Mojokerto, Mata4.com — Akses utama dari Batu menuju Mojokerto melalui kawasan Cangar kembali tertutup menyusul terjadinya longsor pada Minggu pagi (24/11). Penutupan jalan ini dilakukan untuk menjamin keselamatan pengendara serta mempermudah tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Perhubungan mengevakuasi material longsor yang menutup hampir seluruh badan jalan.
Longsor terjadi akibat hujan deras yang mengguyur kawasan pegunungan Cangar sejak Sabtu malam. Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto, Ardiansyah, menjelaskan bahwa material longsor menutupi beberapa tikungan curam, sehingga arus lalu lintas terhenti total. “Penutupan ini bersifat sementara. Kami menurunkan alat berat dan tim tanggap darurat untuk membersihkan material longsor sekaligus memastikan kondisi jalan aman untuk dilalui,” katanya.
Kawasan Cangar memang dikenal rawan longsor karena kontur tanahnya berbukit dan curah hujan yang tinggi. Longsor musim hujan bukan hal baru di wilayah ini, namun kali ini volume material yang menutupi jalan cukup besar sehingga menyebabkan penutupan total.
Dampak bagi Pengendara dan Warga
Bagi warga dan pengendara, penutupan jalan ini menimbulkan dampak yang cukup signifikan. Rudi Santoso (35), seorang pengendara motor yang sehari-hari melintas jalur ini, mengatakan, “Biasanya saya menempuh jalan ini sekitar 45 menit. Hari ini harus memutar jauh melalui jalur lain. Waktu tempuh jadi lebih lama, dan kami harus lebih berhati-hati karena jalur alternatif juga berliku dan licin.”
Tak hanya pengendara, pedagang kecil di sepanjang jalur Cangar juga terdampak. Beberapa kios makanan dan minuman harus ditutup sementara karena akses menuju lokasi tertutup, sementara pedagang lain menunda pasokan dagangan mereka. Hal ini menyebabkan sebagian warga mengalami kerugian ekonomi sementara. Pemerintah daerah memastikan siap menyalurkan bantuan jika kondisi darurat memerlukan.
Siti Nurhayati, warga Desa Cangar, menyampaikan kekhawatirannya. “Kami tinggal di sini setiap musim hujan selalu waspada. Longsor seperti ini mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk anak-anak sekolah dan pedagang yang bergantung pada lalu lintas kendaraan.”
Penanganan dan Mitigasi
BPBD dan Dinas Perhubungan menurunkan tim tanggap darurat lengkap dengan alat berat untuk mengevakuasi material longsor. Selain itu, petugas memasang rambu peringatan di titik-titik rawan dan melakukan pengalihan arus lalu lintas ke jalur alternatif melalui Kota Batu atau jalur lain yang lebih aman.
Ardiansyah menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat. “Keselamatan warga adalah prioritas. Jangan mendekati lokasi terdampak. Longsor susulan bisa terjadi karena hujan diperkirakan masih berlangsung beberapa hari ke depan,” ujarnya.
Selain pembersihan jalan, BPBD juga berencana melakukan langkah mitigasi jangka panjang, seperti pembangunan tanggul penahan longsor di beberapa titik rawan, perbaikan drainase, dan pemantauan rutin kontur tanah di lereng Cangar. “Kami berharap dengan langkah-langkah ini, dampak longsor di masa depan bisa dikurangi,” tambah Ardiansyah.
Sejarah Longsor di Cangar
Kawasan Cangar merupakan salah satu jalur pegunungan yang terkenal dengan pemandangannya yang indah dan udara sejuk. Namun, jalur ini juga memiliki sejarah panjang terkait bencana alam, terutama longsor. Catatan BPBD menunjukkan bahwa selama 10 tahun terakhir, wilayah ini mengalami puluhan kejadian longsor dengan berbagai skala, mulai dari material kecil hingga penutupan total jalan.
Penyebab utama longsor di kawasan ini adalah kombinasi antara curah hujan tinggi, kontur tanah berbukit, dan alih fungsi lahan yang mengurangi vegetasi penahan tanah. Setiap musim hujan, BPBD selalu meningkatkan kewaspadaan, melakukan pemantauan rutin, dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Selain mengganggu arus lalu lintas, longsor di Cangar juga memengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi warga. Banyak pengendara yang harus memutar jauh, menambah waktu tempuh dan biaya transportasi. Beberapa instansi pemerintah, sekolah, dan perusahaan di Batu dan Mojokerto menyesuaikan jadwal perjalanan karyawan dan siswa untuk mengantisipasi kemacetan.
Pedagang yang menggantungkan pendapatan harian mereka pada lalu lintas kendaraan mengaku mengalami kerugian sementara. “Hari ini sepi, tidak ada yang lewat. Penutupan jalan membuat kami harus menunda jualan,” ujar seorang pedagang di kawasan Cangar.
Imbauan dan Keselamatan
Pemerintah daerah melalui BPBD dan Dinas Perhubungan mengimbau masyarakat untuk selalu memantau kondisi cuaca dan situasi jalan sebelum bepergian, terutama di wilayah pegunungan dan jalur rawan longsor. Pengendara diharapkan menyiapkan kendaraan dengan baik, menghindari kecepatan tinggi, dan selalu mematuhi rambu peringatan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa akibat longsor. Pemerintah daerah terus memantau situasi, menyiagakan tim tanggap darurat, dan berkoordinasi dengan kepolisian untuk memastikan keamanan wilayah terdampak. Penutupan jalan akan dicabut hanya jika kondisi benar-benar aman dan seluruh material longsor berhasil dibersihkan secara menyeluruh.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap bencana alam. BPBD Kabupaten Mojokerto menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan, memberikan informasi yang akurat, dan mendidik masyarakat agar lebih siap menghadapi bencana.

