Menurut laporan Reuters (1 Juli 2025), sejumlah pejabat intelijen AS mengungkap bahwa Iran telah memuat ranjau laut ke kapal militernya di Teluk Persia sebagai antisipasi kemungkinan konflik dengan Israel atau AS. Kegiatan ini dianggap sebagai bentuk persiapan penutupan Selat Hormuz, jalur pengiriman minyak global yang sangat vital.
Sumber: Reuters – Iran Siapkan Ranjau di Selat Hormuz
Mengapa Dunia Khawatir?
- Selat Hormuz adalah jalur sempit yang dilalui sekitar 20% minyak dunia, termasuk ekspor dari Arab Saudi, UEA, Iran, dan Irak.
- Jika ranjau dipasang dan selat diblokir, harga minyak global bisa melonjak drastis, memicu inflasi dan gangguan ekonomi dunia.
Ancaman Militer
- Iran diketahui memiliki lebih dari 5.000 ranjau laut, serta armada kapal cepat dan drone tempur yang bisa mengganggu jalur pelayaran.
- Armada AS dan sekutunya di wilayah Teluk kini memperkuat pertahanan laut, termasuk pengiriman kapal penyapu ranjau yang berbasis di Bahrain.
Pernyataan Pejabat
- Pejabat Pentagon menyatakan bahwa aktivitas Iran “memprihatinkan” namun belum berarti serangan langsung akan terjadi.
- Iran menyebut ini sebagai “langkah pertahanan” jika kedaulatan mereka terganggu, terutama oleh campur tangan AS atau serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.
Analisis & Implikasi
- Analis menyebut ini bagian dari strategi deterrence atau pencegahan: Iran ingin mengirim sinyal bahwa mereka punya kekuatan untuk mengganggu jalur energi global.
- Meskipun blokade total belum dilakukan, hanya ancaman ini saja sudah cukup untuk mengguncang pasar energi dan diplomasi global.
Dampak ke Pasar Global
- Harga minyak dunia sempat melonjak hingga $7–$10 per barel pasca laporan tersebut muncul.
- Negara-negara konsumen energi seperti Jepang, Korea Selatan, dan India menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap stabilitas pasokan.
