlukan keseimbangan antara kepentingan negara, prinsip non-intervensi, dan persepsi publik.
Artikel ini disusun berdasarkan laporan media lokal Thailand dan pernyataan resmi kantor Perdana Menteri Malaysia, tanpa opini atau spekulasi, sesuai prinsip kode etik jurnalistik, menekankan akurasi, keberimbangan, dan independensi informasi.

