
Bekasi, Mata4.com – Dugaan praktik pungli dan kebocoran data mencuat di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan Kota Bekasi. Sejumlah warga mengaku didatangi calo yang menawarkan jasa pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) dengan meminta potongan hingga 50 persen dari total dana.
Wahyudin, warga Jatibening Baru, menceritakan kepada Mata4.com bahwa seorang perempuan mengaku sebagai pegawai lepas BPJS Ketenagakerjaan mendatangi rumahnya dan menawarkan pencairan JHT. “Saya sempat percaya karena dia bisa membuka data pribadi saya, termasuk saldo JHT dan riwayat kerja istri saya. Namun saya urungkan, karena dimintanya biaya 40 sampai 50 persen,” ujar Wahyudin, Selasa (13/8/2025).
Wahyudin yang juga memiliki perusahaan di bidang IT menilai akses terhadap sistem BPJS tidak semestinya dimiliki pihak di luar kantor resmi. “Dia bahkan bisa masuk ke aplikasi JMO dengan email dan nomor telepon yang dibuatnya sendiri,” ungkapnya.
Pihak keamanan BPJS Ketenagakerjaan Kota Bekasi menegaskan bahwa proses pencairan JHT seharusnya dapat dilakukan langsung di kantor cabang tanpa biaya apa pun. “Semua bisa diurus sendiri, tidak ada biaya admin,” kata seorang petugas keamanan, Selasa (12/8).
Petugas front office di kantor BPJS Ketenagakerjaan Kota Bekasi yang tak bersedia disebut namanya, mengaku menerima laporan serupa dari warga. “Hari ini saja ada sekitar lima nasabah yang cerita diminta potongan 50 persen oleh calo,” ujarnya.
Dia juga menyebut pernah ada oknum internal yang dipecat karena kasus serupa, meski ia kaget mendengar informasi soal akses penuh ke sistem dashboard.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak BPJS Ketenagakerjaan Kota Bekasi belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan pungli dan kebocoran data tersebut.