
Papua, Mata4.com — Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Yandri Susanto terus menunjukkan komitmennya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Papua. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah memperkuat sinergi antara program Tekad (Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu) dan Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih).
Kehadiran Mendes Yandri di sejumlah wilayah pedalaman Papua menandai keseriusan pemerintah pusat dalam mendekatkan layanan ekonomi dan pembangunan ke wilayah timur Indonesia. Papua, dengan kekayaan alam yang luar biasa namun masih tertinggal dalam aspek ekonomi mikro, menjadi perhatian khusus dalam program transformasi ekonomi desa.
Tekad dan Kopdes: Dua Sayap Menuju Ekonomi Mandiri
Program Tekad adalah inisiatif pemerintah yang bertujuan mendorong transformasi ekonomi berbasis desa. Ia berfokus pada penguatan potensi lokal, peningkatan kapasitas warga, serta pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Sementara itu, Kopdes Merah Putih hadir sebagai pilar kelembagaan ekonomi yang mendukung warga desa dalam mengakses pembiayaan, pelatihan kewirausahaan, hingga distribusi produk lokal. Kolaborasi keduanya diharapkan mampu menciptakan ekosistem ekonomi yang kokoh, berdaulat, dan mengakar dari bawah.
“Kami tidak ingin membangun Papua dari atas. Kita bangun dari bawah, dari desa. Tekad dan Kopdes Merah Putih adalah jalan bersama menuju Papua yang mandiri, adil, dan sejahtera,” ujar Mendes Yandri dalam kunjungannya ke Distrik Agats, Papua Selatan.
Fokus pada Potensi Lokal: Dari Hasil Hutan hingga UMKM
Papua memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, mulai dari hasil hutan bukan kayu, perikanan, pertanian, hingga kerajinan tangan. Sayangnya, banyak potensi ini belum dioptimalkan secara maksimal karena terbatasnya akses terhadap pasar, permodalan, dan pelatihan.
Melalui program Tekad, masyarakat desa dibantu untuk mengelola potensi lokal dengan pendekatan ekonomi berkelanjutan. Sementara itu, Kopdes Merah Putih berfungsi sebagai jembatan antara produksi dan pasar. Tak hanya menyediakan akses pembiayaan mikro, koperasi ini juga memberi pelatihan manajemen usaha, pemasaran digital, serta menjalin kemitraan dengan pelaku industri nasional.
“Kami ingin produk Papua bisa bersaing. Tidak hanya dipajang di pameran, tapi masuk ke e-commerce, ke ritel besar, dan ke pasar global,” tegas Yandri.

www.service-ac.id
Menggerakkan Ekonomi Desa, Menghidupkan Harapan
Dampak awal dari sinergi Tekad dan Kopdes Merah Putih sudah mulai terasa di beberapa kampung. Warga yang sebelumnya hanya mengandalkan hasil kebun dan hutan untuk konsumsi harian, kini mulai berani memasarkan produknya secara komersial.
Contohnya, kelompok tani perempuan di Kabupaten Jayawijaya kini mampu menghasilkan produk olahan pangan lokal, seperti keripik keladi dan minyak kemiri, yang dipasarkan melalui koperasi dan platform digital lokal.
Bagi masyarakat Papua, terutama di desa-desa tertinggal, langkah ini menjadi angin segar. Tak hanya memberi penghasilan tambahan, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan diri bahwa mereka mampu menggerakkan roda ekonomi dari tanah mereka sendiri.
Sinergi Pemerintah, Daerah, dan Masyarakat
Mendes Yandri menekankan bahwa keberhasilan transformasi ekonomi desa di Papua sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat itu sendiri. Dalam setiap kunjungannya, Yandri aktif berdialog dengan kepala kampung, tokoh adat, hingga pemuda desa, untuk memastikan bahwa program yang dijalankan benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat.
“Kita tidak bisa membangun Papua dari meja kantor. Harus turun, lihat langsung, dan libatkan semua pihak. Keberhasilan ekonomi desa adalah keberhasilan bersama,” ujarnya.
Ia juga mendorong agar dana desa benar-benar digunakan untuk pemberdayaan ekonomi dan pembangunan yang bersifat produktif, bukan sekadar infrastruktur.
Penutup: Mimpi Papua Bukan Sekadar Wacana
Dengan pendekatan berbasis desa, ekonomi Papua perlahan mulai bergerak dari akar. Kolaborasi program Tekad dan Kopdes Merah Putih bukan hanya strategi teknis, tetapi juga simbol keseriusan negara dalam membangun dari pinggiran.
Jika Papua selama ini dikenal karena tantangan geografis dan sosial yang kompleks, kini ia juga patut dikenal karena semangat warganya yang ingin bangkit — dengan cara mereka sendiri, dari tanah mereka sendiri.
Langkah Mendes Yandri membawa harapan baru bahwa kemakmuran tidak hanya milik kota, dan pembangunan tak lagi bersifat sentralistik. Karena di desa-desa terpencil itulah, Indonesia sejatinya berdiri.
- Bikin versi ringkas untuk press release
- Buat caption carousel Instagram atau konten edukatif TikTok
- Tambahkan kutipan inspiratif dari tokoh lokal Papua