Jakarta, Mata4.com — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Gus Yahya, menegaskan bahwa dirinya masih memegang jabatan resmi sebagai Ketum PBNU yang sah. Pernyataan ini disampaikan di tengah munculnya sejumlah isu dan pertanyaan publik terkait kepemimpinannya, sekaligus untuk menegaskan legitimasi kepengurusan yang berjalan sesuai mekanisme organisasi.
Gus Yahya menegaskan bahwa jabatan ketua umum PBNU diperoleh melalui proses organisasi yang sah dan sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PBNU. “Saya masih dan tetap menjadi Ketua Umum PBNU yang sah menurut mekanisme organisasi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (26/11/2025). Ia menekankan bahwa seluruh keputusan yang diambil dalam kepengurusan PBNU berlaku secara sah dan resmi bagi seluruh anggota organisasi.
Dukungan Pengurus dan Tokoh PBNU
Sejumlah pengurus dan tokoh PBNU menyatakan dukungan penuh terhadap kepemimpinan Gus Yahya. Mereka menilai bahwa stabilitas organisasi dan kelangsungan program-program keagamaan, sosial, dan pendidikan menjadi prioritas utama. Salah satu pengurus PBNU menyampaikan, “Kepemimpinan Gus Yahya konsisten menjaga solidaritas internal PBNU dan keberlanjutan program-program yang sudah berjalan.”
PBNU, sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki jaringan yang tersebar di seluruh provinsi, dengan ribuan pengurus dan anggota aktif. Keputusan ketua umum menjadi sangat strategis karena menentukan arah organisasi, pengembangan program keagamaan, kebijakan sosial, serta kontribusi PBNU terhadap masyarakat luas.
Fokus pada Program dan Pengembangan Organisasi
Dalam pernyataannya, Gus Yahya mengimbau seluruh anggota PBNU untuk tetap fokus pada pengembangan organisasi serta program-program keagamaan, sosial, dan pendidikan. Ia menekankan pentingnya menjaga soliditas internal PBNU, menghindari perpecahan, dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak berdasar. Menurutnya, kerja sama seluruh pengurus dan anggota menjadi kunci agar PBNU tetap kuat dan berperan positif bagi umat Islam dan masyarakat Indonesia secara umum.
Sejarah dan Peran Strategis PBNU
Sejak didirikan, PBNU telah menjadi organisasi yang memiliki peran penting dalam membina umat Islam, mengembangkan pendidikan keagamaan, serta berkontribusi dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan. Kepemimpinan ketua umum menjadi tumpuan dalam mengarahkan strategi organisasi, menjaga hubungan dengan pemerintah, dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik nasional maupun internasional.
Gus Yahya, selama masa kepemimpinannya, telah menginisiasi sejumlah program keagamaan, pendidikan, dan sosial yang menyasar berbagai lapisan masyarakat. Kepemimpinannya dianggap mampu membawa organisasi tetap relevan di tengah dinamika sosial dan perkembangan masyarakat modern.
Menjaga Legitimasi dan Kredibilitas Organisasi
Pernyataan Gus Yahya terkait jabatan sah ketua umum juga merupakan langkah untuk menegaskan legitimasi organisasi. Hal ini penting mengingat PBNU merupakan organisasi besar yang mempengaruhi dinamika keagamaan dan sosial di Indonesia. Menjaga kredibilitas internal menjadi kunci agar seluruh anggota dan masyarakat dapat percaya pada keputusan yang diambil pengurus.
Hingga saat ini, Gus Yahya menegaskan komitmennya untuk melanjutkan kepemimpinan sesuai mekanisme organisasi, menjaga stabilitas internal, dan memastikan PBNU tetap menjadi organisasi inklusif, kuat, serta berkontribusi nyata bagi umat Islam dan masyarakat luas. Ia menegaskan bahwa seluruh program organisasi akan terus dijalankan dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme.

