
Jakarta Utara, Mata4.com — Warga di salah satu kawasan padat penduduk di Jakarta Utara digemparkan oleh penemuan jenazah seorang bocah perempuan di sebuah kamar kos pada Senin (tanggal lengkap). Peristiwa yang terjadi pada siang hari itu sontak menarik perhatian warga sekitar dan memicu kekhawatiran terkait keselamatan anak-anak di lingkungan tempat tinggal non-permanen seperti rumah kos.
Korban, yang diketahui masih berusia di bawah umur, ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa oleh salah satu penghuni kos lainnya. Sumber dari kepolisian menyebutkan bahwa korban tinggal bersama salah satu anggota keluarganya di kamar kos tersebut.
Penemuan jasad korban pertama kali diketahui sekitar pukul [jam kejadian] oleh saksi berinisial [inisial atau disamarkan] yang curiga karena korban tidak terlihat keluar kamar sejak pagi hari. Ketika kamar didobrak bersama pemilik kos, korban sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri dan dinyatakan meninggal oleh tim medis yang datang ke lokasi tak lama setelah laporan warga diterima.
Penyelidikan Awal
Kepolisian Sektor Jakarta Utara langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Tim Inafis Polres Metro Jakarta Utara juga diturunkan untuk mengumpulkan barang bukti dan melakukan identifikasi awal.
Kepala Polsek Metro Jakarta Utara, AKP [nama lengkap], saat diwawancarai awak media menyatakan bahwa saat ini penyelidikan masih berlangsung dan pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab kematian korban.
“Kami masih menunggu hasil autopsi dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk memastikan penyebab kematian. Untuk saat ini, kami belum bisa menyimpulkan ada atau tidaknya unsur tindak pidana,” ujar AKP [nama], Senin sore.
Menurut pihak kepolisian, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik secara kasat mata di tubuh korban. Namun, untuk memastikan adanya kemungkinan lain — seperti keracunan, penyakit bawaan, atau kondisi medis mendadak — pihak kepolisian memilih untuk menunggu hasil visum dan autopsi yang dilakukan oleh tim forensik.
Respons Warga dan Pemilik Kos
Pemilik rumah kos, yang enggan disebutkan namanya, mengaku terkejut atas kejadian ini. Menurutnya, korban adalah anak yang pendiam dan tidak pernah terlihat mengalami masalah di lingkungan kos.
“Anaknya jarang bicara, tapi sopan. Kadang main di lorong, kadang bantu keluarganya. Saya benar-benar tidak menyangka bisa terjadi hal seperti ini,” kata pemilik kos saat ditemui wartawan.
Beberapa penghuni kos lainnya juga mengungkapkan rasa duka dan kekhawatiran. Sebagian besar mengaku belum mengetahui secara pasti apa yang terjadi dan memilih menyerahkan sepenuhnya pada pihak kepolisian.
Pihak Keluarga Masih Trauma
Dari informasi yang dihimpun, keluarga korban hingga kini masih dalam kondisi terpukul dan memilih untuk tidak memberikan banyak komentar. Seorang kerabat korban yang ditemui di lokasi mengungkapkan bahwa keluarga berharap proses hukum berjalan dengan baik dan penyebab kematian anak mereka bisa segera diketahui secara jelas.
“Kami hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kami percaya polisi akan bekerja dengan profesional,” ujar kerabat korban singkat.
Pihak kepolisian sendiri mengaku sudah memfasilitasi pendampingan psikologis bagi anggota keluarga, terutama bagi yang secara langsung berada di tempat saat kejadian ditemukan.
Imbauan Polisi dan Pemerhati Anak
Kasus ini mendapat perhatian dari beberapa lembaga pemerhati anak. Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mengimbau agar media dan masyarakat menghormati privasi keluarga korban dan tidak menyebarkan informasi yang bersifat spekulatif.
Ketua LPAI, [Nama Ketua], menyampaikan keprihatinan atas peristiwa ini dan berharap ada evaluasi serius terkait lingkungan tempat tinggal anak-anak yang berada di kawasan kos-kosan.
“Anak-anak adalah kelompok rentan. Kita harus memastikan mereka tinggal di lingkungan yang aman dan mendapatkan pengawasan yang cukup. Kasus ini harus menjadi refleksi kita bersama,” katanya.
Sementara itu, pihak kepolisian meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan foto, video, maupun narasi tidak resmi terkait kejadian tersebut.
“Kami imbau masyarakat, khususnya di media sosial, untuk tidak menyebarkan foto korban atau informasi yang belum dikonfirmasi. Ini penting demi menghormati korban dan keluarganya, serta menjaga ketertiban proses hukum,” tegas Kapolsek.
Menunggu Hasil Autopsi dan Perkembangan Selanjutnya
Saat ini jenazah korban telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan autopsi. Polisi memastikan bahwa seluruh prosedur akan dilakukan secara transparan dan akan segera memberikan keterangan resmi setelah hasil autopsi diterima.
Kepolisian juga membuka layanan pengaduan bagi masyarakat yang mungkin memiliki informasi penting terkait aktivitas atau kondisi korban sebelum meninggal dunia.
Pihak berwenang memastikan bahwa proses penyelidikan akan dilakukan secara menyeluruh dan tidak menutup kemungkinan untuk memeriksa lebih banyak saksi atau melakukan pengembangan kasus apabila ditemukan indikasi tindak pidana.
Penutup
Peristiwa tragis ini menjadi pengingat bahwa anak-anak, terlebih yang tinggal di lingkungan tidak permanen seperti rumah kos, membutuhkan pengawasan dan perlindungan yang lebih. Masyarakat diimbau untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan aktif melaporkan hal-hal mencurigakan kepada pihak berwajib.
Polisi menyatakan akan terus bekerja secara profesional dalam menangani kasus ini dan meminta publik bersabar menunggu hasil resmi dari penyelidikan dan autopsi.