MATA4.COM – Subang. Insiden ambruknya dua ruang kelas di sebuah Sekolah Dasar (SD) negeri di Kabupaten Subang, Jawa Barat, memantik keprihatinan publik. Bangunan yang sudah terlihat rapuh sejak lama akhirnya roboh pada Senin pagi (1/7/2025), hanya beberapa menit sebelum jam belajar dimulai.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, karena siswa belum memasuki ruangan. Namun, peristiwa ini kembali menyoroti buruknya kondisi infrastruktur pendidikan dasar di daerah.
Kronologi Kejadian
Peristiwa terjadi di SDN Cipendeuy 2, Kecamatan Serangpanjang, sekitar pukul 06.45 WIB. Dua ruang kelas di sisi barat bangunan tiba-tiba ambruk, meninggalkan puing-puing kayu, genteng, dan bata berserakan. Beberapa guru yang sudah tiba di sekolah sontak panik dan segera mengevakuasi siswa yang mulai berdatangan.
Kepala sekolah, Siti Rohani, mengatakan bahwa pihak sekolah sebenarnya sudah beberapa kali mengajukan permohonan perbaikan ke dinas terkait. Namun, belum ada realisasi sampai akhirnya bangunan tak mampu lagi menahan beban.
“Kami sudah mengajukan proposal renovasi sejak dua tahun lalu. Bangunan ini sudah rapuh dan bocor parah. Syukur alhamdulillah kejadian ini tidak menelan korban,” ungkap Siti.
Kondisi Sekolah dan Reaksi Warga
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa sebagian besar bangunan sekolah sudah dalam kondisi tidak layak pakai. Plafon lapuk, tembok retak, hingga atap yang mulai melengkung. Para siswa kini terpaksa belajar di musala dan lorong sekolah sambil menunggu tindak lanjut dari pemerintah.
Orangtua murid menyuarakan kekhawatiran mereka. Beberapa bahkan mempertimbangkan memindahkan anak ke sekolah lain jika perbaikan tak segera dilakukan.
“Ini bukan soal gedung rusak saja, tapi soal keselamatan anak-anak kami,” ujar Yayan, salah satu wali murid.
Respons Pemerintah
Menanggapi kejadian ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Subang langsung menurunkan tim survei dan menjanjikan penanganan segera.
Kepala Dinas Pendidikan, Drs. H. Iwan Hermawan, mengatakan pihaknya akan memprioritaskan perbaikan ruang kelas yang roboh melalui anggaran darurat.
“Kami sudah turunkan tim teknis. Jika memungkinkan, kami akan ajukan percepatan bantuan ke Pemprov Jabar atau Dana Alokasi Khusus (DAK),” ujar Iwan.
Ia juga meminta seluruh kepala sekolah di Subang untuk segera melaporkan kondisi bangunan yang berpotensi membahayakan siswa dan guru.
Sorotan Nasional
Kejadian ini menambah daftar panjang sekolah-sekolah yang ambruk akibat infrastruktur tua yang kurang mendapat perhatian. Warganet dan aktivis pendidikan di media sosial mulai menyerukan agar anggaran pendidikan lebih banyak difokuskan pada perbaikan fisik, bukan hanya program pelatihan atau birokrasi.
Penutup
Ambruknya ruang kelas SD di Subang menjadi alarm keras bagi pemerintah untuk mempercepat perbaikan sarana pendidikan, khususnya di daerah. Pendidikan yang layak harus dimulai dari lingkungan belajar yang aman dan manusiawi.
Ikuti terus perkembangan berita daerah dan pendidikan hanya di Mata4.com
Follow @mata4_com untuk update cepat dan visual dari lapangan.
