Jakarta, Mata4.com — Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi membenarkan kabar mengenai rencana penggabungan (merger) antara dua raksasa teknologi di Asia Tenggara, Grab dan GOTO (GoTo Gojek Tokopedia).
Menurut Prasetyo, pemerintah telah menerima laporan mengenai rencana tersebut dan kini tengah mengkaji berbagai skema terbaik untuk memastikan prosesnya berjalan sesuai aturan serta tidak menimbulkan dampak negatif bagi pasar maupun masyarakat.
“Iya. Rencananya memang begitu,” ujar Prasetyo saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (9/11/2025).
Skema Masih Dibahas
Prasetyo menjelaskan bahwa hingga kini belum diputuskan apakah kerja sama itu akan berbentuk merger penuh atau akuisisi oleh salah satu pihak.
“Ya, ini lagi dicari skemanya,” katanya.
Pemerintah, lanjutnya, tidak menetapkan batas waktu khusus untuk proses merger ini. Namun, ia berharap kesepakatan antara kedua perusahaan bisa segera tercapai mengingat besarnya dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor transportasi dan layanan digital di Indonesia.
Danantara (INA) Turut Dilibatkan
Menariknya, Prasetyo juga mengungkapkan bahwa Danantara—nama lain dari Indonesia Investment Authority (INA)—akan dilibatkan dalam aksi korporasi tersebut.
Kendati begitu, ia belum menjelaskan secara rinci bentuk keterlibatan lembaga investasi milik negara tersebut.
“Ada juga Danantara ikut terlibat di situ karena ada proses korporasinya juga yang menjadi bagian dari yang dibicarakan. Makanya minta tolong sabar dulu,” ujar Prasetyo.
Keterlibatan INA dipandang penting untuk memastikan bahwa proses penggabungan dua entitas besar itu tetap berorientasi pada kepentingan nasional serta menjaga keseimbangan ekosistem bisnis digital di dalam negeri.

Pemerintah Bantah Isu Monopoli
Menanggapi kekhawatiran publik terkait potensi monopoli pasar yang mungkin timbul dari merger Grab dan GOTO, Prasetyo menegaskan bahwa tujuan utama langkah ini bukan untuk menguasai pasar, melainkan untuk menjaga keberlangsungan usaha dan jutaan lapangan kerja yang telah tercipta.
“Tujuannya tidak ada yang lain, supaya perusahaan ini tetap berjalan. Karena bagaimana pun, perusahaan ini adalah pelayanan yang di situ tercipta tenaga kerja [bagi] saudara-saudara kita yang menjadi mitra, itu jumlahnya cukup besar,” tegasnya.
Mitra Ojol Sebagai Pahlawan Ekonomi
Lebih lanjut, Prasetyo menyebut para mitra pengemudi ojek online (ojol) sebagai “pahlawan ekonomi” yang memiliki peran penting dalam menjaga perputaran ekonomi nasional, terutama di tengah ketidakpastian global.
“Sekarang kita tersadar bahwa ojol adalah pahlawan ekonomi, menggerakkan ekonomi. Jadi tujuan utamanya arahnya ke situ,” ucapnya.
Ia menambahkan, pemerintah akan terus mengawasi proses penggabungan ini agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi para mitra pengemudi maupun pelaku usaha kecil yang bergantung pada platform digital.
Latar Belakang: Konsolidasi di Tengah Tekanan Pasar
Rencana merger ini muncul di tengah tantangan finansial dan tekanan kompetisi yang dihadapi kedua perusahaan.
Baik Grab maupun GOTO sama-sama mengalami penurunan valuasi dan kinerja saham di bursa akibat persaingan ketat dan kenaikan biaya operasional.
Langkah konsolidasi dianggap sebagai strategi efisiensi sekaligus upaya memperkuat posisi keduanya di pasar transportasi daring, logistik, dan layanan digital Asia Tenggara.
Jika merger ini benar-benar terwujud, maka industri teknologi di kawasan akan menghadapi konstelasi baru, dengan entitas gabungan yang berpotensi menjadi perusahaan teknologi terbesar di Asia Tenggara.
Pemerintah melalui Danantara (INA) disebut akan memainkan peran penting dalam memastikan proses tersebut tetap berpihak pada kepentingan publik dan keberlanjutan ekosistem digital nasional.
