Jakarta, Mata4.com — Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia resmi melaksanakan aksi korporasi private placement senilai Rp23,67 triliun. Aksi ini dilakukan melalui penerbitan 315,61 miliar saham baru seri D dengan harga Rp75 per saham, sebagai bagian dari strategi pemulihan keuangan pasca restrukturisasi utang besar-besaran beberapa tahun terakhir.
Dana tersebut berasal dari dua sumber utama. Pertama, setoran modal Danantara Asset Management sebesar Rp17,02 triliun. Kedua, konversi pinjaman dari pemegang saham eksisting senilai Rp6,65 triliun.
Langkah ini menandai fase penting dalam memperkuat struktur permodalan dan menyehatkan kembali neraca keuangan perusahaan.
Alokasi Dana dan Tujuan Penggunaan
Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia Thomas Oentoro menjelaskan bahwa sekitar 37 persen dari total dana akan digunakan untuk mendukung operasional perusahaan, termasuk perawatan armada pesawat hingga tahun 2026.
Sementara 63 persen sisanya dialokasikan untuk penyelamatan Citilink, baik melalui penambahan modal maupun pelunasan utang bahan bakar kepada Pertamina yang mencapai USD225 juta.
“Setelah menerima suntikan modal baru sebesar USD1,4 miliar atau sekitar Rp23,6 triliun, Garuda akan mencatat ekuitas positif mencapai USD349 juta,” ujar Thomas dalam keterangan resmi yang dikutip Minggu (9/11/2025).
Dana tersebut akan dicairkan setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan berlangsung Rabu, 12 November 2025.
Transformasi dan Langkah Strategis
Thomas menegaskan bahwa setelah proses Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) rampung, Garuda telah menyiapkan 11 langkah transformasi bisnis.
Transformasi ini diarahkan untuk memperkuat fundamental usaha, meningkatkan produktivitas, serta memastikan keberlanjutan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
“Skema PMTHMETD menjadi pilihan paling optimal untuk mempercepat pemulihan ekuitas dan restorasi armada,” jelasnya.

Menurutnya, kondisi keuangan Garuda yang sempat tertekan akibat pandemi dan beban utang besar menuntut langkah cepat dan efisien agar kinerja kembali stabil.
Dengan tambahan modal baru, Garuda diharapkan dapat memperluas rute penerbangan, meningkatkan efisiensi biaya, dan memperkuat layanan operasional, terutama menjelang musim libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026.
Penyesuaian Nilai Investasi
Suntikan modal dari Danantara Asset Management diketahui mengalami penyesuaian dari rencana awal sebesar Rp29,8 triliun menjadi USD1,4 miliar (sekitar Rp23,6 triliun).
Perubahan nilai ini disepakati dan dikonfirmasi Garuda Indonesia pada 29 Oktober 2025, setelah melalui evaluasi bersama antara manajemen dan investor.
Meski terjadi penurunan nilai investasi, pihak Garuda menyebut bahwa komitmen Danantara untuk memperkuat posisi keuangan perusahaan tetap solid, dan menjadi sinyal positif bagi kepercayaan investor terhadap BUMN penerbangan tersebut.
Dampak bagi Industri Penerbangan Nasional
Langkah penyuntikan modal ini diharapkan tidak hanya memperkuat Garuda Indonesia dan Citilink, tetapi juga membawa dampak domino positif bagi industri penerbangan nasional.
Kementerian Perhubungan sebelumnya menyebut Garuda akan menjadi ujung tombak angkutan udara nasional pada periode Nataru 2025/2026, terutama untuk rute-rute domestik dan daerah wisata.
Dengan posisi keuangan yang lebih sehat, Garuda diharapkan mampu meningkatkan keandalan layanan dan menjaga konektivitas udara di seluruh Indonesia.
Aksi korporasi ini menjadi salah satu langkah terbesar Garuda Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan tambahan modal dan transformasi yang sedang berjalan, perusahaan optimistis mampu bangkit menjadi maskapai nasional yang kompetitif dan berdaya saing global, sekaligus memperkuat kontribusinya bagi perekonomian nasional.
