Jakarta, Mata4.com — Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, mendukung pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau “Whoosh” bermasalah sejak awal.
Wijayanto menilai proyek ini dipaksakan dengan metode reverse planning—proyek dimulai sebelum perencanaan matang, sehingga menimbulkan banyak kendala. “Jika boleh kembali ke masa lalu, proyek Whoosh sebaiknya tidak dijalankan, sama seperti IKN dan Kertajati,” katanya, Senin (20/10/2025).

Luhut sendiri, yang pernah memimpin Komite Proyek KCJB atas penugasan Presiden Jokowi pada 2021, secara terbuka menyebut proyek ini “barang busuk” akibat beban utang hingga US$7,27 miliar yang membebani anggaran negara. Pernyataan ini menuai reaksi miring, termasuk dari mantan Sekretaris BUMN Said Didu yang menyindir Luhut tengah “buang badan”.
Di masa lalu, Luhut pernah memuji proyek KCJB sebagai tonggak sejarah transportasi modern Indonesia saat peresmian kereta “Whoosh” pada Oktober 2023. Namun, kini pernyataannya justru membuka tabir “busuk”nya tata kelola proyek tersebut selama pemerintahan sebelumnya, kata pakar komunikasi Hendri Satrio.
Proyek KCJB menjadi sorotan tajam karena kendala pembebasan lahan, pendanaan pandemi, serta beban utang yang dinilai membebani keuangan negara.
