Lumajang, Mata4.com — Gunung Semeru kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik dengan mengeluarkan asap tebal yang membumbung hingga sekitar 1.000 meter di atas puncaknya. Erupsi ini terpantau pada Sabtu pagi berdasarkan laporan resmi Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru yang mencatat peningkatan aktivitas sejak dini hari. Fenomena ini kembali menjadi perhatian warga dan pihak berwenang, mengingat Semeru termasuk salah satu gunung api paling aktif di Indonesia.
Asap Tebal Terpantau Stabil dari Puncak Jonggring Seloko
Petugas PPGA Semeru melaporkan bahwa kolom asap yang keluar dari kawah puncak Jonggring Seloko berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal. Kolom asap bergerak ke arah barat daya, mengikuti pola angin pada pagi hari. Meski tidak disertai lontaran material pijar, peningkatan aktivitas tetap dianggap perlu diwaspadai.
Pengamat gunung api secara rutin melakukan pencatatan visual dan instrumental sejak dini hari setelah terdeteksi adanya peningkatan getaran vulkanik. Aktivitas ini menunjukkan adanya pergerakan magma di dalam tubuh gunung yang dapat memicu erupsi lanjutan.
Status Masih Waspada, Masyarakat Diminta Jaga Jarak
Hingga laporan terakhir dirilis, status aktivitas Gunung Semeru masih berada pada tingkat Level III (Siaga). Dengan status ini, masyarakat, pendaki, dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif, serta diminta untuk menghindari alur sungai yang berhulu di puncak karena berpotensi menjadi jalur aliran lahar panas maupun hujan.
BPBD Lumajang mengimbau warga di kawasan rawan bencana untuk tetap tenang namun waspada. Warga diminta mengikuti arahan aparat, memantau informasi resmi, dan tidak terpancing informasi tidak terverifikasi yang beredar di media sosial.
Potensi Ancaman: Awan Panas dan Lahar Hujan
Para ahli vulkanologi menekankan bahwa kondisi saat ini masih berpotensi memicu awan panas guguran jika terjadi runtuhan material dari kubah lava. Selain itu, musim hujan yang sudah berlangsung meningkatkan risiko lahar hujan, terutama di aliran Sungai Besuk Kobokan, Besuk Bang, dan sekitarnya.
Warga yang tinggal atau beraktivitas dekat bantaran sungai diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hujan intensitas tinggi yang dapat membawa material vulkanik dari puncak Semeru.
Respons Cepat Aparat dan Pemantauan Berkelanjutan
Tim BPBD Lumajang, relawan, dan aparat gabungan sudah dikerahkan untuk memantau kondisi di lapangan, memberikan peringatan dini kepada warga, serta menyiapkan titik evakuasi jika diperlukan. Sementara itu, PVMBG memastikan bahwa pemantauan Gunung Semeru dilakukan secara berkelanjutan melalui pengamatan visual, seismik, hingga pemodelan aktivitas magma.
Laporan harian akan terus diperbarui kepada masyarakat melalui kanal resmi pemerintah daerah, PVMBG, dan PPGA Semeru.
Semeru, Gunung Aktif dengan Riwayat Erupsi Panjang
Gunung Semeru, yang dikenal sebagai atap Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 mdpl, memiliki riwayat aktivitas erupsi berkelanjutan selama puluhan tahun. Dengan karakter erupsi yang cenderung eksplosif dan efusif, kawasan sekitar Semeru sering mengalami dampak erupsi berupa abu vulkanik, guguran material, hingga banjir lahar.
Erupsi terbaru ini menjadi pengingat bahwa masyarakat di wilayah rawan bencana harus terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi dinamika aktivitas gunung api.
Dengan aktivitas yang masih fluktuatif, pihak berwenang mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap mengikuti informasi dari sumber resmi agar dapat menjalankan langkah antisipasi secara tepat. Pemerintah daerah terus memantau perkembangan situasi dan siap melakukan tindakan lanjutan apabila terjadi peningkatan aktivitas signifikan.

