
Bandung, Mata4.com – Ketegangan perdagangan energi kembali meningkat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperluas ancamannya terhadap negara maupun entitas bisnis yang masih terlibat dalam perdagangan minyak asal Iran. Trump menegaskan pihak yang membeli atau menyalurkan minyak Iran melalui jalur tidak resmi berpotensi dikenakan sanksi.
China menjadi salah satu negara yang disebut dalam sorotan. Negeri Tirai Bambu dinilai masih bergantung pada pasokan minyak mentah asal Iran, dengan estimasi konsumsi lebih dari satu juta barel per hari. Padahal, sejak 2022 China secara resmi telah mengumumkan penghentian impor minyak dari Iran.

Namun, laporan beredar mengenai dugaan perdagangan minyak Iran ke China melalui jalur tidak resmi. Indonesia ikut disebut dalam tudingan tersebut karena diduga menjadi lokasi transit atau pertukaran kapal sebelum minyak dikirim ke China.
Informasi yang beredar menyebut perairan Kabil, Batam, serta wilayah sekitar Johor, Malaysia, kerap dijadikan titik strategis untuk perpindahan muatan. Sedikitnya empat kapal tanker, yakni Aquaris, Yuhan, Pola, dan Pix, dilaporkan terpantau di kawasan tersebut.
Baca Juga:
luthfi tinjau proyek jalan wiradesa
Hingga kini, belum ada konfirmasi resmi dari otoritas Indonesia maupun pihak terkait mengenai dugaan keterlibatan dalam jalur perdagangan minyak Iran. Sementara itu, sikap keras AS berpotensi menambah ketegangan diplomatik dan memengaruhi hubungan perdagangan di kawasan.