Cikarang, Jawa Barat — Indonesia kembali menarik perhatian dunia melalui masuknya investasi jumbo dari perusahaan teknologi asal Dubai, EDGNEX Data Centres by DAMAC, yang resmi menggelontorkan dana sebesar Rp37 triliun untuk pembangunan pusat data (data center) berskala besar di kawasan industri Cikarang. Proyek ini disebut sebagai salah satu pusat data berbasis AI terbesar di Asia Tenggara, mempertegas posisi Indonesia sebagai calon kuat pusat digital kawasan regional.
Proyek Strategis di Lahan 12 Hektare
Pusat data ini akan dibangun di atas lahan seluas 12 hektare, menjadikannya sebagai salah satu kawasan infrastruktur teknologi terbesar di Indonesia. EDGNEX menargetkan proyek ini akan dikembangkan dalam beberapa tahap. Fase pertama dijadwalkan rampung pada tahun 2026, dengan ekspansi berkelanjutan hingga seluruh kapasitas terpasang tuntas di tahun 2028.
Proyek ini akan menghadirkan kapasitas daya hingga 144 megawatt (MW), yang diperuntukkan bagi layanan cloud, penyimpanan data berskala besar, dan teknologi kecerdasan buatan (AI). Fasilitas ini akan mengadopsi teknologi hijau dan efisiensi energi kelas dunia, sekaligus memenuhi permintaan infrastruktur digital yang terus meningkat di kawasan Asia Tenggara.
Pemerintah Dukung, Targetkan Ekosistem Digital Lebih Kuat
Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid, menyampaikan bahwa kehadiran investasi ini menjadi sinyal positif bagi iklim digital nasional. Menurutnya, pembangunan data center bukan hanya soal kapasitas, melainkan juga tentang membangun ekosistem digital yang menyeluruh, dari hulu ke hilir.
“Kami tidak ingin Indonesia hanya jadi pasar. Kami ingin menjadi pemain kunci di kawasan. Investasi seperti ini membantu kita mewujudkan visi tersebut,” ujar Meutya.
EDGNEX juga menyatakan komitmen mereka untuk bekerja sama dengan pelaku lokal, termasuk perusahaan teknologi, penyedia infrastruktur jaringan, serta lembaga pendidikan untuk menyiapkan talenta digital yang siap pakai.
Dampak Ekonomi dan Transformasi Digital
Investasi senilai Rp37 triliun ini diprediksi akan memberikan dampak besar terhadap perekonomian nasional. Selain membuka ribuan lapangan kerja langsung dan tidak langsung, pusat data ini juga akan mendorong percepatan digitalisasi di berbagai sektor seperti:
- UMKM dan e-commerce, melalui peningkatan kapasitas layanan cloud lokal,
- Pendidikan dan kesehatan, dengan ketersediaan data yang lebih cepat dan aman,
- Pertanian dan perikanan berbasis AI, untuk meningkatkan produktivitas nasional.
Proyek ini juga akan membantu menurunkan biaya layanan digital karena adanya infrastruktur lokal yang kuat, tanpa perlu tergantung pada server luar negeri.
Menuju Kapasitas 900MW: Indonesia Digital Bangkit
Menurut data terbaru dari Kementerian Komunikasi dan Digital, kapasitas pusat data Indonesia saat ini telah mencapai 290MW, melonjak dari hanya 180MW pada awal 2024. Dengan hadirnya EDGNEX dan beberapa pemain lain seperti DCI Indonesia dan Princeton Digital Group, pemerintah menargetkan kapasitas nasional bisa menembus 900MW pada akhir 2025.
Dengan pertumbuhan ini, Indonesia diyakini dapat bersaing dengan Singapura dan Malaysia dalam menjadi Digital Hub Asia Tenggara, menarik lebih banyak investasi dari sektor cloud computing, AI, big data, dan teknologi finansial (fintech).
Kolaborasi Global dan Lokal
Tak hanya dari luar negeri, pembangunan pusat data nasional juga didorong oleh kekuatan lokal. Sebelumnya, perusahaan seperti DCI Indonesia telah lebih dulu meluncurkan pusat data berbasis AI di kawasan Cibitung, Bekasi. Kehadiran EDGNEX menandakan bahwa Indonesia bukan hanya pasar potensial, tetapi juga mitra strategis bagi perusahaan global.
Kolaborasi antara investor asing dan pemain lokal ini diharapkan dapat menciptakan rantai pasok digital yang berkelanjutan, mengurangi kesenjangan teknologi, dan meningkatkan ketahanan data nasional.
