
Jakarta, Mata4.com — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali memberikan klarifikasi penting terkait keamanan vaksin berbasis teknologi messenger RNA (mRNA). Pernyataan resmi ini dikeluarkan untuk menanggapi kekhawatiran dan beragam klaim yang beredar di masyarakat, terutama mengenai isu vaksin mRNA yang diduga dapat menyebabkan kanker.
Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Kepala BRIN, Dr. Rina Andayani, menegaskan bahwa vaksin mRNA yang digunakan saat ini telah melalui berbagai tahapan penelitian ilmiah yang ketat, termasuk uji klinis, evaluasi keamanan, dan pemantauan pasca vaksinasi. Semua data dan hasil riset menunjukkan bahwa vaksin tersebut aman digunakan dan tidak menimbulkan risiko kanker.
Penjelasan Teknis Tentang Vaksin mRNA dan Cara Kerjanya
Teknologi vaksin mRNA merupakan terobosan terbaru dalam dunia imunisasi. Vaksin ini menggunakan molekul RNA sebagai ‘instruksi’ bagi sel tubuh untuk memproduksi protein tertentu, khususnya protein spike yang menjadi ciri khas virus, misalnya virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Setelah protein spike ini terbentuk, sistem imun tubuh akan mengenali dan membangun respons perlindungan.
Dr. Rina menjelaskan bahwa:
- Vaksin mRNA tidak mengandung virus hidup sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit.
- mRNA dalam vaksin tidak masuk ke dalam inti sel dan tidak berinteraksi dengan DNA manusia.
- Molekul mRNA akan terdegradasi dengan cepat setelah memberikan instruksi sehingga tidak meninggalkan efek permanen.
Hal ini membuat vaksin mRNA sangat berbeda dengan beberapa teknologi vaksin lain yang menggunakan virus yang dilemahkan atau bahan genetik yang bisa berintegrasi dengan DNA.
Bukti Ilmiah dan Studi Pendukung
BRIN bersama dengan lembaga-lembaga kesehatan nasional dan internasional telah mengkaji banyak penelitian dan laporan pasca vaksinasi. Sampai saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang valid atau peer-reviewed yang menyatakan bahwa vaksin mRNA dapat menyebabkan kanker atau kelainan genetik.
Sebaliknya, beberapa studi yang dilakukan pada skala besar menunjukkan bahwa vaksin mRNA memiliki profil keamanan yang sangat baik. Efek samping yang muncul umumnya ringan, seperti nyeri di lokasi suntikan, demam ringan, atau kelelahan, dan biasanya hilang dalam beberapa hari.
Pengawasan dan Monitoring Berkelanjutan
Selain uji klinis, vaksin mRNA juga diawasi secara ketat melalui sistem pelaporan efek samping dan studi pasca vaksinasi (post-marketing surveillance). BRIN bersama Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terus melakukan pemantauan dan pengumpulan data terkait keamanan vaksin agar masyarakat tetap terlindungi.

www.service-ac.id
Mengatasi Misinformasi dan Hoaks
Dalam era digital saat ini, informasi yang tidak akurat dan hoaks terkait vaksin sering kali menimbulkan kebingungan dan ketakutan di masyarakat. BRIN menekankan pentingnya literasi digital dan sumber informasi yang terpercaya dalam memperoleh data kesehatan.
Dr. Rina menyatakan, “Masyarakat harus waspada terhadap informasi yang belum diverifikasi dan mengandalkan sumber resmi seperti Kementerian Kesehatan, BPOM, dan BRIN dalam mengambil keputusan terkait vaksinasi.”
Imbauan kepada Masyarakat
BRIN mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk tidak menunda atau menghindari vaksinasi dengan alasan yang tidak berdasar. Vaksin mRNA merupakan alat penting untuk melindungi diri dan masyarakat dari risiko penyakit serius yang dapat menimbulkan komplikasi bahkan kematian.
Selain vaksinasi, masyarakat juga diminta untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak sosial.
Peran Vaksin mRNA dalam Pengendalian Penyakit
Sejak diperkenalkan, vaksin mRNA telah berkontribusi signifikan dalam menekan angka penularan dan tingkat keparahan berbagai penyakit, khususnya COVID-19. Kecepatan pengembangan vaksin ini dan kemampuannya untuk dimodifikasi sesuai dengan varian virus terbaru menjadi keunggulan utama teknologi ini.
Keberhasilan vaksin mRNA menjadi harapan baru dalam menghadapi pandemi dan potensi wabah penyakit menular lainnya di masa depan.
Kesimpulan
Dengan dukungan data ilmiah yang kuat, BRIN memastikan bahwa vaksin mRNA aman digunakan dan tidak menyebabkan kanker. Masyarakat diharapkan dapat lebih percaya dan mendukung program vaksinasi nasional sebagai bagian dari upaya perlindungan kesehatan bersama.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah dan lembaga riset dalam menjaga kesehatan publik dan memastikan Indonesia siap menghadapi tantangan kesehatan di era modern.