
Jakarta, Mata4.com — Di tengah dominasi smartphone layar sentuh dengan teknologi canggih seperti kamera multi-lensa dan kecerdasan buatan, sebuah fenomena unik mulai terjadi: Blackberry, merek yang pernah berjaya di era 2000-an, kini kembali menjadi perbincangan hangat, khususnya di kalangan generasi Z. Apa yang membuat ponsel dengan keyboard fisik klasik ini kembali diminati oleh generasi yang lahir jauh setelah masa kejayaan Blackberry?
Dari Kejayaan ke Redup, Lalu Bangkit Kembali
Blackberry pernah menjadi ikon ponsel pintar di awal abad ke-21. Keunggulan utamanya adalah keyboard QWERTY fisik yang nyaman untuk mengetik pesan, ditambah fitur email yang sangat efisien dan keamanan data yang ketat, menjadikannya favorit para profesional dan pebisnis.
Namun, seiring perkembangan teknologi, muncul iPhone dan berbagai smartphone Android dengan layar sentuh yang mengusung ekosistem aplikasi yang jauh lebih lengkap. Blackberry pun harus merelakan tahta mereka, hingga akhirnya dihentikan produksi perangkat kerasnya dan bertransformasi menjadi perusahaan software.
Kini, di tengah hiruk-pikuk dunia digital yang serba cepat, muncul tren baru: generasi Z dan sebagian milenial mencari perangkat yang sederhana, tidak membuat mereka kecanduan media sosial, dan bisa mendukung produktivitas tanpa gangguan.
Keyboard Fisik yang Kembali Diminati
Salah satu alasan utama mengapa Blackberry diminati lagi adalah karena keyboard fisiknya yang legendaris. Generasi muda yang terbiasa dengan layar sentuh merasa penasaran dengan sensasi mengetik yang berbeda. Keyboard fisik memberikan feedback nyata dan kecepatan mengetik yang lebih baik bagi sebagian orang.
“Kalau kamu sering mengetik banyak pesan atau email, keyboard fisik itu sangat membantu supaya nggak salah ketik dan lebih cepat,” ujar Rizki, seorang mahasiswa yang baru-baru ini membeli Blackberry Key2.
Nostalgia dan Gaya Hidup Retro
Selain fungsionalitas, faktor nostalgia juga berperan besar. Gen Z yang lahir di era smartphone modern justru tertarik pada gaya hidup retro, termasuk gadget yang pernah populer di masa lalu. Blackberry dianggap bukan hanya alat komunikasi, tapi juga simbol gaya dan keunikan.
Dalam komunitas gadget, memiliki Blackberry menjadi semacam koleksi eksklusif yang menunjukkan selera berbeda dan apresiasi terhadap teknologi klasik.
Fokus pada Produktivitas dan Digital Detox
Fenomena digital detox, yaitu mengurangi ketergantungan pada perangkat digital agar lebih fokus dan sehat secara mental, juga mendorong minat pada Blackberry. Dengan fitur yang sederhana dan minim gangguan media sosial, Blackberry dianggap cocok untuk membantu pengguna fokus bekerja atau belajar.
“Dengan Blackberry, saya bisa memisahkan antara waktu kerja dan waktu hiburan. Notifikasi yang masuk juga lebih terkontrol,” jelas Maya, seorang freelancer yang aktif menggunakan Blackberry untuk urusan pekerjaan.

www.service-ac.id
Komunitas Penggemar Blackberry yang Semakin Besar
Seruan comeback Blackberry juga diperkuat oleh komunitas penggemar yang semakin besar di media sosial dan forum online. Mereka aktif membagikan tips, trik, dan review, sekaligus membangun diskusi tentang kelebihan dan kekurangan ponsel ini.
Tagar #BlackberryComeback, #RetroTech, dan #KeyboardIsBack ramai digunakan di platform seperti Twitter, Instagram, dan TikTok. Beberapa kreator konten bahkan membuat video tutorial mengetik cepat dengan keyboard Blackberry dan unboxing perangkat klasik.
Produsen dan Aksesori Mendukung Tren Ini
Melihat peluang, beberapa produsen aksesori mulai menghadirkan produk khusus Blackberry, seperti casing bergaya vintage, pelindung layar, dan alat pengisi daya yang didesain ulang agar sesuai dengan kebutuhan pengguna saat ini.
Meski produksi perangkat baru Blackberry terbatas, minat pasar yang bertumbuh membuat produsen mempertimbangkan untuk menghadirkan model baru yang memadukan desain klasik dengan teknologi modern, seperti dukungan 5G dan aplikasi populer.
Tantangan Blackberry untuk Kembali Bersaing
Meskipun mendapat sambutan hangat dari sebagian pengguna, tantangan besar masih menanti Blackberry jika ingin kembali menjadi pemain utama di pasar smartphone. Ekosistem aplikasi yang lengkap dan inovasi teknologi masih menjadi kekuatan utama platform Android dan iOS.
“Blackberry harus bisa menghadirkan pengalaman pengguna yang tidak kalah nyaman dan relevan dengan kebutuhan zaman sekarang,” kata Sarah Wijaya, analis teknologi. “Kalau hanya mengandalkan nostalgia dan keyboard fisik saja, pasar akan tetap terbatas.”
Pernyataan Resmi dari Blackberry
Pihak Blackberry menyatakan optimisme mereka terhadap tren ini. Juru bicara Blackberry menyampaikan, “Kami sangat senang melihat antusiasme baru dari generasi muda. Kami berkomitmen mengembangkan produk yang menggabungkan keunggulan klasik Blackberry dengan teknologi modern untuk memenuhi kebutuhan pengguna masa kini.”
Masa Depan Blackberry di Era Digital
Dengan tren digital detox yang semakin populer dan kebutuhan akan perangkat yang membantu produktivitas tanpa gangguan berlebihan, Blackberry memiliki peluang unik untuk meraih pangsa pasar niche yang spesifik. Generasi Z yang mengedepankan gaya hidup seimbang dan personalisasi gadget bisa menjadi kunci kebangkitan merek ini.
Kesimpulan: Kebangkitan Blackberry di kalangan Gen Z bukan hanya soal nostalgia, tapi juga representasi perubahan gaya hidup digital yang mengutamakan kualitas komunikasi dan keseimbangan antara kerja dan hiburan. Meski bukan pemain utama lagi di pasar smartphone global, Blackberry membuktikan bahwa teknologi klasik tetap punya tempat di era modern.