Bekasi, Mata4.com – Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, memaparkan sejumlah capaian penting dalam dua pilar utama transformasi kesehatan nasional pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61. Dua pilar tersebut mencakup peningkatan layanan primer dan layanan rujukan, yang menjadi fokus utama arah pembangunan kesehatan Indonesia.
Dalam acara yang digelar di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Rabu (12/11/2025), Budi menegaskan bahwa kemajuan tersebut menandai perubahan paradigma menuju sistem kesehatan yang berorientasi pada pencegahan, pemerataan, dan kualitas layanan.
“Pilar pertama dari transformasi kesehatan adalah transformasi layanan primer sebagai layanan yang paling dekat dengan masyarakat. Sebanyak 8.349 puskesmas telah menerapkan program integrasi layanan primer,” ujar Budi.
Ia menjelaskan, capaian tersebut menjadi tonggak penting bagi pemerataan layanan dasar di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun terakhir, prevalensi stunting pada balita turun di bawah 20 persen — mencapai 19,8 persen.
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah bangsa Indonesia,” ungkap Budi dengan penuh optimisme.
Kementerian Kesehatan juga mencatat lebih dari 324 ribu kader kesehatan di seluruh posyandu telah mendapat pelatihan dengan 25 keterampilan dasar. Upaya ini memperkuat peran tenaga kesehatan masyarakat dalam mendeteksi dini dan menangani masalah kesehatan di tingkat keluarga.

Di sisi lain, sistem surveilans penyakit kini semakin cepat dan terintegrasi berkat peningkatan kapasitas laboratorium kesehatan masyarakat di seluruh provinsi serta 514 kabupaten dan kota. Hal ini memungkinkan deteksi dini dan respons yang lebih efektif terhadap berbagai ancaman kesehatan.
Budi kemudian menjelaskan bahwa pilar kedua transformasi kesehatan berfokus pada peningkatan mutu layanan rujukan di rumah sakit. Melalui program pengampuan penyakit prioritas seperti kanker, jantung, stroke, ginjal, serta kesehatan ibu dan anak, Kemenkes mempercepat pemerataan layanan medis berteknologi tinggi di seluruh Indonesia.
“Saat ini, 29 provinsi sudah mampu melakukan operasi bedah jantung terbuka, 29 provinsi sudah mampu melakukan clipping aneurisma, dan 8 provinsi sudah mampu melakukan bypass otak,” paparnya.
Menurut Budi, kemajuan ini menjadi bukti nyata bahwa sistem layanan kesehatan nasional terus berkembang menuju sistem yang modern, merata, dan berkualitas tinggi.
Ia menambahkan, capaian ini tidak terlepas dari sinergi seluruh pemangku kepentingan di sektor kesehatan, mulai dari tenaga medis, pemerintah daerah, hingga masyarakat. Semua pihak dinilai berperan penting dalam mewujudkan enam pilar transformasi kesehatan yang menjadi arah kebijakan Kemenkes.
“Hari Kesehatan Nasional ke-61 menjadi momentum refleksi atas capaian strategis yang telah kita raih bersama, sekaligus ajakan untuk terus melanjutkan gerakan menuju generasi Indonesia yang lebih sehat dan unggul,” tutupnya.
